37 2
Ruang Lab. FisikaKimiaBiologi 1 Ruang
Baik 3
Ruang Lab. Bahasa 1 Ruang
Baik 4
Ruang Praktek Komputer 1 Ruang
Baik
C Penunjang Pendidikan
1 Ruang Perpustakaan
1 Ruang Baik
2 Ruang Ibadah
1 Ruang Baik
D Penunjang Lainnya
1 Ruang Toilet
4 Ruang Baik
2 Ruang Gudang
1 Ruang Baik
2. Penelitian Pendahuluan
Penelitian  tindakan  kelas  yang  dilakukan  oleh  peneliti  dimulai  dengan kegiatan  observasi  awal  di  SMA  PGRI 56  Ciputat. Kegiatan  observasi  awal  ini
meliputi  pengamatan  tehadap  kegiatan  pembelajaran  yang  ada  di  sekolah  dan sarana  prasarana  yang  menunjang  kegiatan  pembelajaran  di  SMA  PGRI 56
Ciputat. Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa karakteristik siswa kelas X-2 sebagai berikut.
a. Pembelajaran  yang  berlangsung  di  kelas  cukup  teratur.  Siswa  umumnya memperhatikan  penjelasan  guru.  Namun  beberapa  siswa  masih  terlihat
bermain-main dengan alat-alat pembelajaran  yang ada di meja  atau meja tulis mereka  ataupun membaca bacaan lain ketika  guru sedang menjelaskan materi
pelajaran. b. Metode  mengajar  yang  digunakan  oleh  guru  dalam  menyampaikan  pelajaran
bahasa  Indonesia  kepada  siswa  sudah  cukup  bervariasi,  antara  lain  metode ceramah, tanya-jawab, diskusi, pemberian tugas, dan demonstrasi.
c. Pada  saat  mengerjakan  tugas  di  kelas,  masih  terdapat  beberapa  siswa  yang bertanya dan menyalin pekerjaan teman-temannya.
d. Terhitung  beberapa  siswa  yang  sangat  aktif  menjawab  dan  bertanya  kepada guru  mengenai  materi  yang  sedang  dijelaskan,  namun  banyak  siswa  yang
sekedar diam dan hanya mendengarkan.
38 Karakteristik anak kelas X-2 yang sudah dipaparkan di atas, peneliti dapat
menyimpulkan  mengapa  peneliti  dapat  sekaligus  menjadi  pengajar  di  sekolah tersebut. Oleh karena itu peneliti lebih mengenal guru pengajar bahasa Indonesia
di sekolah tersebut, dengan demikian lebih memudahkan penelitian melaksanakan penelitian tindakan kelas dan peneliti menjadi guru pengajar.
3. Tindakan Pembelajaran Siklus I 3.1 Pertemuan Pertama
a. Tahap Perencanaan Pembelajaran  siklus  I  ini  terdiri  dari  dua  pertemuan.  Kegiatan  yang
dilakukan pada tahap perencanaan pertemuan pertama ini adalah pembuatan RPP, catatan lapangan, dan lembar soal pretest. Materi yang diajarkan pada pertemuan
pertama ini mengenai ruang lingkup pengertian dari karangan argumentasi. Untuk menunjang  pembelajaran,  peneliti  juga  menyiapkan  lembar  observasi  dan  jurnal
siswa untuk setiap akhir pertemuan yang diberikan pada siswa. Pada pertemuan pertama ini, stelah guru memberikan soal pretest kepada
siswa,  guru  pun  memperkenalkan  pengertian  dan  penggunaan  diksi  yang  tepat dalam membuat karangan argumentasi kepada siswa dengan harapan siswa dapat
berlatih secara individu sehingga dapat meningkatkan pembelajaran keterampilan menulis.  Penelitian  dilaksanakan  di  kelas  X-2  yang  berjumlah 33  siswa  yang
terdiri 15  siswa  laki-laki  dan 18  siswa  perempuan. Pada  pembelajaran  karangan argumentasi, peneliti menyampaikan penggunaan diksi dengan menggunakan kata
penghubung  antarkalimat  dengan  metode  latihan  secara  individu.  Setelah penyampaian  materi,  siswa  mengerjakan  soal  latihan  yang diberikan.  Soal  yang
tidak  mengerti  harus  dikonfirmasi  dahulu  kepada  peneliti  sebelum  dilaksanakan kegiatan pembelajaran selanjutnya.
