Tabel 3.6 Rekapitulasi Daya Pembeda Uji Coba Instrumen
Nomor Soal Nilai D
p
Kriteria
1 0,25
Cukup 2
0,265 Cukup
3 0,176
Jelek 4
0,412 Baik
5 0,279
Cukup 6
0,132 Jelek
G. Teknik Analisis Data
Data yang telah terkumpul baik dari kelas kontrol maupun kelas eksperimen diolah dan dianalisis untuk dapat menjawab rumusan masalah dan
hipotesis penelitian. Keseluruhan pengolahan data mulai dari menguji normalitas hingga menguji kesamaan dua rata-rata kelompok penelitian dilakukan dengan
menggunakan perangkat lunak SPSS Statistical Product and Service Solutions.
1. Uji Prasyarat
Karena varians populasi tidak diketahui, untuk analisis data digunakan uji kesamaan dua rata-rata dengan menggunakan analisis Independent Samples T
Test. Uji kesamaan dua rata-rata dilakukan pada hasil tes kemampuan komunikasi matematis secara keseluruhan. Namun sebelum pengujian hipotesis terlebih
dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil penelitian berdistribusi normal atau tidak. Data yang berdistribusi normal apabila dibuat
dalam bentuk kurva akan menghasilkan kurva normal. Pengujian normalitas data hasil penelitian dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk uji W dengan bantuan
software SPSS. Syarat penggunaan uji Shapiro-Wilk ini adalah jumlah data yang
akan diuji ≤ 50,
9
dan data berasal dari sampel dipilih secara acak dari suatu populasi. Adapun beberapa rumus yang digunakan dalam uji Shapiro-Wilk ini
yaitu :
10
1. Pembagi d uji W :
=
−
=
− n : jumlah data yang akan di ujikan
2. Pembatas k uji W:
=
jika n genap
=
jika n ganjil 3. Rumus W
hitung
W:
=
[ ]
−
[ ]
Nilai d berasal dari perhitungan rumus yang pertama. Nilai batas sigma k berasal dari perhitungan rumus yang kedua.
Seperti halnya uji normalitas lainnya uji Shapiro-Wilk ini juga memiliki 2 buah hipotesis yang diujikan, yaitu:
H : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H
1
: Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Kriteria pengujian yang digunakan dalm uji Shapiro-Wilk ini adalah
apabila nilai W
hitung
≤ 0,05 maka data dikatakan tidak berdistribusi normal H ditolak. Sebaliknya apabila nilai W
hitung
≥ 0,05 maka data dikatakan berdistribusi normal H
diterima.
11
9
Richard, O. Gilbert, Statistical Methods for Environmental Pollution Monitoring, New York : Vam Nostrand Reinhold Company Inc, 1987 p. 159
10
Ibid. p. 159
11
Ibid. p. 160
b. Uji Homogenitas Varians
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel memiliki kesamaan karakteristik homogen atau tidak. Dalam penelitian
ini, pengujian homogenitas menggunakan uji Levene. Penghitungan uji Levene dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan software SPSS. Adapun rumus
yang digunakan dalam uji Levene ini adalah sebagai berikut:
12
=
− −
∑ −
. .
∑ ∑
−
.
Adapun pasangan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: H
: Kelompok sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians sama atau homogen
H
1
: Kelompok sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians berbeda atau tidak homogen
Kriteria pengujian yang digunakan dalam uji Levene ini adalah apabila nilai W
hitung
≤ 0,05 maka kelompok data dikatakan memiliki varians yang tidak homogen H
ditolak. Sebaliknya apabila nilai W
hitung
≥ 0,05 maka kelompok data dikatakan memiliki varians yang homogen H
diterima.
2. Uji Hipotesis
Setelah uji prasyarat analisis dilakukan ternyata sebaran distribusi rata-rata skor kemampuan komunikasi matematis pada kelas eksperimen maupun kontrol
berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Oleh karena itu, untuk menguji kesamaan dua rata-rata digunakan analisis Independent Samples T Test
yang terdapat pada perangkat lunak SPSS. Namun sebelumnya telah ditetapkan terlebih dahulu hipotesis statistiknya, yaitu sebagai berikut:
12
National Institute of Standards and Technology : Levene Test, 2013 http:www.itl.nist.govdiv898softwaredataplotrefman1auxillarlevetest
, diakses pada tanggal 27 Februari 2015 pukul 11:04 WIB