Penelitian Pendahuluan Tindakan Pembelajaran Siklus I 1 Pertemuan Pertama

37 2 Ruang Lab. FisikaKimiaBiologi 1 Ruang Baik 3 Ruang Lab. Bahasa 1 Ruang Baik 4 Ruang Praktek Komputer 1 Ruang Baik C Penunjang Pendidikan 1 Ruang Perpustakaan 1 Ruang Baik 2 Ruang Ibadah 1 Ruang Baik D Penunjang Lainnya 1 Ruang Toilet 4 Ruang Baik 2 Ruang Gudang 1 Ruang Baik

2. Penelitian Pendahuluan

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti dimulai dengan kegiatan observasi awal di SMA PGRI 56 Ciputat. Kegiatan observasi awal ini meliputi pengamatan tehadap kegiatan pembelajaran yang ada di sekolah dan sarana prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran di SMA PGRI 56 Ciputat. Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa karakteristik siswa kelas X-2 sebagai berikut. a. Pembelajaran yang berlangsung di kelas cukup teratur. Siswa umumnya memperhatikan penjelasan guru. Namun beberapa siswa masih terlihat bermain-main dengan alat-alat pembelajaran yang ada di meja atau meja tulis mereka ataupun membaca bacaan lain ketika guru sedang menjelaskan materi pelajaran. b. Metode mengajar yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan pelajaran bahasa Indonesia kepada siswa sudah cukup bervariasi, antara lain metode ceramah, tanya-jawab, diskusi, pemberian tugas, dan demonstrasi. c. Pada saat mengerjakan tugas di kelas, masih terdapat beberapa siswa yang bertanya dan menyalin pekerjaan teman-temannya. d. Terhitung beberapa siswa yang sangat aktif menjawab dan bertanya kepada guru mengenai materi yang sedang dijelaskan, namun banyak siswa yang sekedar diam dan hanya mendengarkan. 38 Karakteristik anak kelas X-2 yang sudah dipaparkan di atas, peneliti dapat menyimpulkan mengapa peneliti dapat sekaligus menjadi pengajar di sekolah tersebut. Oleh karena itu peneliti lebih mengenal guru pengajar bahasa Indonesia di sekolah tersebut, dengan demikian lebih memudahkan penelitian melaksanakan penelitian tindakan kelas dan peneliti menjadi guru pengajar. 3. Tindakan Pembelajaran Siklus I 3.1 Pertemuan Pertama a. Tahap Perencanaan Pembelajaran siklus I ini terdiri dari dua pertemuan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan pertemuan pertama ini adalah pembuatan RPP, catatan lapangan, dan lembar soal pretest. Materi yang diajarkan pada pertemuan pertama ini mengenai ruang lingkup pengertian dari karangan argumentasi. Untuk menunjang pembelajaran, peneliti juga menyiapkan lembar observasi dan jurnal siswa untuk setiap akhir pertemuan yang diberikan pada siswa. Pada pertemuan pertama ini, stelah guru memberikan soal pretest kepada siswa, guru pun memperkenalkan pengertian dan penggunaan diksi yang tepat dalam membuat karangan argumentasi kepada siswa dengan harapan siswa dapat berlatih secara individu sehingga dapat meningkatkan pembelajaran keterampilan menulis. Penelitian dilaksanakan di kelas X-2 yang berjumlah 33 siswa yang terdiri 15 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Pada pembelajaran karangan argumentasi, peneliti menyampaikan penggunaan diksi dengan menggunakan kata penghubung antarkalimat dengan metode latihan secara individu. Setelah penyampaian materi, siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan. Soal yang tidak mengerti harus dikonfirmasi dahulu kepada peneliti sebelum dilaksanakan kegiatan pembelajaran selanjutnya. b. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan tindakan adalah tahap di mana guru akan merealisasikan perencanaan yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran dilakukan dalam dua kali pertemuan. Pembahasan pelaksanaan tindakan pada pertemuan pertama ini sebagai berikut. 1. Pertemuan PertamaSelasa, 18 Januari 2011 39 Pada pertemuan pertama ini, kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP. Untuk materi yang akan dipelajari pada pertemuan ini mencakup materi karangan argumentasi. Sedangkan tugas yang diberikan adalan tugas penyelesaian soal pretest secara individu. Secara keseluruhan, siswa telah hadir di dalam kelas sebelum guru memasuki ruang kelas. Namun beberapa siswa ada yang sudah siap melaksanakan proses pembelajaran dan ada yang belum siap. Ketika ketua kelas menuntun siswa memberi salam dan doa kepada gurunya baru semua siswa hening dan siap mengikuti pelajaran. Guru langsung membuka pelajaran dengan apersepsi, tujuannya