Penanganan Kegawatdaruratan Persalinan Ketersediaan Standar Operasional Prosedur SOP Pelayanan Persalinan

77 Dimana hasil wawancara dengan ibu hamil ibu bersalin, menyatakan bahwa petugas Posyandu hanya menyampaikan tempat persalinan, yaitu Posyandu dan Puskesmas. Ibu hamil ibu bersalin juga tidak mengetahui dengan jelas bahwa fasilitas pelayanan persalinan yang didatangi adalah puskesmas. Sosialisasi pelayanan persalinan sangat penting untuk dilakukan, karena pelayanan persalinan di puskesmas PONED seharusnya diketahui oleh seluruh ibu hamil sehingga ibu hamil bisa mengerti dan sadar akan keselamatan dalam proses persalinan.

5.2.9.2 Penanganan Kegawatdaruratan Persalinan

Kasus kegawatdaruratan obstetri pada persalinan adalah kasus yang apabila tidak segera ditangani akan berakibat kesakitan yang berat, bahkan kematian ibu bersalin. Mengenal kasus kegawatdaruratan obstetri pada persalinan secara dini sangat penting agar penanganan atau pertolongan yang cepat dan tepat dapat dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kasus kegawatdaruratan persalinan yang pernah ditangani oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Negeri Lama, yaitu kasus letak sungsang dan pre eklampsia ringan. Selain itu kasus pre eklampsia berat PEB, retensio plasenta dan perdarahan post partum juga pernah ditangani. Menurut Siwi dan Endang 2015 menyatakan bahwa penanganan kegawatdarurat obstetri pada persalinan terdiri dari penilaian keadaan penderita meliputi: periksa pandang, periksa raba, dan penilaian tanda vital, tindakan secara cepat dan tepat meliputi: pemberian oksigen, cairan intravena, transfusi darah, memasang kateter kandung kemih, pemberian antibiotika dan obat pengurang rasa nyeri, dan melakukan rujukan dengan menghubungi pihak tempat rujukan. 78 Dalam menangani kasus kegawatdaruratan persalinan di dapat bahwa setiap kasus harus diperiksa terlebih dahulu, seperti periksa raba DJJ dan VT dan penilaian tanda vital tekanan darah, suhu badan temperatur dan respirasi dan apabila kasus tersebut tidak dapat ditangani maka tenaga kesehatan melakukan rujukan ke RS PONEK. Dimana sebelum merujuk ke RS PONEK, tenaga kesehatan terlebih dahulu melakukan stabilisasi kepada pasien kasus persalinan, seperti PEB, retensio plasenta dan perdarahan post partum harus tetap dengan pemberian cairan infus MGSO 4 supaya kondisi ibu bersalin tersebut tidak semakin memburuk dan mengakibatkan terjadinya kematian ibu bersalin. Selain itu sebelum pasien kegawatdaruratan persalinan dirujuk, tenaga kesehatan juga membuat surat rujukan sebagai pengantar ke tempat rujukan diatasnya dan menghubungi pihak RS PONEK terdekat yaitu RSUD Rantau Prapat, supaya pihak RS dapat menerima dan menangani kasus kegawatdaruratan persalinan tersebut. Hasil penelitian ini sesuai dengan Kemenkes RI 2012 menyebutkan bahwa tenaga kesehatan sebelum melakukan rujukan harus terlebih dahulu melakukan penanganan terhadap pasien, yaitu melakukan pertolongan pertama dan atau tindakan stabilisasi kondisi pasien sesuai indikasi medis serta sesuai dengan kemampuan untuk tujuan keselamatan pasien selama pelaksanaan rujukan, melakukan komunikasi dengan penerima rujukan dan memastikan bahwa penerima rujukan dapat menerima pasien dalam keadaan pasien gawat darurat, dan membuat surat pengantar rujukan untuk disampaikan kepada penerima rujukan. Selain itu penelitian Novita 2015 di Puskesmas Hamparan Perak dan 79 Puskesmas Bandar Khalifah, menyatakan bahwa sebelum melaksanakan rujukan kedua puskesmas terlebih dahulu melakukan tindakan stabilisasi pasien dengan memberikan obat-obatan dan pemasangan infus sesuai kasus. Apabila setelah dilakukan stabilisasi pasien tidak dapat ditangani maka pasien akan di rujuk ke Rumah Sakit. Menurut Depkes 2007 juga menyatakan bahwa setelah dilakukan stabilisasi kondisi pasien pemberian obat-obatan, pemasangan infus dan pemberian oksigen, kemudian ditentukan apakah pasien akan dikelola di tingkat Puskemas PONED atau dirujuk ke rumah sakit PONEK Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif, untuk mendapatkan pelayanan yang lebih sesuai dengan kegawatdaruratannya dalam upaya penyelamatan jiwa ibu dan anak. Penanganan kegawatdaruratan obstetri adalah upaya untuk mengatasi keadaan dari kesakitan agar pasien tidak meninggal atau memburuk keadaannya. Penanganan kegawatdaruratan persalinan di Puskesmas Negerai Lama telah sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan. Tenaga keseahtan telah melakukan penanganan kegawatdaruratan persalinan dengan benar dan tepat yang dapat membantu mencegah terjadinya angka kematian ibu bersalin, dimana penyebab kematian ibu bersalin karena terlambat mengambil keputusan merujuk, terlambat mengakses fasilitas kesehatan yang lebih memadai dan terlambat memperoleh pelayanan persalinan dari tenaga kesehatan yang tepat atau kompeten. 80

5.2.9.3 Pelaksanaan Rujukan Kegawatdaruratan Persalinan