commit to user
media KIT dengan tingkat kemampuan awal terhadap prestasi hasil belajar siswa.
5. Interaksi antara antara metode demonstrasi menggunkan media Animasi
dan media KIT dengan tingkat motivasi belajar terhadap prestasi hasil belajar siswa.
6. Interaksi antara antara tingkat kemampuan awal dengan tingkat motivasi
belajar terhadap prestasi hasil belajar siswa. 7.
Interaksi antara antara metode demonstrasi menggunkan media Animasi dan media KIT dengan tingkat kemampuan awal dan tingkat motivasi
belajar terhadap prestasi hasil belajar siswa.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk : 1.
Bagi siswa : a.
Mendorong siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan berfikir tentang fisika khususnya gerak lurus.
b. Membuat siswa untuk lebih termotivasi dalam belajar fisika sehingga
fiska menjadi lebih menarik, asyik, dan menyenangkan. c.
Mengusahakan siswa dapat mengaplikasikan manfaat gerak lurus dalam kehidupan sehari-hari.
2. Bagi Guru
a. Memberikan gambaran tentang pengelolaan, perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi
commit to user
menggunakan animasi sehingga belajar fisika menjadi lebih menarik, asyik dan menyenangkan.
b. Memberikan motivasi kepada guru untuk terus melakukan
pembaharuan-pembaharuan dalam melakukan
kegiatan belajar
mengajar dengan metode-metode pembelajaran yang ada dan membantu memperlancar tugas profesinya.
3. Bagi Lembaga
a. Memberikan kontribusi dalam memotivasi siswa untuk belajar fisika
sehingg prestasi hasil belajar siswa dapat meningkat. b.
Dapat dijadikan sebagai salah satu metode pembelajaran fisika yang relevan dengan permasalahan yang terjadi di sekolah.
c. Untuk mengetahui gambaran peningkatan hasil belajar siswa
kelas VII tentang gerak lurus dengan metode demonstrasi menggunakan Animasi dan KIT di kelas VII MTsN Taliwang Sumbawa
Barat.
commit to user
i
i
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori 1. Pengertian Belajar
Menurut berbagai sudut pandang belajar dapat didefinisikan beraneka ragam. Menurut Slameto 2003:2, “Belajar merupakan suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”. Menurut M. Sobry Sutikno 2007:5 mengemukakan “Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Menurut Thursan Hakim 2005:1, “Belajar adalah suatu
proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku
seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan”. Menurut Slameto dalam R.
Gagne, 2003:13 memberikan dua definisi belajar, yaitu: “1. Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan,
kebiasaan, dan tingkah laku. 2. Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi”.
commit to user
ii
ii
Atas dasar pendapat-pendapat tersebut dapatlah disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang
diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya. Jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan peningkatan
kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami kegagalan di dalam proses belajar. Dalam membelajarkan siswa guru
dapat menggunakan berbagai metoda pembelajaran namun perlu diperhatikan bahwa belajar yang efektif dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada
siswa, siswa aktif dan guru sebagai fasilitator.
2. Teori Belajar
Proses pembelajaran yang akan disiapkan oleh seorang guru hendaknya terlebih dahulu harus memperhatikan teori-teori yang melandasinya, dan
bagaimana implikasinya dalam proses pembelajaran. Dalam penelitian ini hanya akan dibahas beberapa teori belajar yang erat kaitannya dengan masalah yang
dihadapi diantaranya: Teori Belajar Gagne, Teori Belajar Pieget, Teori Belajar Bruner, dan Teori Belajar Ausubel.
a. Teori Gagne
Asumsi yang mendasari teori Gagne adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan
merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah
sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan
commit to user
iii
iii
informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi- kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang
diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang
mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran. Gagne beranggapan bahwa hirarki belajar itu ada, sehingga penting bagi
guru untuk menentukan urutan materi belajar yang harus diberikan. Materi- materi yang berfungsi prasyarat harus diberikan terlebih dahulu. Keberhasilan
siswa belajar kemampuan yang lebih tinggi, ditentukan oleh apakah siswa itu memiliki kemampuan belajar yang lebih rendah atau tidak.
Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu, 1 motivasi; 2 pemahaman; 3 pemerolehan; 4 penyimpanan; 5
ingatan kembali; 6 generalisasi; 7 perlakuan dan 8 umpan balik, sedangkan kemampuan manusia sebagai tujuan belajar menurut Gagne dibedakan menjadi
5 kategori, yaitu : a keterampilan intelektual; b informasi verbal; c strategi kognitif; d keterampilan motorik; dan e sikap.
Untuk mencapai hasil belajar yang demikian maka implikasi teori belajar Gagne dalam proses belajar mengajar harus memperhatikan kejadian
instruksional yang meliputi 1 menarik perhatian, 2 menjelaskan tujuan, 3 mengingat kembali apa yang telah dipelajari, 4 memberikan materi pelajaran,
5 memberi bimbingan belajar, 6 memberi kesempatan, 7 memberi umpan
commit to user
iv
iv
balik tentang benar tidaknya tindakan yang dilakukan, 8 menilai hasil belajar, dan 9 mempertinggi retensi dan transfer.