b. Tahap Pelaksanaan Tahap  pelaksanaan  tindakan  adalah  tahap  di  mana  guru  akan
merealisasikan  perencanaan  yang  telah  dibuat  pada  tahap  perencanaan.  Kegiatan pembelajaran  dilakukan  dalam  dua  kali  pertemuan.  Pembahasan  pelaksanaan
tindakan pada pertemuan pertama ini sebagai berikut. 1. Pertemuan PertamaSelasa, 18 Januari 2011
39 Pada  pertemuan  pertama  ini,  kegiatan  pembelajaran  dilaksanakan  sesuai
dengan  rencana  pelaksanaan  pembelajaran  RPP.  Untuk  materi  yang  akan dipelajari pada pertemuan ini mencakup materi karangan argumentasi. Sedangkan
tugas yang diberikan adalan tugas penyelesaian soal pretest secara individu. Secara  keseluruhan,  siswa  telah  hadir  di  dalam  kelas  sebelum  guru
memasuki ruang kelas. Namun beberapa siswa ada yang sudah siap melaksanakan proses pembelajaran dan ada yang belum siap. Ketika ketua kelas menuntun siswa
memberi  salam  dan  doa  kepada  gurunya  baru  semua  siswa  hening  dan  siap mengikuti pelajaran.
Guru  langsung  membuka  pelajaran  dengan  apersepsi,  tujuannya  agar kondisi  di  kelas  lebih  nyaman  ketika  sudah  saling  kenal.  Namun,  ketika  guru
memberikan soal pretest untuk dikerjakan, hanya sedikit siswa yang sudah paham dengan  soal.  Beberapa  siswa  terlihat  sibuk  membaca  saja  tapi  tidak  bisa
menjawab soal. Sedangkan siswa yang bisa mengerjakan soal tersebut merupakan siswa yang sudah paham sehingga mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
ada dalam prestest. Kemudian guru langsung bertindak dengan menjelaskan cara mengerjakan  soal  tersebut.  Akhirnya  mereka  pun  dapat  mengerjakan  dengan
tingkat pemahaman mereka. Ketika  guru  memberitahukan  bahwa  waktu  penyelesaian  tugas  yang
diberikan  sudah  habis,  sebagian  besar  siswa  mengeluh  dan  kaget.  Walaupun hanya beberapa siswa saja yang tidak mengumpulkan tugas tepat waktu, sebagian
siswa  yang  mengumpulkan  tugas  ternyata  belum  mengisi  sebagian  soal  yang diberikan.  Dan  ketika  guru  membahas  soal  yang  diberikan  pada  tugas  tersebut,
sebagian kecil siswa tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru. c. Tahap Observasi
Tahap  observasi  dilakukan  bersamaan  dengan  tahap  pelaksanaan. Pengamatan  dilakukan  oleh  peneliti,  untuk  mengamati  keaktifan  siswa  dalam
pembelajaran.  Pada  awal  observasi,  peneliti  mengalami  kendala  mengisi  lembar observasi,  melalui  pengamatan  yang  diteliti  akhirnya  peneliti  dapat  mengisi
dengan baik. Hasil pengamatan siswa melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel berikut.
40 Tabel 4.7
Hasil Rata-Rata Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Pertemuan Pertama
No Proses KBM
Pertemuan Ke-1
1 Siswa memperhatikan penjelasan guru.
4 2
Siswa  dapat  memberikan  jawaban  atas  pertanyaan- pertanyaan guru.
