commit to user 61
butir  soal  yang  dapat  digunakan  untuk  instrumen  angket  motivasi  belajar matematika yaitu butir soal selain nomor 2, 10, 13, 14, 15, 22, 30, 36, 38, 48.
2. Data Skor Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa
Data  tentang  motivasi  belajar  matematika  siswa  diperoleh  dari angket  berupa  skor  angket  motivasi    belajar  matematika  X.  Data  tersebut
selanjutnya dikelompokkan dalam tiga kategori berdasarkan rata-rata
X
dan standar deviasi s. Dari perhitungan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
diperoleh
X
gab
=  122,5833  dan  s
gab
=  15,3615.  Penentuan  kategori  adalah sebagai berikut:
Motivasi belajar matematika tinggi :
gab gab
s X
X 2
1
. Sehingga X   130,2641 termasuk kategori motivasi belajar tinggi.
Motivasi belajar matematika sedang :
gab gab
gab gab
s X
X s
X 2
1 2
1
. Sehingga  114,9026
≤  X  ≤  130,2641  termasuk  kategori  motivasi  belajar sedang.
Motivasi belajar matematika rendah :
gab gab
s X
X 2
1
. Sehingga X  114.9026 termasuk kategori motivasi belajar rendah.
Berdasarkan  data  yang  telah  terkumpul,  untuk  kelas  eksperimen terdapat  7  siswa  yang  termasuk  kategori  tinggi,  15  siswa  yang  termasuk
kategori sedang dan 8 siswa yang termasuk kategori rendah. Sedangkan untuk kelas kontrol terdapat 12 siswa  yang termasuk kategori tinggi,  6 siswa  yang
termasuk kategori sedang dan 12 siswa yang termasuk kategori rendah.
3. Data Prestasi Belajar Matematika Siswa
Data  prestasi  belajar  matematika  yang  digunakan  dalam  penelitian ini adalah nilai tes akhir pada materi Faktorisasi Suku Aljabar setelah  obyek
penelitian  diberi  perlakuan  dengan  model  pembelajaran  yang  berbeda  antara kelompok  eksperimen  dengan  kelompok  kontrol.  Kelompok  eksperimen
diberi  perlakuan  dengan  model  pembelajaran  Missouri  Mathematics  Project
commit to user 62
MMP Berbantuan Kartu Masalah, serta kelompok kontrol diberi  perlakuan dengan dengan model pembelajaran Langsung.
Hasil  dan  tata  letak  data  tes  prestasi  belajar  matematika  menurut model pembelajaran dan motivasi belajar matematika tersebut adalah sebagai
berikut: Tabel  4.1. Tata Letak Data Prestasi Belajar Matematika Berdasar Model
Pembelajaran dan Motivasi Belajar Matematika Model
Pembelajaran Motivasi Belajar Matematika
Tinggi b
1
Sedang b
2
Rendah b
3
Model Pembelajaran
MMP Berbantuan
Kartu Masalah a
1
79,2  75    83,3 75
70,8 83,3 79,2
70,8  62,5  66,7  66,7 62,5  66,7  62,5
62,5 70,8 58,3 50 58,3  62,5        70,8
54,2 54,2 66,7 54,2
62,5  58,3 58,3  58,3
50
Model pembelajaran
Langsung a
2
50 62,5
50 58,3
54,2 54,2
54,2 62,5
58,3 50        58,3
62,5 41,7  45,8  58,3  66,7
50 54,2 41,7 58,3 54,2
41,7  45,8 45,8  54,2
45,8  41,7 62,5  45,8
50 Tabel 4.2 Rataan Skor Prestasi Belajar Matematika Siswa
Model Pembelajaran Motivasi Belajar Siswa
Tinggi b
1
Sedang b
2
Rendah b
3
Rataan Margi
nal Model Pembelajaran MMP
Berbantuan Kartu Masalah a
1
77,9714  63,0533 57,8125
65,1367
Model Pembelajaran Langsung a
2
56,2500  52,7833 48,9583
52,6400
commit to user 63
Rataan Marginal 64,2526  60,1190
52,5000
B. Pengujian Prasyarat Analisis Data
1. Uji Prasyarat Eksperimen
Persyaratan eksperimen dalam penelitian ini adalah sampel memiliki kemampuan awal yang seimbang, sehingga perlu dilakukan uji keseimbangan
kemampuan awal  yang sebelumnya dilakukan uji normalitas terlebih dahulu. Sumber  data  untuk  uji  keseimbangan  ini  diambil  dari  nilai  rapor  mata
pelajaran  matematika  kelas  VII  semester  genap  tahun  pelajaran  20092010. Untuk kelas VIII B sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 30 orang
diperoleh rata-rata 63,1000. Untuk kelas VIII C sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 30 orang diperoleh rata-rata 62,2000. Hasil uji normalitas untuk
kemampuan  awal  kelas  eksperimen  dan  kelas  kontrol  menggunakan  uji Liliefors dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.3 Harga Statistik Uji Normalitas Kemampuan Awal
No Sumber
L
obs
L
0,05;n
Keputusan Kesimpulan
1. Kelas Eksperimen
0,1475  0,1610  H tidak ditolak
Normal 2.
Kelas Kontrol 0,1443  0,1610  H
tidak ditolak Normal
Untuk  kelas  eksperimen  diperoleh  L
obs
=  0,1475    0,1610  =  L
0,05;30
, dan  untuk  kelas  kontrol  diperoleh  L
obs
=  0,1443    0,1610  =  L
0,05;30
.  Dari kedua  kelas  tersebut,  L
obs
berada  di  luar  daerah  kritik,  sehingga  keputusan ujinya  adalah  H
tidak  ditolak.  Hal  ini  berarti  sampel  berasal  dari  populasi yang  berdistribusi  normal.  Perhitungan  selengkapnya  dapat  dilihat  pada
Lampiran 21 dan 22. Setelah  diketahui  bahwa  kedua  sampel  berasal  dari  populasi  yang
berdistribusi  normal,  kemudian  dilakukan  uji  keseimbangan  dengan  tujuan untuk mengetahui apakah sampel penelitian memiliki kemampuan awal yang