Sehingga dengan metode demonstrasi melalui media Animasi dan KIT diharapkan pemahaman terhadap konsep tentang gerak lurus akan lebih baik
karena dengan metode demonstrasi melalui media Animasi dan KIT memungkinkan adanya keterampilan intelektual, informasi verbal, strategi
kognitif, keterampilan motorik, serta sikap yang dimiliki siswa yang dapat mempegaruhi siswa dalam belajar.
b. Teori Piaget Prinsip teori Piaget, a manusia tumbuh beradaptasi, dan berubah
melalui perkembangan fisik, kepribadian, sosioemosional, kognitif, dan bahasa; b pengetahuan datang melalui tindakan; c perkembangan kognitif sebagian
besar tergantung seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungan. Menurut Piaget perkembangan kognitif pada anak secara
garis besar sebagai berikut: a priode sensori motor 0-2 tahun; b priode praoperasional 2-7 tahun; c priode operasional konkrit 7-11 tahun; d
priode operasi formal 11-15 tahun. Konsep-konsep dasar proses organisasi dan adaptasi intelektual menurut
Piaget meliputi : 1. skemata, dipandang sebagai sekumpulan konsep, 2. Asimilasi, peristiwa mencocokkan informasi baru dengan informasi lama yang sudah
dimiliki oleh seseorang, 3. Akomodasi, terjadi apabila antara informasi baru dan lama yang semula tidak cocok kemudian dibandingkan dan disesuaikan dengan
commit to user
v
v
informasi lama, dan 4. Equilibrium keseimbangan, bila keseimbangan tercapai
maka siswa mengenal informasi baru. Implikasi teori Piaget dalam Proses Pembelajaran adalah: a. Memusatkan perhatian kepada berfikir atau proses
mental anak, tidak sekedar kepada hasilnya tetapi juga prosesnya, b. Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri, keterlibatan aktif dalam
pembelajaran, penyajian pengetahuan jadi tidak mendapat tekanan. c. Memaklumi adanya perbedaan individual, maka kegiatan pembelajaran diatur
dalam bentuk kelompok kecil, d. Peran guru sebagai seorang yang mempersiapkan lingkungan yang memungkinkan siswa dapat memperoleh
pengalaman yang luas.
Dari teori perkembangan belajar Piaget di atas pembelajaran
menggunakan metode demonstrasi melalui media Animasi dan KIT dapat digunakan karena telah ada proses belajar yang berlangsung dengan insiatif dan
keterlibatan aktif tanpa tekanan serta adanya kelompok kecil yang digunakan dan guru berperan dalam menyiapkan lingkungannya.
c. Teori Bruner
Teori Bruner hampir serupa dengan teori Piaget, Di dalam teorinya Bruner mengemukakan bahwa perkembangan intelektual anak mengikuti 3
tahap representasi yang berurutan, yaitu: aenactive representation, segala pengertian anak tergantung kepada responnya; b iconic representation, pola
berfikir anak tergantung kepada organisasi visual benda-benda yang konkrit
commit to user
vi
vi
dan organisasi sensorisnya; dan c simbolic reprentation, anak telah memiliki pengertian yang utuh tentang sesuatu hal, pada priode ini anak telah mampu
mengutarakan pendapatnya dengan bahasa. Berbeda dengan Piaget, Bruner memiliki pandangan yang lain tentang
peranan bahasa dalam perkembangan intelektual anak. Bruner berpendapat meskipun bahasa dan pikiran berhubungan, tetapi merupakan dua sistem yang
berbeda. Bahasa merupakan alat berfikir dalam yang berbentuk pikiran. Dengan kata lain proses berfikir adalah akibat bahasa dalam yang berlangsung dalam
benak siswa.Bruner juga berpendapat bahwa kesiapan adalah penguasaan keterampilan
sederhana yang
memungkinkan seseorang
menguasai keterampilan lebih tinggi. Menurut Bruner kita tidak boleh menunggu datangnya
kesiapan, tetapi harus membantu tercapainya kesiapan itu. Tugas orang dewasalah mengajarkan kesiapan itu pada anak. Berhubungan dengan proses
belajar Bruner dikenal dengan belajar penemuannya discovery learning.
Implikasi Teori Bruner dalam proses pembelajaran
adalah : a menghadapkan anak pada suatu situasi yang membingungkan atau suatu
masalah; b anak akan berusaha membandingkan realita di luar dirinya dengan model mental yang telah dimilikinya; dan c dengan pengalamannya anak akan
mencoba menyesuaikan atau mengorganisasikan kembali struktur-struktur idenya dalam rangka untuk mencapai keseimbangan di dadalam benaknya.