agar kondisi di kelas lebih nyaman ketika sudah saling kenal. Namun, ketika guru memberikan soal pretest untuk dikerjakan, hanya sedikit siswa yang sudah paham dengan soal. Beberapa siswa terlihat sibuk membaca saja tapi tidak bisa menjawab soal. Sedangkan siswa yang bisa mengerjakan soal tersebut merupakan siswa yang sudah paham sehingga mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam prestest. Kemudian guru langsung bertindak dengan menjelaskan cara mengerjakan soal tersebut. Akhirnya mereka pun dapat mengerjakan dengan tingkat pemahaman mereka. Ketika guru memberitahukan bahwa waktu penyelesaian tugas yang diberikan sudah habis, sebagian besar siswa mengeluh dan kaget. Walaupun hanya beberapa siswa saja yang tidak mengumpulkan tugas tepat waktu, sebagian siswa yang mengumpulkan tugas ternyata belum mengisi sebagian soal yang diberikan. Dan ketika guru membahas soal yang diberikan pada tugas tersebut, sebagian kecil siswa tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru. c. Tahap Observasi Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Pengamatan dilakukan oleh peneliti, untuk mengamati keaktifan siswa dalam pembelajaran. Pada awal observasi, peneliti mengalami kendala mengisi lembar observasi, melalui pengamatan yang diteliti akhirnya peneliti dapat mengisi dengan baik. Hasil pengamatan siswa melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel berikut. 40 Tabel 4.7 Hasil Rata-Rata Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Pertemuan Pertama No Proses KBM Pertemuan Ke-1 1 Siswa memperhatikan penjelasan guru. 4 2 Siswa dapat memberikan jawaban atas pertanyaan- pertanyaan guru. 3 3 Siswa mengerjakan tugas dengan baik sesuai waktu yang disediakan. 3 4 Siswa mengemukakan pendapat. 2 5 Siswa dapat menerima materi dengan baik. 4 6 Siswa terlibat langsung dalam beragam kegiatan kelas selama pembelajaran. 4 7 Siswa tampak antusias selama mengikuti pembelajaran. 4 8 Siswa menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu. 3 Jumlah rata-rata keseluruhan 27 Total Skor = Jumlah Skor yang didapat Guru Jumlah pertemuan = 27 2 = 13,5 Keterangan: Skala penilaian rata-rata tiap aspek: 2 = Kurang 3 = Cukup 4 = Baik Skala penilaian jumlah rata-rata: 6 – 10 = Berprestasi rendah 11 – 15 = Berprestasi sedang 41 16 – 20 = Berprestasi tinggi Tabel 4.8 Rata-Rata Skor Penilaian Siswa terhadap Guru Pertemuan Pertama No Proses KBM Rata-rata Pertemuan Ke-1 1 Guru membuka dan menutup pelajaran dengan baik. 104 2 Guru mengaitkan pembelajaran sekarang dengan yang sebelumnya. 101 3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 110 4 Guru memberi motivasi yang positif terhadap siswa selama KBM berlangsung. 101 5 Guru memberi tugas kepada siswa dengan baik. 106 6 Guru bekerjasama dan bertanggung jawab terhadap proses KBM. 106 7 Guru memberi pertanyaan atau menanggapi siswa. 101 8 Guru memberi kesimpulan dari pelajaran saat itu. 100 Jumlah rata-rata keseluruhan 829 Total Skor = Jumlah Skor yang didapat Siswa Jumlah Siswa = 829 33 = 25,12 Keterangan: Skala penilaian rata-rata tiap aspek: 2 = Kurang 3 = Cukup 4 = Baik 42 Skala penilaian jumlah rata-rata: 7 – 16 = Berprestasi rendah 17 – 26 = Berprestasi sedang 27 – 36 = Berprestasi tinggi Pada tabel 4.7 terlihat bahwa dari delapan aspek atau aktivitas yang diobservasi mulai lembar observasi guru pada pertemuan pertama didapatkan rata- rata 13,5 dengan kategori keaktifan berprestasi siswa pada tingkat sedang. Sedangkan pada tabel 4.8 bahwa penilaian siswa terhadap guru, pada pertemuan pertama nilai rata-ratanya 25,12 dengan kategori guru yang berprestasi sedang. Selain lembar observasi guru dan juga lembar observasi siswat terhadap guru, peneliti menggunakan jurnal harian siswa untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran pada pertemuan pertama ini dapat dilihat pada tabel 4.9 Tabel 4.9 Tanggapan Siswa terhadap Tindakan Pertama Tabel tiga hanya menerangkan secara keseluruhan hasil jurnal siswa pada pertemuan pertama, yang mana dari 100 jawaban siswa, rata-rata 90 menjawab seperti yang sudah dipaparkan pada tabel tiga di atas. Selain jurnal siswa ada juga catatan lapangan yang dilakukan guru sekaligus peneliti.  Apakah yang kamu peroleh dari pembelajaran hari ini? Tentang argumentasi, bahwa argumentasi adalah karangan dengan memperhatikan diksi, dijelaskan contoh-contoh argumentasi, dan dapat mengarangnya cukup memuaskan.  