3 3
Siswa mengerjakan tugas dengan baik sesuai waktu yang disediakan.
3
4 Siswa mengemukakan pendapat.
2 5
Siswa dapat menerima materi dengan baik. 4
6 Siswa  terlibat  langsung  dalam  beragam  kegiatan  kelas
selama pembelajaran. 4
7 Siswa tampak antusias selama mengikuti pembelajaran.
4 8
Siswa menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu. 3
Jumlah rata-rata keseluruhan 27
Total Skor = Jumlah Skor yang didapat Guru Jumlah pertemuan
= 27 2
= 13,5 Keterangan:
Skala penilaian rata-rata tiap aspek: 2 = Kurang
3 = Cukup 4 = Baik
Skala penilaian jumlah rata-rata: 6 – 10  = Berprestasi rendah
11 – 15 = Berprestasi sedang
41 16 – 20 = Berprestasi tinggi
Tabel 4.8 Rata-Rata Skor Penilaian Siswa terhadap Guru Pertemuan Pertama
No Proses KBM
Rata-rata Pertemuan Ke-1
1 Guru membuka dan menutup pelajaran dengan baik.
104 2
Guru  mengaitkan  pembelajaran  sekarang  dengan  yang sebelumnya.
101 3
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 110
4 Guru  memberi  motivasi  yang  positif  terhadap  siswa
selama KBM berlangsung. 101
5 Guru memberi tugas kepada siswa dengan baik.
106 6
Guru  bekerjasama  dan  bertanggung  jawab  terhadap proses KBM.
106 7
Guru memberi pertanyaan atau menanggapi siswa. 101
8 Guru memberi kesimpulan dari pelajaran saat itu.
100 Jumlah rata-rata keseluruhan
829
Total Skor = Jumlah Skor yang didapat Siswa Jumlah Siswa
= 829 33
= 25,12
Keterangan: Skala penilaian rata-rata tiap aspek:
2 = Kurang 3 = Cukup
4 = Baik
42 Skala penilaian jumlah rata-rata:
7 – 16  = Berprestasi rendah 17 – 26 = Berprestasi sedang
27 – 36 = Berprestasi tinggi
Pada  tabel 4.7  terlihat  bahwa  dari  delapan  aspek  atau  aktivitas  yang diobservasi mulai lembar observasi guru pada pertemuan pertama didapatkan rata-
rata 13,5  dengan  kategori  keaktifan  berprestasi  siswa  pada  tingkat  sedang. Sedangkan  pada  tabel 4.8  bahwa  penilaian  siswa  terhadap  guru,  pada  pertemuan
pertama nilai rata-ratanya 25,12 dengan kategori guru yang berprestasi sedang. Selain  lembar  observasi  guru  dan  juga  lembar  observasi  siswat  terhadap
guru,  peneliti  menggunakan  jurnal  harian  siswa  untuk  mengetahui  tanggapan siswa terhadap pembelajaran pada pertemuan pertama ini dapat dilihat pada tabel
4.9 Tabel 4.9
Tanggapan Siswa terhadap Tindakan Pertama
Tabel  tiga  hanya  menerangkan  secara  keseluruhan  hasil  jurnal  siswa  pada pertemuan  pertama,  yang  mana  dari 100  jawaban  siswa,  rata-rata 90
menjawab  seperti  yang  sudah  dipaparkan  pada  tabel  tiga  di  atas.  Selain  jurnal siswa ada juga catatan lapangan yang dilakukan guru sekaligus peneliti.
 Apakah yang kamu peroleh dari pembelajaran hari ini?
Tentang  argumentasi,  bahwa  argumentasi  adalah  karangan  dengan memperhatikan  diksi,  dijelaskan  contoh-contoh  argumentasi,  dan  dapat
mengarangnya cukup memuaskan.
 Bagaimana pendapat kamu tentang pembelajaran hari ini?
