61
PONED, yaitu memberdayakan tenaga kesehatan lainnya yang belum pernah mengikuti pelatihan PONED.
Hal ini tidak sesuai dengan Kemenkes RI 2013 apabila tenaga kesehatan dalam tim inti tersebut pindah tugas, Dinas kesehatan wajib untuk menggantikan
dengan tenaga kesehatan Dokter, Bidan dan Perawat terlatih PONED melalui pelatihan atau rekrutmen tenaga kesehatan terlatih.
5.2.2 Kesiapsiagaan Tenaga Kesehatan Terlatih APN PONED
Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam pelaksanaan pelayanan persalinan tenaga kesehatan terlatih APN PONED hanya siapsiaga pada shift pagi
saja, shift sore dan shift malam diwakilkan kepada tenaga kesehatan berstatus PTT dan TKS yang belum terlatih APN PONED. Hal ini menunjukan bahwa
tenaga kesehatan yang bertugas memberikan pelayanan persalinan normal atau kegawatdaruratan persalinan masih bersifat on call, dimana dalam setiap
menangani persalinan harus memanggil bidan penanggung jawab, yaitu petugas PONED dan Bidan Koordinator yang tidak terlatih PONED. Selain itu petugas
PONED tidak selalu dapat datang untuk menangani persalinan disebabkan adanya keperluan keluarga yang harus diurus dan tempat tinggal petugas PONED jauh
dari puskesmas. Pelayanan persalinan akan dimanfaatkan masyarakat apabila tenaga
kesehatan yang dibutuhkan tersedia ditempat. Tenaga terlatih PONED harus diatur penempatan, pemanfaatannya sesuai fungsi mereka dalam melaksanakan
pelayanan persalinan. Namun hasil penelitian menunjukkan bahwa tenaga kesehatan yang terlatih PONED tidak diatur penempatannya, sehingga tidak dapat
62
menerapkan ilmu yang diperoleh dari pelatihan tersebut dalam pelayanan persalinan, seperti dokter yang terlatih PONED menjadi kepala puskesmas tidak
ikut serta dalam memberikan pelayanan persalinan dan bidan yang tidak terlatih PONED ditunjuk sebagai penanggungjawab PONED.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pelayanan persalinan tidak terlaksana dengan optimal, karena tenaga kesehatan yang terlatih tidak siapsiaga dalam
memberikan pelayanan persalinan khususnya kegawatdaruratan persalinan, dimana kegawatdaruratan persalinan dapat ditangani oleh tenaga kesehatan yang
telah terlatih, seperti dokter, bidan dan perawat. Jadi diharapkan puskesmas Negeri Lama untuk mengatur penempatan tenaga kesehatan yang telah terlatih
PONED tidak hanya bertugas sebagai kepala puskesmas, tetapi harus dapat menjadi penanggungjawab karena dalam melaksanakan pelayanan persalinan di
puskesmas PONED harus memiliki seorang dokter yang terlatih PONED untuk sebagai penanggungjawab pelayanan persalinan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Lestari 2016 bahwa kurangnya pemanfaatan pelayanan PONED oleh masyarakat, bidan desa atau
puskesmas non PONED dalam pelayanan persalinan dimana petugas kesehatan PONED yang diinginkan tidak selalu ada ditempat. Selain itu menurut Tobing
2014, bahwa tingginya rujukan kegawatdaruratan persalinan ke rumah sakit PONEK karena berbagai sebab, antara lain tidak adanya petugas yang terlatih
PONED seperti dokter yang siapsiaga 24 jam dan sulitnya konsultasi dengan dokter pada waktu malam hari.
63
Menurut Mubarak 2012, menyatakan bahwa syarat puskesmas PONED salah satunya adalah memiliki dokter, bidan dan perawat terlatih PONED yang
siap melayani 24 jam.
5.2.3 Kualitas Tenaga Kesehatan Terlatih APN PONED