Menerima Rujukan Persalinan dari Fasilitas Rujukan Dibawahnya

52 jadi kasus ini kita rujuk karena memang kita tidak mampu menangani kasusnya dan takutnya nanti terjadi perdarahan jadi kita rujuk aja dengan pasien terpasang infus, karena sebelumnya kita usahakan dulu menolong melahirkan plasenta dengan pemberian obat yaa dek”. Petugas PONED “SOP ada tapi itu pun setelah ada EMAS kita ada SOP kerja. Seperti dulu ada kasus, sibuk mencari alat, petugas bingung menanganinya. Untuk pelaksanaan terhadap SOP yang dibuat, kami sudah membentuk tim yang mana masing-masing petugas menjalankan tugas sesuai fungsinya mulai pasien datang sampai diberi tindakan dan dirujuk. Jadi kita masing-masing sudah tahu ngapain tugasnya. Ya kalau memeriksa pasti kita karena nanti takut salah diagnosa kan dan yang menolong juga kita, kalau pun ada adik-adik TKS yang menolong tetap harus kita damping. Jadi tugas adik-adik TKS ini menyiapkan alat-alat, memasang infus dan menemani merujuk ke rumah sakit saja”.

4.3.9 Alur Rujukan di Puskesmas PONED

4.3.9.1 Menerima Rujukan Persalinan dari Fasilitas Rujukan Dibawahnya

Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan yang melaksanakan pelimpahan tanggungjawab timbal balik terhadap kasus persalinan atau masalah kesehatan baik secara vertical, dalam arti unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu Kemenkes RI, 2013. Berdasarkan hasil wawancara dengan semua informan menyatakan bahwa sudah sering menerima rujukan kasus persalinan dari fasilitas rujukan dibawahnya, yaitu mulai dari pasien tidak dapat ditangani oleh bidan desa dan bidan praktek swasta BPS langsung dirujuk ke Puskesmas, kemudian di Puskesmas pasien langsung ditangani oleh petugas kesehatan dan apabila pasien tidak mampu ditangani oleh petugas puskesmas maka pasien tersebut akan dirujuk ke rumah sakit PONEK terdekat yaitu RSUD Rantau Prapat. 53 Petugas kesehatan juga sudah melakukan sosialisasi keberadaan puskesmas PONED kepada bidan desa dan masyarakat melalui minilokakarya dan penyuluhan. Hasil pernyataan dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut : Tabel 4.13 Matrik Pernyataan Informan mengenai Menerima Rujukan Persalinan dari Fasilitas Rujukan Dibawahnya Informan Pernyataan Kepala Puskesmas “Bidan desa langsung merujuk ke Puskesmas kita tapi untuk bidan swasta, klinik swasta ada beberapa yang belum mengirim ke PONED kita seperti klinik sartika jadi mereka kadang langsung ke RS. Dilihat dulu lah apa kasusnya dapat ditangani bidan kita, kalau tidak bisa ditangani maka bidan kita langsung merujuk ke RSUD Rantau Prapat. Kalau kasusnya tanyakan sama bu Zainab atau kak Nurjalilah ya dek. Kita sudah melakukan pendekatan, supervisi ke bawah bidan desa, swasta dan BPS sudah turun. Kita sosialisasikan keberadaan PONED kita tapi ada beberapa yang memang tidak mau bekerjasama dengan kita, karena kita juga sudah mengharamkan bersalin di rumah. Siapa yang kedapatan kita akan, apalagi kematian terjadi”. Bidan Koordinator “Kita sering menerima dari bidan desa, BPS, klinik swasta dan langsung kita tangani, kalau tidak bisa kita tangani langsung di rujuk ke RSUD Rantau Prapat dan semua tindakan yang kita lakukan harus berdasarkan SOP. Kasus yang sering dirujuk ke Puskesmas ini ada letak sungsang, letak lintang, retensio plasenta atau plasenta lengket dek dan ketuban pecah dini. Sosialisasi ada dengan bidan desa setiap bulan saat di kantor desa. Ya kita sosialisasikan tentang PONED nya ini dek dan agar bidan desa merujuk pasiennya ke puskesmas kita”. Petugas PONED Ada yang datang dari BPS atau pun dari desa-desa. Selagi kita memang bisa ya kita tangani, lagian disini tidak bisa bersalin di rumah lagi. Desa kita yang ada pun membawa pasien kemarin. Ya tetap sama dengan pasien BPS kalau pasiennya gak bisa kita tangani ya kita rujuk seperti kejadian emergensi tetap kita stabilisasikan dengan cairan MGSO4. Ya itu letak sungsang, letak lintang terus ada yang emergensi: perdarahan post partum, ketuban pecah dini. Sudah kita lakukan pada POSYANDU dan saat turun ke lapangan penyuluhan ke masyarakat tentang PONED kita ini, tapi masih banyak orang yang masih 54 kurang perhatian ke penyuluhan yang kita lakukan. Ya itu, kalau kita penyuluhan sedikit yang datang, kalau sudah sakit baru datang sama kita”. Bidan Desa “Sering..Yang dirujuk letak sungsang, plasenta lengket, persalinan macet. Ya kalau merujuk harus ke Puskesmas dulu kan, kalau puskesmas tidak bisa menangani lalu dirujuk ke rumah sakit. Sosialisasi pelayanan persalinan ada itu waktu minilokakarya di kantor desa tetapi bukan hanya tentang persalinan aja, ada juga keberadaan tentang PONED nya, tapi yang paling sering rujukan KIA nya”. Ibu Bersalin “Pernah, berapa kali ya mak? Empat kali lah di Posyandu. Dari POSYANDU, di bilang gini kalau mau melahirkan di rumah pun di rumah maupun disini, apa namanya ini? Ya di Puskesmas mbak. Kurang bagus lah mbak, lebih bagus waktu dulu kan mak? Waktu dulu tahun 2012 bagus ini mbak, gak ada perawatnya yang kecil semua besar-besar. Kalau sekarang kurang lah mbak. Karena bidan yang menolong saya kemarin sudah pindah terus ibu itu baik mbak, dekat juga mbak. Gak lah mendingan ke bidan Sartika lah mbak. perawatnya gak ada bagusnya, perawatnya berkumpul disana semua mbak. Saran apa mbak? gak ada lah mbak”.

4.3.9.2 Penanganan Kegawatdaruratan Persalinan