Penanganan Kegawatdaruratan Persalinan Alur Rujukan di Puskesmas PONED

54 kurang perhatian ke penyuluhan yang kita lakukan. Ya itu, kalau kita penyuluhan sedikit yang datang, kalau sudah sakit baru datang sama kita”. Bidan Desa “Sering..Yang dirujuk letak sungsang, plasenta lengket, persalinan macet. Ya kalau merujuk harus ke Puskesmas dulu kan, kalau puskesmas tidak bisa menangani lalu dirujuk ke rumah sakit. Sosialisasi pelayanan persalinan ada itu waktu minilokakarya di kantor desa tetapi bukan hanya tentang persalinan aja, ada juga keberadaan tentang PONED nya, tapi yang paling sering rujukan KIA nya”. Ibu Bersalin “Pernah, berapa kali ya mak? Empat kali lah di Posyandu. Dari POSYANDU, di bilang gini kalau mau melahirkan di rumah pun di rumah maupun disini, apa namanya ini? Ya di Puskesmas mbak. Kurang bagus lah mbak, lebih bagus waktu dulu kan mak? Waktu dulu tahun 2012 bagus ini mbak, gak ada perawatnya yang kecil semua besar-besar. Kalau sekarang kurang lah mbak. Karena bidan yang menolong saya kemarin sudah pindah terus ibu itu baik mbak, dekat juga mbak. Gak lah mendingan ke bidan Sartika lah mbak. perawatnya gak ada bagusnya, perawatnya berkumpul disana semua mbak. Saran apa mbak? gak ada lah mbak”.

4.3.9.2 Penanganan Kegawatdaruratan Persalinan

Berdasarkan hasil wawancara mengenai kasus persalinan yang pernah ditangani di Puskesmas Negeri Lama, diperoleh kasus yang sering terjadi adalah letak sungsang dan pre eklampsia ringan. Selain itu kasus pre eklampsia berat PEB, retensio plasenta dan perdarahan post partum juga pernah ditangani. Setiap kasus harus diperiksa terlebih dahulu, seperti tekanan darah, temperature, respirasi, detak jantung janin DJJ dan vaginal tosign VT. Apabila kasus tersebut tidak dapat ditangani maka puskesmas melakukan rujukan ke rumah sakit PONEK terdekat. Petugas kesehatan juga melakukan stabilisasi kepada pasien kasus kegawatdaruratan persalinan, membuat surat rujukan sebagai pengantar ke 55 tempat rujukan, dan menghubungi pihak rumah sakit Rantau Prapat. Hasil pernyataan dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut: Tabel 4.14 Matrik Pernyataan Informan mengenai Penanganan Kegawatdaruratan Persalinan Informan Pernyataan Bidan Koordinator “Kasusnya banyak ya dek, ada letak sungsang, pre eklampsia ringan, PEB terkadang juga tapi harus tetap distabilisasikan dengan MGSO4. Biasanya sama aja, kita periksa lah ibu hamilnya, kita ukur tekanan darah, suhu dan biasanya yang mengukur ya adik kita TKS ini. Kalau DJJ dan VT tetap harus kita takutnya nanti salah adik- TKS ini. Siap kita periksa, kita lihat kira-kira bisa gak untuk kita tangani dan kalau emang gak bisa kita tangani ya kita rujuk ke rumah sakit pakai SIJARIEMAS itu, seperti kasus retensio plasenta, ketuban pecah dini kita lakukan stabilisasi dengan cairan infus, baru kita buat surat rujuk pasien ke RSUD Rantau Prapat”. Petugas PONED “Ya letak normal, kelainan letak sungsang insyallah dapat kita tangani karena pernah juga kita temui kasus seperti itu. Kalau letak lintang kan jelas gak kita terus kalau ada kasus emergensi seperti PEB, perdarahan post partum kita stabilisasikan dulu, lalu kita buat surat rujuknya ke RSUD Rantau Prapat dan pada kasus PEB satu atau dua terkadang ada yang partus di sini tapi tetap kita stabilisasikan karena PEB dengan MGSO 4 kalau dengan perdarahan tetap pada pemberian cairannya”. Bidan Desa “Kasusnya ya kasus letak sungsang, plasenta lengket sama persalinan macet. Ya kita periksa sesuai kasusnya, kalau memang masih bisa ditangani di puskesmas gak dibawa ke rumah sakit. Tapi kalau gak bisa ditangani di puskesmas ya dirujuk ke rumah sakit, tapi biasanya puskesmas menangani dulu lah kasusnya, seperti plasenta lengket ya dikasih obat-obatan lah, kalau memang tetap gak bisa ditangani baru di rujukan ke rumah sakit Rantau prapat, karena memang Cuma rumah sakit rantau prapat lah yang paling dekat di tempat kita ini, jadi kita harus merujuk ke RSUD Rantau Prapat”. 56 4.3.9.3 Pelaksanaan Rujukan Kegawatdaruratan Persalinan Kebutuhan merujuk pasien tidak hanya dalam kondisi kegawatdaruratan saja, tetapi juga pada kasus yang tidak dapat ditangani di fasilitas pelayanan rawat inap karena tim interprofesi tidak mampu melakukan atau peralatan yang diperlukan tidak tersedia Kemenkes, 2013. Berdasarkan hasil wawancara terhadap informan diperoleh bahwa setiap kasus persalinan yang tidak dapat ditangani harus segera dirujuk ke RSUD Rantau Prapat, seperti letak lintang, PEB, ketuban pecah dini, retensio plasenta dan perdarahan post partum . Sebelum kasus persalinan dirujuk maka pasien harus di stabilisasi terlebih dahulu. Dalam merujuk kegawatdaruratan persalinan, petugas kesehatan telah sesuai dengan standar rujukan, yaitu BAKSOKU. Hasil pernyataan dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut : Tabel 4.15 Matrix Pernyataan Informan mengenai Pelaksanaan Rujukan Kegawatdaruratan Persalinan Informan Pernyataan Kepala Puskesmas “Ada lah kita rujuk ke rumah sakit RSUD Rantau Prapat. Dengan sistem yang dibuat EMAS juga. Ada kontak person dari RS sebelum merujuk kita menghubungi yang di sana dan di sana juga siap menerimanya. Yang membentuk itu semua EMAS”. Bidan Koordinator Ada..jadi kasus yang tidak dapat kita tangani pasti kita rujuk, seperti PEB, ketuban pecah dini, retensio plasenta. Yang pasti nya sebelum kita rujuk pasien nya kita stabilisasikan dulu pasien nya dan sekalian kita lengkapi surat rujukan, obat-obatan yang sudah kita berikan juga dimasukan ke surat rujukan. Terus sekalian kita jelaskan lah kondisi pasien ke keluarganya supaya keluarganya juga menyiapkan keperluan pasien. Kalau menghubungi ada, jadi setiap kita merujuk pasien harus kita hubungi dulu rumah sakit Rantau Prapat pakai SIJARIEMAS, supaya orang rumah sakit siap menerima pasien yang kita rujuk. Ya kita rujuk pakai ambulance. Harus pakai ambulane kita, walaupun pasien ada kendaraan. Takutnya 57 nanti pasien kenapa-napa kan dek, jadi karena di ambulance kita sudah ada tabung oksigen jadi kita tinggal memasangkan ke pasien nya saja”. Petugas PONED “Ya itu yang tidak dapat ditangani seperti kelainan letak normal, letak lintang, ketuban pecah dini, PEB, perdarahan post partum dan panduan kita selalu partograf. Kita lengkapi dengan surat rujukan yang sesuai dengan identitasnya pakai apa? Pakai KTP kah atau BPJS dan umum, terus kita lengkapi dengan dst, terus kita jelaskan lah ke keluarga pasien kalau pasiennya harus kita rujuk ke rumah sakit Rantau Prapat. Tapi biasanya keluarga pasien ikut aja apa yang kita bilangin tentang kondisi pasien, mungkin juga gak kepikiran lagi apa yang kita bilangin karena takut pasien nya kenapa-napa jadi biasanya langsung di iya kan aja gitu. Terus kan dek karena keluarga pasien nya sudah setuju dan kita juga takut terjadi kenapa-napa pada pasien nya jadi langsung kita rujuk aja pasien nya ke rumah sakit Rantau Prapat. Tapi tetap kalau kita merujuk pasien harus pakai SIJARIEMAS tadi. Jadi bidan siapa yang merujuk pasien ketahuan dimana lokasinya. Memang bersyukur kali lah kita karena ada program EMAS”. Bidan Desa “Pernah lah dek, itu kemarin kasusnya perdarahan post partum. Karena waktu itu kejadiannya tengah malam dan kak rasa puskesmas juga tidak sanggup menanganinya karena puskesmas tidak menyediakan transfuse darah. Ya Pasti nya kakak infus pasien nya dulu, obat-obatan juga kak suntikan supaya pasiennya itu stabil. Lalu kak lihat lah ada gak perubahan pada pasien setelah diberikan obat-obatan, kalau gak ada perubahan langsung kakak bilangin ke keluarganya pasien harus dirujuk ke rumah sakit. Terus kak rujuk pasien ke rumah sakit Rantau Prapat dan biasanya rumah sakit Rantau Prapat sudah menyiapkan semuanya untuk menangani kasus perdarahan post partum yang kak rujuk. Kan kakak juga kerja di puskesmas jadi kita dari puskesmas ada SIJARIEMAS, jadi kalau kita merujuk pasien harus pakai SIJARIEMAS”. 58

