Pelaksanaan Rujukan Kegawatdaruratan Persalinan

80

5.2.9.3 Pelaksanaan Rujukan Kegawatdaruratan Persalinan

Setiap tenaga kesehatan berkewajiban merujuk pasien apabila keadaan penyakit atau permasalahan kesehatan memerlukannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap kasus ibu persalinan yang tidak dapat ditangani harus segera dirujuk ke RSUD Rantau Prapat, seperti kasus letak lintang, pre eklampsia berat PEB, ketuban pecah dini, retensio plasenta dan perdarahan post partum. Menurut Kemenkes RI 2012 bahwa setiap tenaga kesehatan bidan dalam melaksanakan rujukan kegawardaruratan persalinan harus menerapkan standar BAKSOKU, yaitu: a. B bidan : pastikan ibu bayi klien didampingi oleh tenaga kesehatan yang kompeten dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegawatdaruratan. b. Alat alat : bawa perlengkapan yang diperlukan, seperti spuit, infu set, tensi meter dan stetoskop. c. K keluarga : beritahu keluarga tentang kondisi terakhir klien ibu dan alasan mengapa ia dirujuk, sehingga suami dan keluarga yang lain harus menemani ibu klien ke tempat rujukan. d. S surat : beri surat ke tempat rujukan yang berisi identitas ibu, alasan rujukan dan uraian asuhan atau obat-obatan yang telah diterima ibu. e. O obat : bawa obat-obat essential diperlukan selama perjalanan merujuk. f. K kendaraan : siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan ibu dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan dalam waktu yang cepat. 81 g. U uang : ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli dan bahan kesehatan yang diperlukan di tempat rujukan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam merujuk kegawatdaruratan persalinan tenaga kesehatan harus melengkapi surat rujukan sebagai pengantar ke tempat rujukan berupa identitas diri yang lengkap dan partograf sebagai asuhan pelayanan persalinan atau obat-obatan peralatan yang diperlukan selama perjalanan. Tenaga kesehatan juga memberi tahu kepada keluarga akan kondisi pasien yang memerlukan fasilitas kesehatan yang lebih memadai sehingga keluarga pasien dapat memberikan persetujuan bahwa pasien akan dirujuk serta untuk membawa peralatan yang dibutuhkan oleh ibu bersalin ke tempat rujukan. Pendampingan ibu bersalin ke rumah sakit biasanya dilakukan oleh bidan PTT dan TKS serta anggota keluarga. Selain itu tenaga kesehatan juga menggunakan SIJARIEMAS untuk menghubungi pihak RSUD Rantau Prapat, sehingga pihak rumah sakit siap untuk menerima dan melayani kasus kegawatdaruratan persalinan yang dirujuk oleh puskesmas. Tenaga kesehatan juga selalu menggunakan ambulance pribadi Puskesmas Negeri Lama, karena sudah dilengkapi dengan tabung oksigen yang siap dipakai untuk merujuk pasien. Berdasarkan hal-hal di atas bahwa pelaksanaan rujukan kasus kegawatdaruratan persalinan yang dilakukan Puskesmas Negeri Lama telah sesuai dengan standar BAKSOKU. Namun dalam pendampingan ibu bersalin masih selalu dilakukan oleh tenaga kesehatan, seperti bidan PTT dan TKS yang kurang terampil dalam melaksanakan kegawatdaruratan persalinan sehingga diperlukan 82 pelatihan supaya tenaga kesehatan memiliki keterampilan dalam melaksanakan kegawatdaruratan persalinan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Widyana 2011 menjelaskan bahwa selama proses rujukan bidan belum selalu memberikan pendampingan kepada ibu bersalin. Selain itu menurut Wahyuni 2014 bahwa bidan tidak melakukan inform consent, tidak menghubungi pihak rumah sakit yang dituju dan pasien selalu di dampingi oleh bidan-bidan yang tidak kompeten dan tidak berpengalaman, seperti bidan yang sedang belajar praktek. Hasil penelitian Pelaksanaan rujukan kegawatdaruratan persalinan yang tidak sesuai dengan standar BAKSOKU dapat menyebabkan kematian ibu bersalin, karena pelaksanaan rujukan ditunjukkan pada kasus yang tergolong berisiko tinggi. Dengan melaksanakan standar BAKSOKU dengan optimal, dapat menurunkan angka kematian ibu bersalin karena terlambat untuk memperoleh pelayanan dari tenaga kesehatan yang kompoten. Oleh karena itu setiap tenaga kesehatan harus terampil dalam melakukan rujukan ke rumah sakit, yaitu mulai dari persiapan hingga serah terima di rumah sakit yang dituju. 83

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN