commit to user 42
3. Penyusunan Instrumen
Instrumen  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  berupa  tes  untuk memperoleh  data  tentang  prestasi  belajar  matematika  dan  angket  motivasi
belajar  matematika.  Intrumen  penelitian  baik  tes  maupun  angket  disusun berdasarkan  kisi-kisi  yang  telah  dibuat.instrumen  yang  telah  disusun,
selanjutnya  dilakukan  uji  validitas  isi  dan  diujicobakan  terlebih  dahulu sebelum  diberikan  kepada  sampel  penelitian.  Tujuan  dari  uji  coba  adalah
untuk mengetahui apakah butir-butir instrumen yang telah disusun memenuhi syarat-syarat butir instrumen yang baik. Butir-butir nstrumen yang digunakan
dalam penelitian adalah butir-butir instrumen yang memenuhi syarat. Adapun cara-cara  untuk  mengetahui  bahwa  instrumen  yang  disusun  telah  memenuhi
syarat adalah sebagai berikut:
a. Metode tes
1 Uji Validitas Isi
Suatu  instrumen  dikatakan  valid  menurut  validitas  isi  apabila  isi instrumen  tersebut  telah  merupakan  sampel  yang  representatif  dari
keseluruhan isi hal yang akan diukur. Pada kasus ini, validitas tidak dapat ditentukan dengan mengkorelasikannya dengan suatu kriteria, sebab tes itu
sendiri adalah kriteria dari suatu kinerja. Supaya  tes  mampunyai  validitas  isi,  harus  diperhatikan  hal-hal
sebagai berikut: a
Bahan  ujian  tes  harus  merupakan  sampel  yang  representatif  untuk mengukur sampai seberapa jauh  tujuan pembelajaran tercapai  ditinjau
dari materi yang diajarkan maupun dari sudut proses belajar. b
Titik  berat  bahan  yang  diujikan  harus  seimbang  dengan  titik  berat bahan yang diajarkan.
c Tidak  diperlukan  pengetahuan  lain  yang  tidak  atau  belum  diajarkan
untuk menjawab soal-soal ujian dengan benar. Untuk  mempertinggi  validitas  isi,  langkah-langkah  yang  harus
dilakukan pembuat soal adalah:
commit to user 43
a Mengidentifikasi  bahan-bahan  yang  telah  diberikan  beserta  tujuan
instruksionalnya. b
Membuat kisi-kisi dari soal tes yang akan ditulis. c
Menyusun soal tes beserta kuncinya. d
Menelaah soal tes sebelum dicetak. Untuk  menilai  apakah  suatu  instrumen  mempunyai  validitas  yang
tinggi atau tidak, biasanya dilakukan penilaian melalui para pakar. Dalam hal ini para penilai menilai apakah kisi-kisi yang dibuat oleh pengembang
tes  telah  menunjukkan  bahwa  klasifikasi  kisi-kisi  telah  mewakili  isi substansi  yang  akan  diukur.  Langkah  berikutnya,  para  penilai  menilai
apakah  masing-masing  butir  tes  yang  disusun  cocok  atau  relevan  dengan klasifikasi  kisi-kisi  yang  ditentukan.  Dalam  penelitian  ini,  diberikan
petunjuk  bagi  para  penilai  yaitu  apabila  butir  tes  telah  sesuai  dengan klasifikasi yang ditentukan, maka dalam lembar penilaian diberi tanda cek
√  dan  apabila  belum  sesuai  diberi  tanda  X  sehingga  perlu  dilakukan perbaikan sebelum instrumen tes tersebut digunakan.
Kriteria  penelaahan  dalam  validitas  isi  meliputi:  kesesuaian  butir soal dengan materi, kesesuaian butir soal dengan kisi-kisi, hanya ada satu
pilihan jawaban yang tepat, butir soal dirumuskan dengan jelas, butir soal bebas  dari  pertanyaan  yang  menimbulkan  makna  ganda,  butir  soal
menggunakan  bahasa  sesuai  dengan  kaidah  Bahasa  Indonesia  atau  Ejaan Yang  Disempurnakan  EYD,  Bahasa  yang  digunakan  bersifat
komunikatif mudah dipahami. 2
Uji Konsistensi internal Budiyono  2003:  65  mengemukakan  bahwa,  ”Sebuah  instrumen
terdiri  dari  sejumlah  butir-butir  instrumen.  Kesemua  butir  tersebut  harus mengukur  hal  yang  sama  dan  menunjukkan  kecenderungan  yang  sama
pula. Ini berarti harus ada korelasi positif antara skor masing-masing butir tersebut”.  Konsistensi  internal  masing-masing  butir  dilihat  dari  korelasi
antara  skor  butir-butir  tersebut  dengan  skor  totalnya.  Untuk  menghitung
commit to user 44
konsistensi  internal  butir  ke-i,  rumus  yang  digunakan  adalah  rumus korelasi momen produk dari Karl Pearson, yaitu sebagai berikut:
} }{
{
2 2
2 2
Y Y
n X
X n
Y X
XY n
= r
xy
Keterangan: r
xy
= indeks konsistensi internal untuk butir ke-i n   = banyaknya subyek yang dikenai tes instrumen
X   = skor butir ke-i ; i = 1, 2, ..., m dari subyek uji coba Y   = skor total dari subyek uji coba
Butir soal yang dipakai adalah butir soal dengan
30 ,
xy
r
. Indeks konsistensi internal  sering  disebut  sebagai  daya  pembeda.  Pada  instrumen  tes  hasil
belajar,  butir  yang  indeks  konsistensi  internalnya  tinggi  dapat membedakan antara anak yang pandai dan anak yang kurang pandai.
Budiyono, 2003: 65 3
Uji Reliabilitas Suatu  instrumen  dikatakan  reliabel  apabila  hasil  pengukuran
dengan instrumen tersebut adalah sama jika pengukuran tersebut dilakukan pada  orang  yang  sama  pada  waktu  yang  berlainan  atau  pada  orang-orang
yang  berlainan  tetapi  mempunyai  kondisi  yang  sama  pada  waktu  yang sama atau pada waktu yang berlainan. Kata reliabel sering disebut dengan
nama  lain  misalnya  terpercaya,  terandalkan,  ajeg,  stabil,  konsisten,  dan sebagainya.
Reliabilitas  instrumen  tes  hasil  belajar  diuji  dengan  rumus  KR-20 yaitu:
2 2
11
1
t i
i t
s q
p s
n n
r
Dengan:
r
11
=  indeks reliabilitas instrumen n
= cacah butir instrumen p
i
= proporsi cacah subyek yang menjawab benar pada butir ke-i
commit to user 45
q
i
= 1-p
i
; i = 1, 2,…., n
s
t 2
= variansi total Hasil skor tes dikatakan reliabel apabila besarnya indeks reliabilitas telah melebihi
nilai 0,70
r
11
70 ,
. Budiyono, 2003: 65-71
b. Metode Angket