Untuk itu siswa akan mencoba melakukan sintesis, analisis, menemukan informasi baru dan menyingkirkan informasi yang tak perlu.
commit to user
vii
vii
Maka melalui pembelajaran menggunakan metode demonstrasi menggunakan media Animasi dan KIT, diharapkan ada masalah yang dihadapi
siswa dalam proses belajar hingga ada situasi yang membingungkan yang akhirnya siswa akan berusaha membandingkan realita di luar dirinya dan siswa
akan lebih berpengalaman dan penanaman konsep akan dapat lebih mudah untuk diterima siswa. Pembelajaran dengan Media Animasi dan KIT memberikan
adanya kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dan kreatif dalam belajar baik untuk dirinya sendiri maupun demi kelompoknya.
d. Teori Ausubel
Ausubel berpendapat bahwa belajar penemuan itu penting, tetapi dalam
beberapa situasi tidak efisien, ia lebih menekankan guru sentral, sehingga Ausubel kurang menekankan belajar aktif. Penekanannya pada ekpositorik .Ausubel menekankan
pengajaran verbal yang bermakna meaningful verbal instruction. Menurut Ausubel, setiap ilmu mempunyai struktur konsep-konsep yang
membentuk dasar sistem informasi ilmu tersebut. Semua konsep berhubungan satu sama lain organiser. Struktur konsep dari setiap bidang dapat diidentifikasi dan
diajarkan kepada semua siswa dan menjadi sitem proses informasi mereka yang disebut dengan peta intelektual. Peta intelektual ini dapat digunakan untuk menganalisa domain
tertentu dan untuk memecahkan masalah-masalah yang berhubungan erat dengan aktivitas domain tersebut. Belajar adalah mencocokkan konsep dalam suatu pokok
bahasan ke dalam sistem yang dimilikinya untuk kemudian menjadi milikinya dan berguna baginya. Belajar dapat diklasifikasikan kedalam dua dimensi. Dimensi pertama
commit to user
viii
viii berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran itu disajikan kepada siswa
melalui penerimaan atau penemuan. Selanjutnya dimensi kedua menyangkut bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada.
Jika siswa hanya mencoba menghafalkan informasi baru itu tanpa menghubungkan dengan struktur kognitifnya, maka terjadilah belajar dengan hafalan. Sebaliknya jika
siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi baru itu dengan struktur kognitifnya maka yang terjadi adalah belajar bermakna. Dari teori belajar Ausubel tersebut
pembelajaran yang disampaikan pada siswa diharapkan bukan hanya sekedar penyampaian pesan dan memberikan siswa suatu contoh seperti yang telah disebutkan
oleh guru, tetapi pesan yang diterima siswa diharapkan dapat menumbuhkan segala kemampuan yang ada pada siswa sampai siswa dapat memberikan contoh berupa
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan konsep yang ada. Sehingga penyampaian materi dengan Media Animasi dan KIT dapat lebih bermakna karena dapat
mengaitkan konsep-konsep sebelumnya, dan pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa. Sedangkan dalam pelaksanaannya Media Animasi disampaikan secara
berulang-ulang sampai permasalahan yang ada muncul dari siswa sebagai bahan kajian, sehingga akan menumbuhkan adanya keingin tauhan siswa yang lebih dalam dan
pembangunan konsep pada diri siswa akan terjadi yaitu melalui pemberian soal latihan serta pemberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Selaras dengan teori belajar
Ausubel, maka pembelajaran dengan metode demonstrasi melalui media Animasi dan KIT siswa akan menerima berbagai penjelasan atas konsep- konsep pada Gerak Lurus
yang mendorongnya untuk melakukan atau mencoba dan akan lebih bermakna ketika pelaksanaan demonstrasi.
commit to user
ix
ix
Dari berbagai teori belajar di atas maka dapatlah disimpulkan bahwa belajar itu merupakan suatu proses untuk menuju suatu perubahan dalam diri
seseorang dimulai dari menerima dan mengolah informasi baik secara sadar ataupun tak sadar secara menetap hingga memperoleh suatu kecakapan atau
keberhasilan. Agar keberhasilan dapat dicapai maka pelaksanaan pembelajaran tidak satu arah tetapi dua arah, yaitu dilaksanakan dengan melibatkan siswa,
adapun langkah-langkahnya dilaksanakan secara jelas dan dengan metode atau pemilihan media yang sesuai agar anak dengan mudah di dalam menerima dan
melakukan pengembangan ilmu sesuai yang ia pelajari. Metode demonstrasi dengan Animasi dan KIT merupakan contoh penggunaan metode pembelajaran
yang disampaikan dalam situasi alamiah sehingga siswa dapat mengamatinya secara langsung dengan caranya sendiri dan dengan penuh kepastian hal ini
menumbuhkan adanya sifat percaya diri siswa dalam mengambil keputusan sehingga dari pengalaman yang ia pelajari kemungkinan besar dapat
menguatkan konsep sehingga prestasi belajar meningkat.
3. Metode Pembelajaran