Ketersediaan Transportasi Rujukan Persalinan

47 75 mg, Misoprostal tablet, Transfuse set dewasa, Hidralazin injeksi 5 mg, Labetolol injeksi 10 mg, dan Metildopa tablet 250 mg. Puskesmas Negeri Lama juga sudah mengajukan ke Dinkes Kabupaten Labuhan Batu untuk pengadaan peralatan dan obat-obatan, tetapi Dinkes Kabupaten Labuhan Batu masih belum melakukan pengadaan peralatan dan obat-obatan. Hasil pernyataan dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut : Tabel 4.8 Matrik Pernyataan Informan mengenai Ketersediaan Peralatan dan Obat-Obat dalam Pelayanan Persalinan Informan Pernyataan Kepala Puskesmas “Peralatan dan obat-obatan mudah-mudahan lengkap, bisa dilihat langsung nanti di ruangan bersalin. Peralatan dan obat-obatan yang tidak ada sudah kita ajukan ke Dinkes karena puskesmas kita ini lagi persiapan menjadi RSU dan kita lagi sibuk mengurus akreditas Puskesmas ini”. Bidan Koordinator “Lengkap tapi ada berapa alat yang tidak ada seperti: ekstraktor vakum manula, dan speculum sims apa nya? Kalau yang ini lampu periksa halogen kita rusak. Obat- obatan ada, tapi ada yang sering kosong, nanti kak tunjukkan di ruang bersalin”. Petugas PONED “Sudah cuma kan puskesmas PONED ada 4, cuma sama kita aja ada peralatan PONED yang belum lengkap, seperti: lampu periksa halogen ini rusak dek, vakum ekstraktor, speculum sims kecil, speculum sims medium, speculum sism besar dan peralatan resusitasi bayi, tapi walaupun begitu dengan yang ada saja sudah bisa dimanfaatkan dengan baik. Kalau obat-obatan ada sering kosong, seperti: MGSO4 40, Metil ergometrin maleat injeksi 0,2 mg, sama Metil ergometrin maleat tablet 75 mg”.

4.3.5 Ketersediaan Transportasi Rujukan Persalinan

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi mengenai ketersedian sarana transportasi rujukan kegawatdaruratan persalinan di Puskesmas Negeri Lama, diperoleh informasi bahwa sarana transportasi telah tersedia, yaitu satu ambulance 48 pribadi puskesmas Negeri Lama yang dapat dipakai kapan saja selama 24 jam dan adanya supir yang selalu ada di tempat. Hasil pernyataan dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut : Tabel 4.9 Matrik Pernyataan Informan mengenai Ketersediaan Tranportasi Rujukan Persalinan Informan Pernyataan Kepala Puskesmas “Transportasi tersedia 24 jam”. Bidan Koordinator “Ambulance kita ada, itu lagi mau berangkat merujuk pasien. Supir ada 24 jam, jadi kalau merujuk malam tinggal dibangunkan saja. Disitu rumah supir ambulance kita. Ada, tapi biasanya pakai kendaraan pribadi. Jadi pernah ada rujukan kasus retensio plasenta atau plasenta lengket dari bidan desa siapa ya? Gak ingat pula kakak siapa bidan desa nya, tapi bidan desanya dari sebrang sana. Jadi bidan desa ini pakai ambulance kita membawa pasien itu ke sini”. Petugas PONED “Ambulance dan supir kita siaga 24 jam. Ya kebanyakan pakai kendaraan pribadi, tapi ada yang pakai ambulance kita”. Bidan Desa “Ada..Ya kalau merujuk ke Puskesmas pakai kendaraan umum karena pasiennya pun sudah bawa kendaraan tersendiri”. 4.3.6 Ketersediaan Alat Komunikasi Rujukan Persalinan Setiap Rumah Sakit PONEK diwajibkan untuk membangun jejaring pelayanan emergensi dan komunikasi telepon seluler ke setiap Puskesmas binaan dan bidan di desa yang ada di masing-masing wilayah kerja Puskesmas Kemenkes RI, 2013. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi bahwa alat komunikasi untuk merujuk kasus persalinan sudah tersedia, yaitu handphone pribadi yang sudah diregistrasi SIJARIEMAS system jaringan expanding maternal and neonatal survival. Hasil pernyataan dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut : 49 Tabel 4.10 Matrik Pernyataan Informan mengenai Ketersediaan Alat Komunikasi Rujukan persalinan Informan Pernayataan Kepala Puskesmas “Ada pakai handphone pribadi dengan SIJARIEMAS. SIJARIEMAS ini dari program EMAS”. Bidan Koordanator “Pakai Handphone masing-masing yang sudah diregistrasi SIJARIEMAS atau system jaringan expanding maternal and neonatal survival. Untuk memberitahukan kalau kita akan merujuk pasien yang gawat darurat, seperti diagnosanya dan rumah sakit juga segera dapat menyiapkan alat-alat untuk menolong pasien yang kita rujuk”. Petugas PONED “Ada pakai handphone masing-masing, tapi masing- masing bidan sudah diregistrasi SIJARIEMAS. Jadi karena EMAS ini lah kematian ibu di tempat kita sudah menurun, yaa karena kalau merujuk harus sms dulu, jadi kita sudah langsung menyiapkan peralatan untuk menolong pasien yang dirujuk dan memang setiap kasus persalinan harus dirujuk ke kita dan kalau merujuk pasien harus kita stabilisasikan terlebih dahulu lalu kita rujuk ke rumah sakit. Jadi semuanya dari EMAS”. Bidan Desa “Ada..Jadi kalau kita merujuk harus menghubungi rumah sakit pakai handphone yang sudah di apa EMAS. Jadi seperti kemarin ada kasus perdarahan post partum langsung kak rujuk ke rumah sakit. Tapi sebelumnya kak sms ke puskesmas dulu, jadi setelah kak Nurjalilah menyetujui makanya kak rujuk ke rumah sakit. Karena memang puskesmas juga tidak ada menyediakan transfusi darah makanya langsung kak rujuk ke rumah sakit”.

4.3.7 Ketersediaan Biaya Operasional Pelayanan Persalinan