Cukup  mudah  dimengerti,  mungkin  agak  sulit  mengerjakannya  karena membingungkan.  Memberi  penjelasan  dengan  baik  dan  dapat  ditangkap
dengan cepat.
43 Pada pertemuan pertama peneliti juga menyebarkan pretest terhadap siswa,
di mana peneliti hanya ingin mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa terhadap bacaan sebelum materi disampaikan. Hasil tes tersebut disajikan dalam tabel 4.10.
Tabel 4.10 Nilai Pretest Memahami Karangan Argumentasi
Aspek Penilaian No.
Responden 1
2 3
Skor Kategori Perolehan
Skor
1 Chaidir Ali
60 50
50 53
Cukup 2
Darmain Maulana 73
75 65
71 Baik
3 Derta Mahilda
75 75
75 75
Baik 4
Desi Delvia Putri 70
73 70
71 Baik
5 Diki Chanaviar
60 60
60 60
Cukup 6
Dita Puspa Sari 60
60 60
60 Cukup
7 Dwi Ayu Seviani
74 70
65 70
Baik 8
Firgiawan Listanto 60
50 55
55 Cukup
9 Indah P.
65 61
66 64
Baik 10
Iqbal Chanaviar 60
60 60
60 Cukup
11 Kevin Johannes
65 60
65 60
Cukup 12
Mahendra Sadewo 60
60 60
60 Cukup
13 Marselina Ayu V.
73 75
70 73
Baik 14
Mega Andriani 60
65 60
62 Baik
15 Muhammad Aulia Inka N.
60 60
60 60
Cukup 16
Muhammad Sulaeman 60
60 60
60 Cukup
17 Nenengsi
65 60
65 63
Baik 18
Rafina Fitriyani 74
75 65
71 Baik
19 Ratnasari
70 74
65 70
Baik 20
Ratu Balkhis 65
66 60
64 Baik
21 Rista Nurhayati
60 60
70 63
Baik 22
Rizky Agustian 65
66 60
62 Baik
44 23
Santika 60
50 55
55 Cukup
24 Shalehah Putry
75 75
77 76
Baik 25
Vicky Mirhad Akbar 60
60 60
60 Cukup
26 Vidi Melinda
70 65
71 67
Baik 27
Wita Hartini 75
65 70
70 Baik
28 Yudi Ariyanto
65 60
65 63
Baik 29
M. Fadillah 64
65 55
61 Baik
30 Nur Indah Asry A.
64 50
55 56
Cukup 31
Devilia A. 70
70 52
64 Baik
32 Hamdani
65 75
50 63
Baik 33
Rini Juriah 65
60 55
60 Cukup
Total Skor = Jumlah Skor yang didapat siswa Jumlah siswa
= 2107 33
= 63,8
Berdasarkan  tabel  diperoleh  tingkat  penguasaan  tertinggi,  tingkat penguasaan rendah, rata-rata penguasaan yang dirangkum dalam tabel 4.11.
Tabel 4.11 Presentase Tingkat Penguasaan Belajar untuk Akhir Siklus
Tingkat Penguasaan Sikus I
Nilai Tertinggi Siswa 76
Nilai Terendah Siswa 53
Rata-rata nilai siswa 63,8
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai pretest siswa masih  dari nilai KKM 65,  yaitu nilai rata-rata 63,8. Dalam hal ini maka harus ada tindak lanjut
pada pertemuan kedua.