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Pelaksanaan Pelayanan Persalinan di Puskesmas Negeri Lama

Pada tahun 2011 Puskesmas Negeri Lama ditingkatkam menjadi Puskesmas PONED. Sebelum meningkatkan menjadi Puskesmas PONED, bangunan Puskesmas diperbaiki dan diperluas menjadi Puskesmas rawat inap. Setelah ditunjuk menjadi salah satu Puskesmas PONED di Kabupaten Labuhan Batu, Kepala puskesmas telah mengutus petugas kesehatan untuk dilatih PONED dimana petugas kesehatan yang dilatih PONED tersebut terdiri dari tiga orang, yaitu Dokter, Bidan dan Perawat. Salah satu yang menjadi sasaran dari pelayanan Puskesmas PONED adalah ibu bersalin yang mempunyai resiko tinggi. Berdasarkan hasil penelitian bahwa pelaksanaan pelayanan persalinan di Puskesmas PONED Negeri Lama belum sesuai dengan fungsi puskesmas PONED, dimana menurunnya kunjungan pelayanan persalinan dan meningkatnya rujukan kasus persalinan. Hal ini dapat dilihat dari data tahun 2015 bahwa cakupan kunjungan ibu bersalin yang dapat ditolong di Puskesmas Negeri Lama sebanyak 523 67,92 orang. Kasus persalinan yang dirujuk sebanyak 39 orang, seperti ketuban pecah dini KPD sebanyak 17 orang, pre eklampsia berat PEB sebanyak 5 orang, partus macet sebanyak 4 orang, post date sebanyak 2 orang, partus premature sebanyak 3 orang, previouse Caesar sebanyak 2 orang, retensio plasenta sebanyak 3 orang, dan perdarahan post partum sebanyak 3 orang. Pada bulan januari-juni tahun 2016 bahwa cakupan kunjungan ibu bersalin yang dapat ditolong di Puskesmas Negeri Lama sebanyak 126 orang. Kasus