Bagaimana pendapat kamu tentang pembelajaran hari ini? Cukup mudah dimengerti, mungkin agak sulit mengerjakannya karena membingungkan. Memberi penjelasan dengan baik dan dapat ditangkap dengan cepat. 43 Pada pertemuan pertama peneliti juga menyebarkan pretest terhadap siswa, di mana peneliti hanya ingin mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa terhadap bacaan sebelum materi disampaikan. Hasil tes tersebut disajikan dalam tabel 4.10. Tabel 4.10 Nilai Pretest Memahami Karangan Argumentasi Aspek Penilaian No. Responden 1 2 3 Skor Kategori Perolehan Skor 1 Chaidir Ali 60 50 50 53 Cukup 2 Darmain Maulana 73 75 65 71 Baik 3 Derta Mahilda 75 75 75 75 Baik 4 Desi Delvia Putri 70 73 70 71 Baik 5 Diki Chanaviar 60 60 60 60 Cukup 6 Dita Puspa Sari 60 60 60 60 Cukup 7 Dwi Ayu Seviani 74 70 65 70 Baik 8 Firgiawan Listanto 60 50 55 55 Cukup 9 Indah P. 65 61 66 64 Baik 10 Iqbal Chanaviar 60 60 60 60 Cukup 11 Kevin Johannes 65 60 65 60 Cukup 12 Mahendra Sadewo 60 60 60 60 Cukup 13 Marselina Ayu V. 73 75 70 73 Baik 14 Mega Andriani 60 65 60 62 Baik 15 Muhammad Aulia Inka N. 60 60 60 60 Cukup 16 Muhammad Sulaeman 60 60 60 60 Cukup 17 Nenengsi 65 60 65 63 Baik 18 Rafina Fitriyani 74 75 65 71 Baik 19 Ratnasari 70 74 65 70 Baik 20 Ratu Balkhis 65 66 60 64 Baik 21 Rista Nurhayati 60 60 70 63 Baik 22 Rizky Agustian 65 66 60 62 Baik 44 23 Santika 60 50 55 55 Cukup 24 Shalehah Putry 75 75 77 76 Baik 25 Vicky Mirhad Akbar 60 60 60 60 Cukup 26 Vidi Melinda 70 65 71 67 Baik 27 Wita Hartini 75 65 70 70 Baik 28 Yudi Ariyanto 65 60 65 63 Baik 29 M. Fadillah 64 65 55 61 Baik 30 Nur Indah Asry A. 64 50 55 56 Cukup 31 Devilia A. 70 70 52 64 Baik 32 Hamdani 65 75 50 63 Baik 33 Rini Juriah 65 60 55 60 Cukup Total Skor = Jumlah Skor yang didapat siswa Jumlah siswa = 2107 33 = 63,8 Berdasarkan tabel diperoleh tingkat penguasaan tertinggi, tingkat penguasaan rendah, rata-rata penguasaan yang dirangkum dalam tabel 4.11. Tabel 4.11 Presentase Tingkat Penguasaan Belajar untuk Akhir Siklus Tingkat Penguasaan Sikus I Nilai Tertinggi Siswa 76 Nilai Terendah Siswa 53 Rata-rata nilai siswa 63,8 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai pretest siswa masih dari nilai KKM 65, yaitu nilai rata-rata 63,8. Dalam hal ini maka harus ada tindak lanjut pada pertemuan kedua. 45 d. Tahap Refleksi Setelah melihat hasil peniaian pretest, lembar observasi guru maupun lembar observasi siswa, hasil jurnal, dan catatan lapangan, masih banyak yang perludiperbaiki dalam kegiatan pertemuan pertama ini. Persiapan guru pada pertemuan selanjutnya harus ditingkatkan. Prestest yang dapat dilihat pada tabel 4.10 hasil rata-ratanya kurang mencukupi dari nilai KKM 65 dan hasilnya 63,8. Dari 33 siswa yang mendapat nilai terendah yiatu 53, di mana penggunaan konjungsinya kurang tepat sehingga mendapat penilaian terendah seluruh siswa. Pada hasil lembar observasi guru terhadap keaktifan siswa, dapat dilihat pada poin keempat yang mendapat skor 2 kurang, hal ini menyatakan keaktifan siswa masih kurang baik. Selanjutnya dapat dilihat pada jurnal siswa yang mana pernyataan siswa dalam pembelajaran hari ini merasa kesulitan dalam memahami karangan argumentasi, namun ketika memperhatikan penjelasan guru sedikit demi sedikit memahami juga walau tidak secara keseluruhan. Selain itu dalam catatan lapangan ini terdapat beberapa catatan sebagaimana tampil pada tabel 4.12. Tabel 4.12 Catatan Lapangan Pertemuan Pertama No. KendalaKesulitan Guru SolusiSaran Perbaikan 1 Guru kurang memotivasi siswa pada awal pembelajaran Guru memberikan motivasi awal pada setiap pertemuan 2 Waktu untuk mengerjakan pretest sangat lama karena siswa terlalu sering bertanya mengenai soal tersebut sehingga siswa merasa untuk bertanya mengenai pelajaran kepada guru terlalu sedikit. Guru membagi waktu untuk mengerjakan tugas harus lebih tepat, agar jelang akhir pertemuan dapat dijadikan sesi tanya jawab pada siswa sehingga siswa dapat bertanya tentang pelajaran yang kurang dimengerti hari ini. Perencanaan selanjutnya untuk pertemuan kedua untuk memperbaiki pertemuan pertama adalah dengan menerapkan metode latihan secara individu dalam proses menulis karangan argumentasi dengan penggunaan konjungsi dengan baik dan benar. 46