45 d. Tahap Refleksi
Setelah  melihat  hasil  peniaian  pretest,  lembar  observasi  guru  maupun lembar  observasi  siswa,  hasil  jurnal,  dan  catatan  lapangan,  masih  banyak  yang
perludiperbaiki  dalam  kegiatan  pertemuan  pertama  ini.  Persiapan  guru  pada pertemuan  selanjutnya  harus  ditingkatkan. Prestest  yang  dapat  dilihat  pada  tabel
4.10 hasil rata-ratanya kurang mencukupi dari nilai KKM 65 dan hasilnya 63,8. Dari 33  siswa  yang  mendapat  nilai  terendah  yiatu 53,  di  mana  penggunaan
konjungsinya  kurang  tepat  sehingga  mendapat  penilaian  terendah  seluruh  siswa. Pada hasil lembar observasi guru terhadap keaktifan siswa, dapat dilihat pada poin
keempat  yang  mendapat  skor 2  kurang,  hal  ini  menyatakan  keaktifan  siswa masih  kurang  baik.  Selanjutnya  dapat  dilihat  pada  jurnal  siswa  yang  mana
pernyataan siswa dalam pembelajaran hari ini merasa kesulitan dalam memahami karangan argumentasi, namun ketika memperhatikan penjelasan guru sedikit demi
sedikit memahami juga  walau tidak secara keseluruhan. Selain itu dalam catatan lapangan ini terdapat beberapa catatan sebagaimana tampil pada tabel 4.12.
Tabel 4.12 Catatan Lapangan Pertemuan Pertama
No. KendalaKesulitan Guru
SolusiSaran Perbaikan
1 Guru  kurang  memotivasi  siswa
pada awal pembelajaran Guru  memberikan  motivasi  awal  pada
setiap pertemuan 2
Waktu  untuk  mengerjakan  pretest sangat  lama  karena  siswa  terlalu
sering  bertanya  mengenai  soal tersebut  sehingga  siswa  merasa
untuk  bertanya  mengenai  pelajaran kepada guru terlalu sedikit.
Guru membagi waktu untuk mengerjakan tugas  harus  lebih  tepat,  agar  jelang  akhir
pertemuan  dapat  dijadikan  sesi  tanya jawab  pada  siswa  sehingga  siswa  dapat
bertanya  tentang  pelajaran  yang  kurang dimengerti hari ini.
Perencanaan  selanjutnya  untuk  pertemuan  kedua  untuk  memperbaiki pertemuan  pertama  adalah  dengan  menerapkan  metode  latihan  secara  individu
dalam  proses  menulis  karangan  argumentasi  dengan  penggunaan  konjungsi dengan baik dan benar.
46
3.2 Pertemuan Kedua
a. Tahap Perencanaan Pada  tahap  perencanaan  dalam  pertemuan  kedua  ini,  peneliti
mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP untuk pertemuan kedua melanjutkan  dari  pertemuan  pertam,  lembar  observasi  siswa  dan  guru,  jurnal
siswa, catatan lapangan, dan yang terakhir lembar soal postest di mana lembar ini menyatakan  pada  akhir  siklus  I  ini.  Materi  yang  diajarkan  pada  siklus  I  ini
mengenai  ruang  lingkup  metode  latihan  secara  individu,  pengertian  konjungsi, macam-macam  konjungsi,  penggunaan  konjungsi,  dan  pengertian  karangan
argumentasi.  Untuk  menunjang  pembelajaran,  peneliti  juga  telah  menyiapkan lembar angket untuk akhir sikus I yang diberikan pada siswa.
b. Tahap Pelaksanaan 1. Pertemuan KeduaKamis, 20 Januari 2011
Untuk pertemuan kedua ini akan dilaksanakan proses pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan memperhatikan penggunaan konjungsi dengan baik
dan benar. Pada pertemuan ini, terdapat satu siswa yang belum hadir ketika guru telah memasuki kelas dengan alasan masih di kantin. Dalam mencatat materi yang
diberikan,  siswa  terlihat  antusias.  Namun  kenyataannya  ketika  siswa mencatat materi  yang  ada  di  papan  tulis,  guru  sedikit  bertanya  tentang  karangan
argumentasi  tersebut,  ada  beberapa  siswa  yang  belum  mengerti  karena  mereka terlihat  mengobrol  dengan  teman  sebangkunya  ketika  guru  memberikan
penjelasan  materi.  Guru  kemudian  bersikap  tegas  melarang  mereka  mengobrol lagi  pada  saat  guru  sedang  menjelaskan  materi.  Para  siswa  terlihat  serius  ketika
mengerjakan  soal postest,  dan  mereka  mencoba  mengikuti  langkah-langkah pembuatan karangan argumentasi.
