Kesiapsiagaan Tenaga Kesehatan Terlatih PONED

45

4.3.2 Kesiapsiagaan Tenaga Kesehatan Terlatih PONED

Berdasarkan hasil wawancara mendalam terhadap informan Puskesmas Negeri Lama, menunjukan bahwa tenaga kesehatan terlatih PONED masih bersifat on call, dimana tenaga kesehatan terlatih PONED hanya pada shift pagi saja, sedangkan pada shift sore dan malam hanya terdapat bidan PTT dan TKS yang belum terlatih PONED. Hasil pernyataan dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut: Tabel 4.6 Matrik Pernyataan Informan mengenai Kesiapsiagaan Tenaga Kesehatan Terlatih PONED Informan Pernyataan Kepala Puskesmas “Dokter dan bidan masih on call. Jadi bidan desa dan bidan PNS jadi penanggung jawab. Ada jadwal-jadwal mereka, siapa nanti TKS yang shift jaga akan memanggil bidan penanggung jawabnya untuk menangani pasien persalinan”. Bidan Koordinator “Tidak ada..kalau Dokter kita hanya pagi aja yang pasti ada. Kalau bidan pasti selalu ada lah 24 jam. Ohh yang terlatih ya dek. Jadi kita ada shift kerja: shift pagi, shift sore dan shift malam. Jadi kalau kakak sama kak Zainab cuma shift pagi aja dek, kalau untuk shift sore dan malam bidan PTT dan adik-adik TKS kita ini, tapi kakak sama kak zainab selalu siap dipanggil untuk menangani pasien, tapi yang paling sering bisa datang kalau dipanggil ya kakak. Banyak dek, tapi mungkin karena rumah kakak yang paling dekat dek”. Petugas PONED “Yang saya perhatikan dokter tidak ada jaga 24 jam karena dokter kita cuma 2 orang itu pun dokter parluhutan buka klinik, itu kliniknya dekat pajak. Kalau bidan selalu ada 24 jam, yang jaga adik-adik TKS ini”. 4.3.3 Kualitas Tenaga Kesehatan Terlatih APN PONED Berdasarkan hasil wawancara dengan informan Puskesmas Negeri Lama, menyatakan bahwa kemampuan tenaga kesehatan dalam menangani persalinan nomal maupun kegawatdaruratan belum merata. Dimana setiap tenaga kesehatan yang belum terlatih APN PONED dalam menolong menangani persalinan 46 normal dan atau kasus persalinan harus didampingi oleh bidan koordinator dan petugas PONED karena usia tenaga kesehatan masih relatif muda dan tidak berpengalaman sehingga kurang percaya diri dalam menolong persalinan. Hasil pernyataan dapat di lihat pada tabel 4.7 berikut : Tabel 4.7 Matrik Pernyataan Informan mengenai Kualitas Tenaga Kesehatan Terlatih APN PONED Informan Pernyataan Kepala Puskesmas “Keterampilan pasti berbeda. Jadi bidan PNS dan bidan desa kita yang jadi penanggung jawab di panggil TKS untuk menangani pasien persalinan”. Bidan Koordinator “Berbeda lah dek karena adik-adik TKS kita disini masih baru tamat belum ada pengalaman. Jadi kalau ada pasien selalu memanggil kakak atau kak Zainab. Ya itu dek, mempersiapkan peralatan sama menginfus. Kalau untuk menolong yang normal tetap harus kita damping”. Petugas PONED “Untuk yang di PONED insyallah masih dalam batas normal dan semuanya masih dapat menolong. Kalau untuk emergensi juga dapat di tangani karena sudah belajar dari petugas yang terlatih untuk menstabilisasikan keadaan emergensi itu. Yang menangani emergensi kak Nurjalilah dan saya sendiri, walaupun ada bidan PTT dan TKS tetap harus kami damping”. 4.3.4 Ketersediaan Peralatan dan Obat-Obatan dalam Pelayanan Persalinan Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di Puskesmas PONED Negeri Lama bahwa peralatan dan obat-obatan cukup memadai, tetapi masih ada beberapa peralatan yang rusak dan obat-obatan yang belum tersedia dalam menunjang pelaksanaan pelayanan persalinan. Adapun peralatan yang belum tersedia adalah : speculum sims kecil, medium, besar, vakum ekstraktor, dan lampu periksa halogen. Sedangkan obat-obatan yang sering kosong adalah: cairan MGSO 4 , Metil ergometrin maleat injeksi 0,2 mg, Metil ergometrin maleat tablet 47 75 mg, Misoprostal tablet, Transfuse set dewasa, Hidralazin injeksi 5 mg, Labetolol injeksi 10 mg, dan Metildopa tablet 250 mg. Puskesmas Negeri Lama juga sudah mengajukan ke Dinkes Kabupaten Labuhan Batu untuk pengadaan peralatan dan obat-obatan, tetapi Dinkes Kabupaten Labuhan Batu masih belum melakukan pengadaan peralatan dan obat-obatan. Hasil pernyataan dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut : Tabel 4.8 Matrik Pernyataan Informan mengenai Ketersediaan Peralatan dan Obat-Obat dalam Pelayanan Persalinan Informan Pernyataan Kepala Puskesmas “Peralatan dan obat-obatan mudah-mudahan lengkap, bisa dilihat langsung nanti di ruangan bersalin. Peralatan dan obat-obatan yang tidak ada sudah kita ajukan ke Dinkes karena puskesmas kita ini lagi persiapan menjadi RSU dan kita lagi sibuk mengurus akreditas Puskesmas ini”. Bidan Koordinator “Lengkap tapi ada berapa alat yang tidak ada seperti: ekstraktor vakum manula, dan speculum sims apa nya? Kalau yang ini lampu periksa halogen kita rusak. Obat- obatan ada, tapi ada yang sering kosong, nanti kak tunjukkan di ruang bersalin”. Petugas PONED “Sudah cuma kan puskesmas PONED ada 4, cuma sama kita aja ada peralatan PONED yang belum lengkap, seperti: lampu periksa halogen ini rusak dek, vakum ekstraktor, speculum sims kecil, speculum sims medium, speculum sism besar dan peralatan resusitasi bayi, tapi walaupun begitu dengan yang ada saja sudah bisa dimanfaatkan dengan baik. Kalau obat-obatan ada sering kosong, seperti: MGSO4 40, Metil ergometrin maleat injeksi 0,2 mg, sama Metil ergometrin maleat tablet 75 mg”.

4.3.5 Ketersediaan Transportasi Rujukan Persalinan