Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
nilai-nilai yang baik sehingga dapat terlihat dari perilakunya sehari-hari. Fungsi dari kompetensi kepribadian yang dimiliki guru adalah memberikan
bimbingan dan contoh teladan, mengembangkan kreativitas dan memotivasi
belajar siswanya.
Kompetensi kepribadian menuntut guru untuk berperan yaitu melakukan tindakan yang mampu mendorong kemauan murid untuk mengungkapkan
pendapatnya, menerima siswa dengan segala kekurangan dan kelebihannya, mau menanggapi pendapat siswa secara positif, dalam batas tertentu berusaha
memahami kemungkinan terdapatnya masalah pribadi dari siswa, menunjukkan perhatian terhadap permasalahan yang dihadapi siswa, dan
menunjukkan sikap ramah serta penuh pengertian terhadap siswa. Dalam hal ini motivasi yang digunakan adalah dengan memberi pujian.
Dalam kegiatan belajar, apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian.
“Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang
baik. Guru dapat memakai pujian untuk menyenangkan perasaan siswa ”.
7
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah
kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi
yang diterapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
8
Kompetensi profesional guru adalah sejumlah kompetensi yang berhubungan dengan profesi yang menuntut berbagai keahlian dibidang
pendidikan atau keguruan. Kompetensi profesional merupakan kemampuan dasar guru dalam pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia,
bidang studi yang dibinanya, sikap yang tepat tentang lingkungan proses
belajar mengajar dan mempunyai ketrampilan dalam teknik mengajar.
Disini guru harus berperan sebagai pendidik, guru harus menguasai ilmu antara lain mempunyai pengetahuan yang luas, menguasai bahan pelajaran
7
Sardiman.A.M, Interaksi dan MotivasiBelajar Mengajar, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012, cet. Ke-21, h 95.
8
Mulyasa. E, loc. cit.
serta ilmu-ilmu yang bertalian dengan mata pelajaran atau bidang studi yang diajarkan, menguasai teori dan praktek mendidik, teori kurikulum metode
pengajaran, teknologi pendidikan, teori evaluasi psikologi belajar dan sebagainya. Motivasi yang dapat diberikan kepada siswa dalam hal ini adalah
memberi angka. Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya. Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka
atau nilai yang baik.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir d, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah
kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orangtua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
9
Kompetensi sosial dalam kegiatan belajar mengajar berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam komunikasi dengan masyarakat di sekitar sekolah
dan masyarakat tempat guru tinggal sehingga peranan dan cara guru berkomunikasi di masyarakat di harapkan memiliki karakteristik sendiri yang
sedikit banyak berbeda dengan orang lain yang bukan guru.
Dalam hal ini, peran guru diharapkan dapat menciptakan hubungan yang serasi dan penuh kegairahan dalam interaksi belajar mengajar di kelas, dalam
menunjukkan kegiatan antara lain, menangani perilaku siswa yang tidak diinginkan secara positif, menunjukkan kegairahan dalam mengajar, murah
senyum, mampu mengendalikan emosi, dan mampu bersifat proporsional sehingga berbagai masalah pribadi dari guru itu sendiri dapat didudukan pada
tempatnya. Motivasi belajar yang dapat diberikan adalah kerja sama. Bersama-sama mengerjakan tugas dapat mempertinggi kegiatan belajar.
Kerjasama dilakukan dalam metode proyek akan tetapi dalam mata pelajaran siapapun dapat dicari pokok-pokok yang dapat menumpuk hubungn sosial
yang sehat.
Dari keempat kompetensi tersebut mutlak harus dimiliki oleh seorang guru yang profesional. Namun kenyataannya masih banyak guru yang tidak
9
Mulyasa. E, op. cit., h. 173
menekuni profesinya secara utuh, hal ini disebabkan oleh sebagian guru yang bekerja di luar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,
sehingga guru tidak memiliki kesempatan untuk meningkatkan diri, baik dalam membaca, menulis, dan membuka internet, menunjukkan penurunan
dalam kinerjanya. Hal ini dapat dilihat dari melemahnya motivasi kerja guru dalam bekerja yang bisa dilihat antara lain gejala-gejala guru yang masuk
kelas tidak tepat waktu atau terlambat masuk ke sekolah, guru yang persiapannya mengajarnya yang kurang lengkap, tugas guru yang rutin dalam
kegiatan belajar mengajar menunjukkan fenomena bahwa guru mengajar hanya sebuah rutinitas belaka tanpa adanya inovasi pengembangan lebih
lanjut. Dalam penelitian ini saya memilih Ibu Nini Yuliati, SE selaku guru IPS
sebagai obyek penelitian karena Ibu Nini ini adalah guru yang terkenal dikalangan siswai dan sekaligus guru favorit bagi siswai di sekolah tersebut.
Kelas yang akan saya amati adalah kelas dengan siswai yang nilai IPS nya masih ada di bawah KKM. Materi IPS yang akan disampaikan pada saat saya
melakukan penelitian adalah IPS Terpadu-Ekonomi tentang usaha manusia
memenuhi kebutuhan.
Dari hasil pengamatan saya, kemampuan guru bidang studi IPS Terpadu
di SMP PGRI 2 sangatlah bagus namun pada waktu belajar sering kali siswa-
siswi dalam satu kelas ada yang giat dan ada pula yang bermalas-malasan untuk belajar, sering berbuat gaduh di dalam kelas dan mengantuk ketika
kegiatan proses belajar mengajar berlangsung, ada yang suka bermain-main di dalam kelas dan ada juga yang tidak serius mengikuti pelajaran yang
diajarkan oleh guru.
Mungkin siswa tidak memahami apa yang di terangkan oleh guru, atau siswa tidak simpatik terhadap penampilan guru mengajar sehingga tidak
timbul motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran. Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan guru IPS Terpadu tersebut dalam mengajar dan juga sebagai
motivator, sehingga diharapkan mampu meningkatkan motivasi siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran.
Berdasarkan pejelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa peran guru sangatlah dibutuhkan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
di kelas, khususnya pada mata pelajaran IPS Terpadu. Pembelajaran akan berhasil ketika seorang guru menggunakan media, metode dan model
pembelajaran yang tepat pada saat mengajar, serta guru memahami benar perannya sebagai seorang pendidik. Selain itu, motivasi belajar siswa dalam
mata pelajaran IPS Terpadu dapat terangsang jika seorang guru terus- menerus memberikan rangsangan atau motivasi yang tinggi pada siswa itu
sendiri.
Dengan dasar itulah, penulis memandang perlu untuk membahas masalah ini dengan melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul
“PERAN GURU DALAM MEMOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP PGRI 2 CILEDUG
”.