Dengan  adanya  data-data  yang  mengarah  pada  meningkatnya  kemampuan memahami  penggunaan  konjungsi  dalam  belajar  bahasa  Indonesia,  maka
penelitian  ini  dapat  dihentikan  pada  siklus  I  dan  dianggap  penerapan  metode latihan  secara  individu  dapat  meningkatkan  kemampuan  membaca  siswa  dalam
pembelajaran  bahasa  Indonesia.  Hasil  belajar  melalui  tes  akhir  siklus  I  sudah
47 menunjukkan  hasil  yang  meningkat  dengan  rata-rata  tes  siswa  mengalami
peningkatan. Hasil skor akhir siswa postest dapat dilihat pada tabel 4.13. Tabel 4.13
Data Perolehan Siswa Nilai Postest pada Akhir Siklus
Aspek Penilaian No.
Responden 1
2 3
Skor Kategori Perolehan
Skor
1 Chaidir Ali
75 75
65 72
Baik 2
Darmain Maulana 76
75 65
72 Baik
3 Derta Mahilda
80 80
80 80
Baik 4
Desi Delvia Putri 75
75 75
75 Baik
5 Diki Chanaviar
75 65
65 68
Cukup 6
Dita Puspa Sari 75
75 75
75 Baik
7 Dwi Ayu Seviani
75 77
73 75
Baik 8
Firgiawan Listanto 75
76 75
75 Baik
9 Indah P.
80 75
76 77
Baik 10
Iqbal Chanaviar 70
65 65
67 Cukup
11 Kevin Johannes
70 70
70 70
Baik 12
Mahendra Sadewo 70
69 65
78 Baik
13 Marselina Ayu V.
78 80
77 78
Baik 14
Mega Andriani 80
84 81
82 Sangat Baik
15 Muhammad Aulia Inka N.
80 75
75 77
Baik 16
Muhammad Sulaeman 75
75 75
75 Baik
17 Nenengsi
78 75
78 77
Baik 18
Rafina Fitriyani 80
78 85
81 Sangat Baik
19 Ratnasari
81 75
77 78
Baik 20
Ratu Balkhis 78
75 75
76 Baik
21 Rista Nurhayati
79 74
79 77
Baik 22
Rizky Agustian 75
75 65
72 Baik
23 Santika
75 75
65 72
Baik 24
Shalehah Putry 88
85 85
86 Sangat Baik
48 25
Vicky Mirhad Akbar 80
77 75
77 Baik
26 Vidi Melinda
75 75
74 75
Baik 27
Wita Hartini 75
73 77
75 Baik
28 Yudi Ariyanto
75 75
75 75
Baik 29
M. Fadillah 75
75 70
73 Baik
30 Nur Indah Asry A.
75 74
70 73
Baik 31
Devilia A. 70
73 75
73 Baik
32 Hamdani
74 75
74 74
Baik 33
Rini Juriah 65
66 60
64 Cukup
Total Skor = Jumlah Skor yang didapat siswa Jumlah siswa
= 2474 33
= 74,9 Berdasarkan  tabel  diperoleh  tingkat  penguasaan  tertinggi,  tingkat
penguasaan  rendah,  rata-rata  tingkat  penguasaan  yang  dirangkum  dalam  tabel 4.14.
