Uji Normalitas Uji Prasyarat

H : rata-rata nilai kemampuan komunikasi matematis kelas eksperimen kurang dari sama dengan rata-rata kemampuan komunikasi matematis kelas kontrol. H 1 : rata-rata nilai kemampuan komunikasi matematis kelas eksperimen lebih besar dari rata-rata nilai kemampuan komunikasi kelas kontrol. Untuk memutuskan hipotesis mana yang akan dipilih, perhatikan nilai yang ditunjukkan oleh Sig. two tailed pada output yang dihasilkan setelah pengolahan data kemudian nilai tersebut dibagi dua, karena dalam penelitian ini pengujian hipotesisnya adalah satu sisi one tailed, nilai ini dalam karya ilmiah biasa disimbolkan dengan “p”. Adapun kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:  Jika signifikansi p ≤ α = 0,05 maka H ditolak, H 1 diterima  Jika signifikansi p α = 0,05 maka H diterima, H 1 ditolak

H. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik untuk pengujian hipotesis kesamaan dua rata-rata dengan uji satu pihak adalah sebagai berikut: H : 1 ≤ 2 H 1 : 1 2 Keterangan: 1 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis pada kelas eksperimen. 2 = rata-rata kemampuan komunikasi matematis pada kelas kontrol. Taraf signifikansi yang diambil dalam penelitian ini adalah taraf kepercayaan 95 atau α = 5. 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian dilaksanakan di SMP Al-Hasra Depok, dengan kelas VII-1 sebagai kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan pendekatan Concrete-Representational-Abstract CRA dan terdiri dari 30 siswa. Sedangkan kelas VII-2 sebagai kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan metode konvensional terdiri dari 29 siswa. Sebagaimana tujuan dari penelitian ini yaitu, mengkaji dan menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa yang pembelajarannya menggunakan pendekatan Concrete-Representational-Abstract CRA dan sisiwa yang pembelajarannya dilakukan secara konvensional pada materi Statistika. Untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis kedua kelompok setelah diberi perlakuan yang berbeda, kedua kelompok tersebut diberikan test yang sama yaitu posttest. Instrumen yang diberikan terdiri dari 6 butir soal dalam bentuk uraian dengan ketentuan tiap soal terdiri dari soal written text, dan mathematical expression, dimana written text terdiri dari 3 butir soal, dan mathematical expression terdiri dari 3 soal. Sebelumnya instrumen tersebut diuji coba terlebih dahulu kepada siswa yang telah mendapatkan materi statistika sebelumnya yaitu kelas IX-2. Setelah dilakukan uji coba instrumen selanjutnya dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, uji tingkat kesukaran, dan uji daya pembeda. adapun hasil yang diperoleh berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan diperoleh 6 soal valid dari 6 soal dengan reliabilitas 0,701. Selanjutnya 6 soal tersebut digunakan sebagai posttest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berikut ini disajikan data hasil perhitungan tes kemampuan komunikasi matematis siswa setelah pembelajaran dilaksanakan. Tabel 4.1 Deskriptif Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Statistik Deskriptif Kelas Eksperimen Kontrol Nilai Terendah 66,67 41,67 Nilai Tertinggi 95,83 91,66 Mean 80,71 66,67 Median 79,17 66,67 Modus 79,17 66,67 Varians 74,808 128,960 Simpangan Baku S 8,649 11,356 Tingkat Kemiringan -0.938 0,099 Dari table 4.1 dapat terlihat adanya perbedaan hasil statistik deskriptif diantara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol dengan selisih 14,04 80,71 – 66,67, begitu pula dengan nilai median Me serta nilai modus Mo, yaitu pada kelompok eksperimen memperoleh nilai lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Jika dilihat dari simpangan baku, simpangan baku kelas kontrol lebih besar daripada kelas eksperimen, ini menunjukkan bahwa sebaran pada kelas kontrol lebih heterogen. Artinya nilai kemampuan komunikasi matematis siswa di kelas kontrol lebih bervariasi dan menyebar terhadap rata-rata kelas, sedangkan kemampuan komunikasi matematis pada kelas eksperimen lebih mengelompok. Pada tingkat kemiringan di kelas eksperimen -0,938 dan pada kelas kontrol memperoleh 0,099, karena sk 0, maka kurva memiliki ekor memanjang ke kiri atau miring ke kiri, kurva menceng ke kanan. Dari uraian data hasil perhitungan statistik deskriptif tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Metode Write Pair Switch Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Berdasarkan Tingkat Kemampuan Kognitif

10 55 143

Pengaruh Pendekatan Problem Posing Terhadap Kemampuan Komunikasi matematis Siswa

1 16 42

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CRA (CONCRETE-REPRESENTATIONAL-ABSTRACT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP.

2 7 34

PENERAPAN PENDEKATAN CONCRETE-REPRESENTATIONAL-ABSTRACT (CRA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ABSTRAKSI MATEMATIS SISWA SMP DALAM BELAJAR GEOMETRI.

18 59 52

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CRA (CONCRETE-REPRESENTATIONAL-ABSTRACT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA SMP.

0 0 43

PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PESISIR TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP | Karya Tulis Ilmiah

0 0 11

PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PESISIR TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP

0 0 6

PENERAPAN PENDEKATAN CONCRETE-REPRESENTATIONAL-ABSTRACT (CRA) BERBASIS INTUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALOGI DAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA SMP - repository UPI T MTK 1302836 Title

0 0 3

PENINGKATAN KEMAMPUAN VISUAL THINKING MATEMATIS MELALUI PENDEKATAN CONCRETE-REPRESENTATIONAL-ABSTRACT (CRA) BERBANTUAN SOFTWARE CABRI 3D - repository UPI S MAT 1200668 Title

0 2 7

PENERAPAN PENDEKATAN CONCRETE-REPRESENTATIONAL- ABSTRACT (CRA) BERBASIS INTUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALOGI MATEMATIS SISWA SMP

0 1 5