3.2 Pertemuan Kedua

a. Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan dalam pertemuan kedua ini, peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP untuk pertemuan kedua melanjutkan dari pertemuan pertam, lembar observasi siswa dan guru, jurnal siswa, catatan lapangan, dan yang terakhir lembar soal postest di mana lembar ini menyatakan pada akhir siklus I ini. Materi yang diajarkan pada siklus I ini mengenai ruang lingkup metode latihan secara individu, pengertian konjungsi, macam-macam konjungsi, penggunaan konjungsi, dan pengertian karangan argumentasi. Untuk menunjang pembelajaran, peneliti juga telah menyiapkan lembar angket untuk akhir sikus I yang diberikan pada siswa. b. Tahap Pelaksanaan 1. Pertemuan KeduaKamis, 20 Januari 2011 Untuk pertemuan kedua ini akan dilaksanakan proses pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan memperhatikan penggunaan konjungsi dengan baik dan benar. Pada pertemuan ini, terdapat satu siswa yang belum hadir ketika guru telah memasuki kelas dengan alasan masih di kantin. Dalam mencatat materi yang diberikan, siswa terlihat antusias. Namun kenyataannya ketika siswa mencatat materi yang ada di papan tulis, guru sedikit bertanya tentang karangan argumentasi tersebut, ada beberapa siswa yang belum mengerti karena mereka terlihat mengobrol dengan teman sebangkunya ketika guru memberikan penjelasan materi. Guru kemudian bersikap tegas melarang mereka mengobrol lagi pada saat guru sedang menjelaskan materi. Para siswa terlihat serius ketika mengerjakan soal postest, dan mereka mencoba mengikuti langkah-langkah pembuatan karangan argumentasi. Dengan adanya data-data yang mengarah pada meningkatnya kemampuan memahami penggunaan konjungsi dalam belajar bahasa Indonesia, maka penelitian ini dapat dihentikan pada siklus I dan dianggap penerapan metode latihan secara individu dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hasil belajar melalui tes akhir siklus I sudah 47 menunjukkan hasil yang meningkat dengan rata-rata tes siswa mengalami peningkatan. Hasil skor akhir siswa postest dapat dilihat pada tabel 4.13. Tabel 4.13 Data Perolehan Siswa Nilai Postest pada Akhir Siklus Aspek Penilaian No. Responden 1 2 3 Skor Kategori Perolehan Skor 1 Chaidir Ali 75 75 65 72 Baik 2 Darmain Maulana 76 75 65 72 Baik 3 Derta Mahilda 80 80 80 80 Baik 4 Desi Delvia Putri 75 75 75 75 Baik 5 Diki Chanaviar 75 65 65 68 Cukup 6 Dita Puspa Sari 75 75 75 75 Baik 7 Dwi Ayu Seviani 75 77 73 75 Baik 8 Firgiawan Listanto 75 76 75 75 Baik 9 Indah P. 80 75 76 77 Baik 10 Iqbal Chanaviar 70 65 65 67 Cukup 11 Kevin Johannes 70 70 70 70 Baik 12 Mahendra Sadewo 70 69 65 78 Baik 13 Marselina Ayu V. 78 80 77 78 Baik 14 Mega Andriani 80 84 81 82 Sangat Baik 15 Muhammad Aulia Inka N. 80 75 75 77 Baik 16 Muhammad Sulaeman 75 75 75 75 Baik 17 Nenengsi 78 75 78 77 Baik 18 Rafina Fitriyani 80 78 85 81 Sangat Baik 19 Ratnasari 81 75 77 78 Baik 20 Ratu Balkhis 78 75 75 76 Baik 21 Rista Nurhayati 79 74 79 77 Baik 22 Rizky Agustian 75 75 65 72 Baik 23 Santika 75 75 65 72 Baik 24 Shalehah Putry 88 85 85 86 Sangat Baik 48 25 Vicky Mirhad Akbar 80 77 75 77 Baik 26 Vidi Melinda 75 75 74 75 Baik 27 Wita Hartini 