Tenaga Kesehatan Standar Persyaratan Minimal Pelayanan Persalinan

15 oleh kesesuaian tindakan dengan standar proses maka haruslah dapat diupayakan tersusunnya standar proses tersebut. 3. Standar keluaran Standar keluaran merupakan hasil akhir atau akibat dari layanan kesehatan persalinan. Keluaran outcome adalah apa yang diharapkan akan terjadi sebagai hasil dari layanan kesehatan yang diselenggarakan dan terhadap apa keberhasilan tersebut akan diukur. Untuk dapat meningkatkan pelayanan persalinan, ketiga standar ini perlu dipantau secara berkesinambungan. Apabila ditemukan penyimpangan perlu segera diperbaiki. Secara sederhana kedudukan dan peranan ke tiga standar ini dapat dilihat sebagai berikut: Gambar 2.1 Kedudukan dan peranan standar dalam pelayanan kesehatan menurut Donabedian 1980

2.1.2.1 Tenaga Kesehatan

Menurut Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2014, tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan pelayanan Masukan: Sumber daya manusia, sarana dan prasarana, dana dan SOP Proses: Tindakan medis medical procedures dan tindakan non medis non medical procedures Keluaran: Tingkat kepatuhan dan kesembuhan meningkat, tingkat kematian, kesakitan menurun dan kecacatan menurun, kepuasan pasien meningkat 16 kesehatan. Tenaga kesehatan harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur operasional, etika profesi, menghormati hak pasien, serta mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatan dirinya dalam bekerja. Menurut Kemenkes RI 2010, tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan pelayanan pertolongan persalinan adalah dokter spesialis kebidanan, dokter dan bidan. 1. Dokter dan Dokter spesialis kebidanan dan kandungan SpOG Dokter spesilalis kebidanan dan kandungan berperan dalam memberikan pelayanan kebidanan spesialistik, juga berperan sebagai pembina terhadap jaminan kualitas pelayanan dan tenaga pelatih, karena keahliannya dibidang kebidanan dan kandungan, mereka juga berperan sebagai tenaga advokasi kepada sektor terkait di daerahnya. Keberadaan dokter spesialis sangat diharapkan, karena tanpa mereka sulit untuk dapat memberikan pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal secara komprehensif PONED, sehingga perlu upaya pemerataan penempatannya, juga diharapkan lebih berperan dalam pembinaan kualitas pelayanan dan tenaga advokasi. Depkes RI, 2002. Jumlah dokter umum cukup banyak, rata rata setiap puskesmas mempunyai lebih dari satu dokter umum tidak merata. Dokter umum di puskesmas mempunyai peran dalam memberikan pelayanan kebidanan dan juga sebagai pembina peningkatan kualitas pelayanan. Selain masalah penempatan dokter umum tidak merata, masalah lainnya adalah belum semua dokter umum di puskesmas mempunyai keterampilan untuk memberikan pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal, sehingga puskesmas yang semula 17 diharapkan dapat berfungsi sebagai fasilitas kesehatan yang mampu PONED tidak tercapai Depkes RI, 2002. 2. Bidan Ikatan Bidan Indonesia telah menjadi anggota ICM sejak tahun 1956, dengan demikian seluruh kebijakan dan pengembangan profesi kebidanan di Indonesia merujuk dan mempertimbangkan kebijakan ICM. Definisi bidan Of Midwives menurut Confederation ICM yang dianut dan diadopsi oleh seluruh organisasi bidan diseluruh dunia, dan diakui oleh WHO dan Federation of International Gynecologist Obstetrition FIGO, bahwa Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar registrasi dan memiliki izin yang sah lisensi untuk melakukan praktik bidan, yaitu mempersaipkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui, pengaturan kesuburan, bayi baru lahir dan balita Depkes RI, 2007.

2.1.2.2 Sarana dan Prasarana Pelayanan Persalinan