Uji Hipotesis Analisis Data
Diagram batang pada grafik 4.3 memperlihatkan bahwa kelas eksperimen pada setiap aspek baik written text maupun mathematical
expression memperoleh persentase yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Siswa dikatakan memilki kemampuan komunikasi matematis yang
baik jika dapat memberikan jawaban dengan kalimatnya sendiri serta dapat menyatakan peristiwa sehari-hari dalam konsep matematika.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis
siswa setelah
diajarkan dengan
pendekatan Concrete-
Representational-Abstract CRA secara signifikan lebih baik daripada yang diajarkan melalui pembelajaran konvensional. Skor rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa melalui pembelajaran CRA secara signifikan juga lebih tinggi daripada melalui pembelajaran konvensional. Pendekatan
CRA memberikan kerangka kerja yang secara konseptual membantu siswa untuk membentuk hubungan yang bermakna antara kemampuan dalam tingkat
konkret, representasi
dan abstrak.
Berbeda dengan
pembelajaran konvensional, dimana pembelajarannya masih berpusat pada guru, sehingga
siswa kurang memiliki kesempatan untuk menggunakan dan melatih kemampuan komunikasi matematis untuk ide-ide yang mereka miliki.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pendekatan CRA terdiri dari tiga tahapan pembelajaran yaitu, concrete, representational, dan abstract.
Tahapan-tahapan pada pendekatan CRA mampu melatih kemampuan komunikasi matematis siswa. Dalam prosesnya CRA melibatkan aktifitas
langsung siswa serta pengenalan konsep melalui reprsentasi mampu melatih kemampuan komunikasi matematis, sehingga dapat disimpulkan bahwa
kemampuan komunikasi matematis dapat ditingkatkan melalui pendekatan CRA. Awalnya siswa mendapatkan sedikit penjelasan mengenai materi yang
akan dipelajari sebelum dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5 orang. Selanjutnya siswa mengerjakan LKS yang berisi permasalahan
matematis beserta pertanyaan-pertanyaan yang sesuai untuk melatih kemampuan komunikasi matematis melalui pendekatan CRA. Bersama
kelompoknya LKS dikerjakan mulai dari tahap awal hingga tahap akhir.
Pada pertemuan pertama misalnya, peneliti terlebih dahulu menjelaskan kegiatan belajar mengajar yang akan dilakukan pada hari tersebut
serta menjelaskan setiap tahapan yang ada pada Lembar Kerja Siswa LKS yang telah diberikan. Selanjutnya siswa diminta untuk menuliskan ukuran
sepatu masing-masing di papan tulis secara bergilir. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk melengkapi LKS pada tahap concrete hingga tahap
abstract. Kendala yang dihadapi peneliti pada pertemuan pertama diantaranya keterbatasan waktu pembelajaran, sebagian siswa kurang fokus dalam
pembelajaran, sikap siswa yang kurang mandiri dan bertanggung jawab atas tugas yang diberikan serta kurang baiknya management kelas oleh peneliti
ketika pertemuan pertama berlangsung. Pada pertemuan pertama, sebagian kelompok belum menyelesaikan
LKS yang diberikan, dengan alasan waktu yang kurang lama dan belum memahami
pertanyaan-pertanyaan dalam
LKS, sehingga
ketika mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas, peneliti hanya
memilih kelompok yang sudah menyelesaikannya saja. Oleh sebab itu, pada pertemuan kedua dan selanjutnya diawal pembelajaran peneliti selalu
mengingatkan bagaimana cara mengerjakan LKS yang diberikan. Pertemuan kedua, ketiga dan selanjutnya, siswa mulai terbiasa dengan
pembelajaran ini, siswa mampu bertanggung jawab dan mandiri terhadap tugas yang diberikan. Peneliti hanya menjelaskan kembali bagaimana cara
mengerjakan LKS dan menjelaskan apa yang memang perlu dijelaskan, kemudian sebagian besar siswa langsung mengerjakan LKS tersebut secara
berkelompok tanpa banyak bertanya lagi. Hanya sebagian kecil saja siswa yang terlihat belum serius dalam mengikuti pembelajaran ini. Peneliti juga
mengatur waktu seefisien mungkin agar pembelajaran menjadi seefektif mungkin.
Secara lebih rinci, pada tahapan pertama siswa ditugaskan untuk menuliskan data mengenai ukuran sepatu yang ada dipapan tulis kedalam tabel
yang disediakan pada LKS. Data ukuran sepatu diperoleh dari aktivitas langsung yang dilakukan oleh siswa, kegiatan tersebut termasuk dalam tahap