Pendekatan Pembelajaran Concrete-Representasional-Abstract CRA
Pada tingkat pemahaman representasi, siswa belajar untuk memecahkan
masalah dengan
menggambar.Gambar tersebut
merepresentasikan objek konkret yang menjadi sumber informasi pengumpulan data oleh siswa saat pemecahan masalah pada tahap
concrete. Hal ini tepat bagi siswa untuk mulai menggambar solusi dari masalah yang akan diselesaikan. Meskipun tidak semua siswa perlu untuk
menggambarkan suatu solusi permasalahan sebelum berpindah dari tingkat pemahaman konkret ke tingkat pemahaman abstrak, pada khususnya siswa
yang belajar mengenai suatu masalah membutuhkan latihan memecahkan masalah melalui gambar.
3 Abstract Tahapan abstract merupakan tahapan “penyimbolan” dengan
menggunakan lambang matematika yang abstrak menjadi suatu model permasalahan.Pada tahap ini, konsep matematika tersebut akhirnya
dimodelkan pada tingkat abstrak menggunakan angka dan simbol matematika. Dengan data yang diperoleh pada tahap concrete, siswa dapat
menyimbolkan dengan istilah-istilah yang biasa digunakan pada materi statistika seperti Xmaks, Xmin, ,
∑ dan sebagainya.
Siswa yang memecahkan masalah pada tingkat abstrak, melakukan pemecahannya
tanpa menggunakan
benda konkret
atau tanpa
menggambar.Pemahaman abstrak sering disebut sebagai “mengerjakan matematika di kepala anda”.Melengkapi masalah matematika dimana
masalah matematika tersebut dituliskan dan siswa memecahkan masalah ini dengan menggunakan kertas dan pensil adalah contoh umum dari
pemecahan suatu masalah abstrak. Pendekatan CRA memberikan kerangka kerja yang secara konseptual
membantu siswa untuk membentuk hubungan yang bermakna antara kemampuan dalam tingkat konkret, representasi dan abstrak.Pemahaman
siswa dimulai dari pengalaman visual, dan kinestetik untuk membangun pemahaman, siswa memperluas pemahaman mereka melalui representasi
bergambar dari benda konkret dan pindah ke tingkat pemahaman secara
abstrak.
11
De Walle mengemukakan bahwa model dapat memainkan peran yang sama untuk menguji ide-ide yang muncul.
12
Dengan pendekatan ini siswa dapat merepresentasikan ide-ide matematis dalam simbol-simbol
matematika dengan benar sehingga dapat menyelesaikan persoalan matematika dengan tepat.
Pembelajaran dengan pendekatan CRA memiliki kemiripan dengan pendekatan Realistic Mathematics Education RME.Pendekatan RME adalah
pembelajaran matematika sekolah yang dilaksanakan dengan menempatkan kenyataan dan lingkungan siswa sebagai titik awal pembelajaran.
13
Jadi pembelajaran tidak dimulai dari definisi, teorema atau sifat-sifat dan
selanjutnya diikuti dengan contoh-contoh soal.Namun sifat-sifat, definisi, teorema itu diharapkan ditemukan kembali oleh siswa.
Kegiatan RME dalam pembelajarannya di kelas, dimulai dari masalah kontekstual
dan memberi
kebebasan kepada
siswa untuk
dapat mendeskripsikan,
menginterpretasikan dan
menyelesaikan masalah
kontekstual tersebut dengan caranya sendiri sesuai dengan pengetahuan awal yang dimiliki. Proses penjelajahan, penginterpretasian, dan penemuan kembali
dalam RME menggunakan konsep matematisasi horizontal dan vertikal, yang diinspirasi oleh cara-cara pemecahan masalah informal yang digunakan oleh
siswa.
14
Matematisasi horizontal berkaitan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sebelumnya bersama intuisi mereka digunakan sebagai alat
untuk menyelesaikan masalah dari dunia nyata. Aktivitas yang dapat digolongkan dalam matematisasi horizontal antara lain: mengidentifikasi
masalah, memvisualisasikan
masalah dengan
cara yang
berbeda, mentransformasikan masalah dunia nyata ke masalah matematik. Sedangkan
11
Jane Hauser, Concrete-Representational-Abstract Instructional Approach, U.S: American Institutes for Research, 2010, p.1.
12
John A. Van De Walle, Elementary and Midle School Mathematics Teaching Devellopmentally. USA: Pearson Education Inc., 2006, p. 34
13
Tri Diyah Prastiti, “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran RME dan Pengetahuan Awal terhadap Kemampuan Komunikasi dan Pemahaman Matematika Siswa SMP Kelas VII”, Dosen
FKIP Universitas Terbuka di UPBJJ Surabaya, h. 201
14
Ibid.
matematisasi vertikal berkaitan dengan proses pengorganisasian kembali pengetahuan yang telah diperoleh dalam simbol-simbol matematika yang lebih
abstrak. Aktivitas matematisasi vertikal contohnya: representasi hubungan- hubungan dalam rumus, perbaikan dan penyesuaian model matematik,
penggunaan model-model yang berbeda, dan penggeneralisasian. Pendekatan CRA berkaitan dengan prinsip matematisasi horizontal dan
vertikal dalam RME, dimana prinsip pentransformasian masalah dunia real ke masalah matematik yang diawali dengan pengenalan konsep melalui hal yang
konkret, erat hubungannya dengan pembelajaran pada tahap concrete pada CRA.Kemudian prinsip matematisasi horizontal mengenai pemvisualisasian
masalah berkaitan dengan tahap representational.Selanjutnya, pada prinsip matematisasi vertikal menyangkut representasi hubungan-hubungan dalam
rumus, perbaikan dan penyesuaian model matematik, penggunaan model- model yang berbeda, dan penggeneralisasian sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai dalam tahap abstract pada CRA.