75 73 77 75 Baik 28 Yudi Ariyanto 75 75 75 75 Baik 29 M. Fadillah 75 75 70 73 Baik 30 Nur Indah Asry A. 75 74 70 73 Baik 31 Devilia A. 70 73 75 73 Baik 32 Hamdani 74 75 74 74 Baik 33 Rini Juriah 65 66 60 64 Cukup Total Skor = Jumlah Skor yang didapat siswa Jumlah siswa = 2474 33 = 74,9 Berdasarkan tabel diperoleh tingkat penguasaan tertinggi, tingkat penguasaan rendah, rata-rata tingkat penguasaan yang dirangkum dalam tabel 4.14. Tabel 4.14 Presentase Tingkat Penguasaan Belajar untuk Akhir Siklus Tingkat Penguasaan Sikus I Nilai Tertinggi Siswa 86 Nilai Terendah Siswa 64 Rata-rata nilai siswa 74,9 Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai pretest siswa masih dari nilai KKM 65, yaitu nilai rata-rata 75,1. Ada beberapa siswa yang mendapatkan nilai terbaik dengan poin 81, 82, dan 86. Peningkatan kemampuan menulis karangan argumentasi di mana dapat diurutkan dengan baik dengan penggunaan konjungsi antarkalimat yang digunakan tepat. Hal ini terjadi karena siswa tersebut termasuk siswa yang sering berlatih menulis. Namun ada siswa yang masih 49 mendapat nilai di bawah nilai KKM yaitu 64. Hal ini terjadi karena siswa tersebut masih belum memahami benar mengenai karangan argumentasi dengan penggunaan konjungsi antarkalimat secara tepat. Setelah postest selesai guru menyebarkan lembar observasi guru dan siswa. c. Tahap Observasi Tahap ini pada dasarnya berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Hasil pengamatan aktivitas siswa lembar observasi siswa dan lembar observasi guru tersebut dapat dilihat padatabel 4.15 dan tabel 4.16. Tabel 4.15 Hasil Rata-Rata Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Pertemuan Kedua No Proses KBM Pertemuan Ke-2 1 Siswa memperhatikan penjelasan guru. 4 2 Siswa dapat memberikan jawaban pertanyaan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan guru. 4 3 Siswa mengerjakan tugas dengan baik sesuai waktu yang disediakan. 4 4 Siswa mengemukakan pendapat. 4 5 Siswa dapat menerima materi dengan baik. 4 6 Siswa terlibat langsung dalam beragam kegiatan kelas selama pembelajaran. 4 7 Siswa tampak antusias selama mengikuti pembelajaran. 4 8 Siswa menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu. 4 Jumlah rata-rata keseluruhan 32 Total Skor = Jumlah Skor yang didapat Guru Jumlah pertemuan = 32 2 = 16 50 Keterangan: Skala penilaian rata-rata tiap aspek: 2 = Kurang 3 = Cukup 4 = Baik Skala penilaian jumlah rata-rata: 6 – 10 = Berprestasi rendah 11 – 15 = Berprestasi sedang 16 – 20 = Berprestasi tinggi Tabel 4.16 Rata-Rata Skor Penilaian Siswa terhadap Guru Pertemuan Kedua No Proses KBM Rata-rata Pertemuan Ke-2 1 Guru membuka dan menutup pelajaran dengan baik. 118 2 Guru mengaitkan pembelajaran sekarang dengan yang sebelumnya. 114 3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 120 4 Guru memberi motivasi yang positif terhadap siswa selama KBM berlangsung. 113 5 Guru memberi tugas kepada siswa dengan baik. 118 6 Guru bekerjasama dan bertanggung jawab terhadap proses KBM. 121 7 Guru memberi pertanyaan atau menanggapi siswa. 