Hipotesis Ketiga PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN METODE DEMONSTRASI MELALUI MEDIA ANIMASI DAN KIT IPA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

commit to user lxxxvi lxxxvi bercampur dengan siswa yang memiliki kemampuan awal rendah. Hal ini akan mempempersulit siswa yang memiliki kemampuan awal rendah dalam mengikuti kegiatan demonstrasi. Dalam mengamati, memahami dan mengolah hasil demonstrasi untuk memantapkan konsep fisika yang dipelajari, siswa yang memiliki kemampuan awal rendah dan siswa yang memiliki tingkat kemampuan awal tinggi hampir memiliki kesamaan. Pada penelitian ini, tingkat kemampuan awal tinggi memberikan pengaruh yang lebih baik dari pada tingkat kemampuan awal rendah tetapi tidak terlalu signifikan.

3. Hipotesis Ketiga

H 0,C : Tidak ada perbedaan prestasi belajar fisika bagi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan rendah. H 1,C : Ada perbedaan prestasi belajar fisika bagi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan rendah. Hasil perhitungan uji analisis varians tiga jalan sel tak sama diperoleh F hitung = 4.831 F tabel = 4.00 dengan derajad kebebasan 1 dan taraf signifikan a = 0,05 sehingga H 0,C ditolak, artinya ada perbedaan prestasi belajar fisika bagi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan rendah. Hasil uji komparasi ganda dengan uji Scheffe menghasilkan F hitung = 5.052 F tabel = 4.00 artinya bahwa motivasi belajar memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar fisika pada materi pokok bahasan gerak lurus. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi memperoleh prestasi belajar fisika pokok bahasan gerak lurus lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki commit to user lxxxvii lxxxvii motivasi belajar rendah. Temuan ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nicolaus Dolly Simon Kusdwiutomo bahwa ” siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi memiliki prestasi fisika lebih baik dari pada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah”. Fakta ini disebabkan oleh siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi lebih cepat mengiterpretasikan kode-kode atau icon-icon yang diterima dibandingkan siswa yang memiliki motivasi belajar rendah. Motivasi belajar siswa memiliki peran yang sangat penting dalam menginterpretasikan perintah-perintah dalam LKS untuk melakukan demonstrasi. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dapat merangkai alat-alat mekanika sesuai dengan petunjuk yang tertulis dalam LKS dengan cepat. Dalam melakukan kegiatan demonstrasi untuk membuktikan konsep-konsep sinar istimewa maupun pembentukan bayangan pada gerak lurus dapat dilakukan dengan cepat, sehingga cepat memperoleh data-data yang dibutuhkan. Hal ini disebabakan oleh siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi memiliki rasa inggin tahu dan suka terhadap hal-hal yang baru serta senang menghadapi tantangan.

4. Hipotesis Keempat

Dokumen yang terkait

Pembelajaran fisika dengan pendekatan induktif melalui metode eksperimen dan demonstrasi pada pokok bahasan kalor ditinjau dari kemampuan awal siswa SMA kelas x

0 12 126

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING DAN KETRAMPILAN PROSES DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP

1 14 115

PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE DEMONSTRASI MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI DAN 2D DITINJAU DARI KEMAMPUAN TINGKAT BERPIKIR DAN GAYA BELAJAR SISWA

0 11 133

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI METODE EKSPERIMEN SERTA DEMONSTRASI DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

0 3 10

Pembelajaran kimia dengan inkuiri terbimbing melalui metode eksperimen dan demonstrasi ditinjau dari kemampuan awal dan sikap ilmiah siswa

0 13 156

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN CTL MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN ANIMASI DAN KIT IPA DITINJAU DARI GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA

4 28 229

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MEDIA PETA KONSEP DAN MODUL DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN KREATIVITAS SISWA

0 1 126

Pembelajaran Fisika dengan Pendekatan Inkuiri melalui Metode Eksperimen dan Metode Demonstrasi ditinjau dari Kreativitas dan Motivasi Berprestasi Siswa.

0 0 17

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DISKUSI DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS BELAJAR MAHASISWA.

0 0 17

Pembelajaran fisika dengan media satket dan media interaktif ditinjau dari motivasi belajar dan gaya belajar siswa saiful

0 9 137