Tabel 4.14 Presentase Tingkat Penguasaan Belajar untuk Akhir Siklus
Tingkat Penguasaan Sikus I
Nilai Tertinggi Siswa 86
Nilai Terendah Siswa 64
Rata-rata nilai siswa 74,9
Berdasarkan  tabel  di  atas  terlihat  bahwa  nilai pretest  siswa  masih    dari nilai KKM 65, yaitu nilai rata-rata 75,1. Ada beberapa siswa yang mendapatkan
nilai  terbaik  dengan  poin 81, 82,  dan 86. Peningkatan  kemampuan  menulis karangan  argumentasi  di  mana  dapat  diurutkan  dengan  baik  dengan  penggunaan
konjungsi antarkalimat yang digunakan tepat. Hal ini terjadi karena siswa tersebut termasuk  siswa  yang  sering  berlatih  menulis.  Namun  ada  siswa  yang  masih
49 mendapat nilai di bawah nilai KKM yaitu 64. Hal ini terjadi karena siswa tersebut
masih  belum  memahami  benar  mengenai  karangan  argumentasi  dengan penggunaan  konjungsi  antarkalimat  secara  tepat.  Setelah postest  selesai  guru
menyebarkan lembar observasi guru dan siswa. c. Tahap Observasi
Tahap  ini  pada  dasarnya  berlangsung  bersamaan  dengan  pelaksanaan tindakan.  Hasil  pengamatan  aktivitas  siswa  lembar  observasi  siswa  dan  lembar
observasi guru tersebut dapat dilihat padatabel 4.15 dan tabel 4.16. Tabel 4.15
Hasil Rata-Rata Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Pertemuan Kedua
No Proses KBM
Pertemuan Ke-2
1 Siswa memperhatikan penjelasan guru.
4 2
Siswa  dapat  memberikan  jawaban  pertanyaan  jawaban atas pertanyaan-pertanyaan guru.
4 3
Siswa mengerjakan tugas dengan baik sesuai waktu yang disediakan.
4
4 Siswa mengemukakan pendapat.
4 5
Siswa dapat menerima materi dengan baik. 4
6 Siswa  terlibat  langsung  dalam  beragam  kegiatan  kelas
selama pembelajaran. 4
7 Siswa tampak antusias selama mengikuti pembelajaran.
4 8
Siswa menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu. 4
Jumlah rata-rata keseluruhan 32
Total Skor = Jumlah Skor yang didapat Guru Jumlah pertemuan
= 32 2
= 16
50 Keterangan:
Skala penilaian rata-rata tiap aspek: 2 = Kurang
3 = Cukup 4 = Baik
Skala penilaian jumlah rata-rata: 6 – 10  = Berprestasi rendah
11 – 15 = Berprestasi sedang 16 – 20 = Berprestasi tinggi
Tabel 4.16 Rata-Rata Skor Penilaian Siswa terhadap Guru Pertemuan Kedua
No Proses KBM
Rata-rata Pertemuan Ke-2
1 Guru membuka dan menutup pelajaran dengan baik.
118 2
Guru  mengaitkan  pembelajaran  sekarang  dengan  yang sebelumnya.
114 3
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 120
4 Guru  memberi  motivasi  yang  positif  terhadap  siswa
selama KBM berlangsung. 113
5 Guru memberi tugas kepada siswa dengan baik.
118 6
Guru  bekerjasama  dan  bertanggung  jawab  terhadap proses KBM.