118 8 Guru memberi kesimpulan dari pelajaran saat itu. 120 Jumlah rata-rata keseluruhan 942 51 Total Skor = Jumlah Skor yang didapat Siswa Jumlah Siswa = 924 33 = 28,5 Keterangan: Skala penilaian rata-rata tiap aspek: 2 = Kurang 3 = Cukup 4 = Baik Skala penilaian jumlah rata-rata: 7 – 16 = Berprestasi rendah 17 – 26 = Berprestasi sedang 27 – 36 = Berprestasi tinggi Pada tabel 4.15 terlihat bahwa dari delapan aspek atau aktivitas yang diobservasi mulai lembar observasi guru pada pertemuan pertama hingga pertemuan kedua mengalami peningkatan, didapatkan rata-rata 16 dengan kategori keaktifan berprestasi siswa pada tingkat tinggi. Sedangkan pada tabel 4.16 bahwa penilaian siswa terhadap guru, pada pertemuan pertemuan pertama sedang dan pada pertemuan kedua meningkat mendapat nilai rata-ratanya 28,5 dengan kategori guru yang berpretasi tingkat tinggi. Selain lembar observasi guru dan siswa, peneliti juga menyebarkan jurnal siswa pada pertemuan kedua ini. Hasil jurnal siswa pada pertemuan kedua ini adalah di mana anak-anak merasa senang karena pembelajaran hari ini dapat memotivasi untuk ujian minggu depan, selain itu siswa menjadi rajin lagi dalam belajar. d. Tahap Refleksi Dalam proses pembelajaran, metode latihan individu telah berhasil membuat siswa lebih semangat dalam belajar. Perasaan senang dalam belajar. Peningkatan 52 rata-rata kemampuan pemahaman siswa dalam karangan argumentasi terjadi karena dalam proses pembelajaran siswa terlibat aktif. Hal tersebut dapat dilihat pada lembar observasi keaktifan siswa pada poin empat yang mana pada pertemuan pertama mendapat nilai dua. Namun pada pertemuan kedua meningkat mendapat nilai empat. Penerapan metode latihan membuat siswa lebih tertarik untuk belajar bahasa Indonesia, khususnya mempelajari karangan argumentasi. Selain itu peneliti menyebarkan angket persepsi siswa terhadap penggunaan metode latihan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Penyebaran angket tersebut dilakukan setelah pelaksanaan siklus I selesai. Hasil angket tersebut disajikan sebagai berikut. Tabel 4.17 Hasil Angket Persepsi Siswa terhadap Metode Latihan Individu Ya Tidak No Pertanyaan Jumlah Jumlah 1 Apakah kamu suka menulis? 19 57,58 14 42,42 2 Pernahkah kamu menulis karangan argumentasi? 20 60,60 13 39,40 3 Apakah kamu tahu metode latihan sebelumnya? 11 33,33 22 66,67 4 Apakah kamu tahu penggunaan konjungsi sebelumnya? 16 48,48 17 51,52 5 Apakah kamu pernah menulis karangan argumentasi dengan memperhatikan penggunaan konjungsi dengan tepat? 24 72,73 9 27,27 6 Apakah belajar menulis karangan argumentasi menggunakan metode latihan menyenangkan? 25 75,76 8 24,24 7 Apakah kamu mengalami kesulitan dalam KBM hari ini? 14 42,42 19 57,58 53 8 Apakah kamu berkesan terhadap pembelajaran karangan argumentasi dengan menggunakan metode latihan? 26 78,79 7 21,21 9 Apakah kamu merasa jenuh ketika pelajaran bahasa Indonesia akan dimulai? 10 30,30 23 69,70 10 Apakah kamu yakin akan lebih bertambah pemahaman kamu terhadap menulis karangan argumentasi ketika dengan metode latihan secara individual? 29 87,88 4 12,12 Dari tabel di atas bisa dikatakan bahwa terdapat peningkatan belajar bahasa Indonesia siswa dan indikator keberhasilan pun sudah tercapai maka penelitian dihentikan di siklus I sesuai dengan target yang direncanakan.

B. Pemeriksaan Keabsahan Data

Dokumen yang terkait

Peningkatan pemahaman wacana argumentasi melalui penerapan strategi PQ4R (penelitian tindakan pada siswa kelas XI SMA Islam Al-Mukhlisin)

1 18 89

Peningkatan kemampuan reduplikasi dalam karangan narasi dengan metode tugas individu: penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VIII SMP PGRI 2 Ciputat

12 84 118

Analisis kesalahan penggunaan konjungsi dalam karangan argumentasi siswa x SMA Ar- Ridwan Bekasi Tahun pelajaran 2011-2013

1 8 82

Penerapan peta pikiran (mind maps) sebagai upaya peningkatan kemampuan menulis karangan ekposisi siswa kelas X sekolah (SMK) PGRI Babakanmadang

2 14 109

Peningkatan kemampuan menulis argumentasi dengan metode mind mapping ( peta pikiran) siswa kelas X SMA Muhammadiyah 25 Pamulang, Tangerang Selatan

0 3 128

Penggunaan konjungsi dalam karangan deskripsi siswa kelas X di MA Darul Ma’arif Tahun Pelajaran 2013/2014

1 16 105

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA N GONDANGREJO Analisis Kesalahan Penggunaan Konjungsi Dalam Karangan Argumentasi Siswa Kelas X Sma N Gondangrejo.

0 9 18

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA N GONDANGREJO Analisis Kesalahan Penggunaan Konjungsi Dalam Karangan Argumentasi Siswa Kelas X Sma N Gondangrejo.

0 2 12

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kesalahan Penggunaan Konjungsi Dalam Karangan Argumentasi Siswa Kelas X Sma N Gondangrejo.

0 3 35

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA ARTIKEL OPINI SURAT KABAR : Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X IPA 7 SMA Negeri 3 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 51