121 7
Guru memberi pertanyaan atau menanggapi siswa. 118
8 Guru memberi kesimpulan dari pelajaran saat itu.
120 Jumlah rata-rata keseluruhan
942
51 Total Skor = Jumlah Skor yang didapat Siswa
Jumlah Siswa = 924
33 = 28,5
Keterangan: Skala penilaian rata-rata tiap aspek:
2 = Kurang 3 = Cukup
4 = Baik
Skala penilaian jumlah rata-rata: 7 – 16  = Berprestasi rendah
17 – 26 = Berprestasi sedang 27 – 36 = Berprestasi tinggi
Pada  tabel 4.15  terlihat  bahwa  dari  delapan  aspek  atau  aktivitas  yang diobservasi  mulai  lembar  observasi  guru  pada  pertemuan  pertama  hingga
pertemuan kedua mengalami peningkatan, didapatkan rata-rata 16 dengan kategori keaktifan berprestasi siswa pada tingkat tinggi. Sedangkan pada tabel 4.16 bahwa
penilaian  siswa  terhadap  guru,  pada  pertemuan  pertemuan  pertama  sedang  dan pada  pertemuan  kedua  meningkat  mendapat  nilai  rata-ratanya 28,5  dengan
kategori guru yang berpretasi tingkat tinggi. Selain lembar observasi guru dan siswa, peneliti juga menyebarkan jurnal
siswa  pada  pertemuan  kedua  ini.  Hasil  jurnal  siswa  pada  pertemuan  kedua  ini adalah  di  mana  anak-anak  merasa  senang  karena  pembelajaran  hari  ini  dapat
memotivasi  untuk  ujian minggu  depan,  selain  itu  siswa  menjadi  rajin  lagi  dalam belajar.
d. Tahap Refleksi Dalam proses pembelajaran, metode latihan individu telah berhasil membuat
siswa lebih semangat dalam belajar. Perasaan senang dalam belajar. Peningkatan
52 rata-rata  kemampuan  pemahaman  siswa  dalam  karangan  argumentasi  terjadi
karena  dalam  proses  pembelajaran  siswa  terlibat  aktif.  Hal  tersebut  dapat  dilihat pada  lembar  observasi  keaktifan  siswa  pada  poin  empat  yang  mana  pada
pertemuan pertama mendapat nilai dua. Namun pada pertemuan kedua meningkat mendapat  nilai  empat.  Penerapan  metode  latihan  membuat  siswa  lebih  tertarik
untuk belajar bahasa Indonesia, khususnya mempelajari karangan argumentasi. Selain itu peneliti menyebarkan angket persepsi siswa terhadap penggunaan
metode latihan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Penyebaran angket tersebut dilakukan  setelah  pelaksanaan  siklus  I  selesai.  Hasil  angket  tersebut  disajikan
sebagai berikut. Tabel 4.17
Hasil Angket Persepsi Siswa terhadap Metode Latihan Individu
Ya Tidak
No Pertanyaan
Jumlah Jumlah
1 Apakah kamu suka menulis?
19 57,58
14 42,42
2 Pernahkah  kamu  menulis  karangan
argumentasi? 20
60,60 13
39,40
3 Apakah  kamu  tahu  metode  latihan
sebelumnya? 11
33,33 22
66,67
4 Apakah
kamu tahu
penggunaan konjungsi sebelumnya?
16 48,48
17 51,52
5 Apakah
kamu pernah
menulis karangan
argumentasi dengan
memperhatikan penggunaan konjungsi dengan tepat?
24 72,73
9 27,27
6 Apakah  belajar  menulis  karangan
argumentasi  menggunakan  metode latihan menyenangkan?
25 75,76
8 24,24
7 Apakah  kamu  mengalami  kesulitan
dalam KBM hari ini? 14
42,42 19
57,58
53 8
Apakah  kamu  berkesan  terhadap pembelajaran  karangan  argumentasi
dengan menggunakan metode latihan? 26
78,79 7
21,21
9 Apakah  kamu  merasa  jenuh  ketika
pelajaran bahasa
Indonesia akan
dimulai? 10
30,30 23
69,70
10 Apakah  kamu  yakin  akan  lebih
bertambah pemahaman kamu terhadap menulis  karangan  argumentasi  ketika
dengan metode
latihan secara
individual? 29
87,88 4
12,12
Dari tabel di atas bisa dikatakan bahwa terdapat peningkatan belajar bahasa Indonesia  siswa  dan  indikator  keberhasilan  pun  sudah  tercapai  maka  penelitian
dihentikan di siklus I sesuai dengan target yang direncanakan.
B. Pemeriksaan Keabsahan Data