Model Pembelajaran Model Pembelajaran Langsung

commit to user 13 1 Memiliki objek kajian abstrak 2 Bertumpu pada kesepakatan 3 Berpola pikir deduktif 4 Memiliki simbol yang kosong dari arti 5 Memperhatikan semesta pembicaraan, dan 6 Konsisten dalam sistemnya

d. Pengertian Prestasi Belajar Matematika

Dari uraian tentang pengertian belajar, prestasi belajar, dan matematika di atas maka prestasi belajar matematika merupakan hasil yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran sehingga terdapat perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, serta tingkah lakunya dan hasil tersebut diwujudkan dalam angka atau simbol tertentu sebagai wujud pencerminan penguasaan siswa terhadap mata pelajaran matematika.

2. Model Pembelajaran

Toeti Soekamto dan Winataputra 1995: 78 mendefinisikan model pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar bagi para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dan berbagai fungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Fadjar Shadiq, 2009 : 7. Istilah model pembelajaran dibedakan dari istilah strategi pembelajaran, metode pembelajaran, atau prinsip pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada suatu strategi, metode atau prosedur. Istilah model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil, dan lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai. Lambas dkk, 2005: 5. commit to user 14

3. Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project MMP

Berbantuan Kartu Masalah Menurut Al. Krismanto 2003: 11 Missouri Mathematics Project MMP merupakan model terstruktur seperti halnya SPM Struktur Pengajaran Matematika. Oleh karena itu, sebelum melihat model pembelajaran Missouri Mathematics Project MMP berbantuan kartu masalah, akan dijelaskan lebih dahulu tentang SPM karena antara SPM dan MMP hampir sama.

a. Struktur Pengajaran Matematika SPM

Struktur pengajaran adalah tahapan kegiatan dalam proses pembelajaran, termasuk perincian waktunya. Komponen struktur pengajaran adalah sebagai berikut: 1 Pendahuluan 2 Pengembangan 3 Penerapan 4 Penutup Model di atas dapat dimodifikasi dengan berbagai model tergantung dari situasi yang memungkinkan siswa sungguh dapat belajar dengan lebih bermakna. Misalnya untuk matematika, cukup sulit bagi siswa untuk mempelajari berbagai konsep atau prinsip sekaligus, baru menerapkannya. Lebih baik, bagian demi bagian seperti tampak pada salah satu model struktur pengajaran di bawah ini.

b. Model Struktur Pengajaran Matematika

Berbagai model dapat dikembangkan dari keempat komponen, sesuai bahan ajar dalam alokasi waktu yang tersedia. Contohnya terlihat dalam tabel seperti berikut ini: commit to user 15 Tabel 2. 1 Sintaks Model Struktur Pengajaran Matematika No Tahap model SPM Alokasi Wa ktu Kegiatan Pembelajaran 1. Pendahuluan 7’ Apersepsi revisi, motivasi, introduksi 2. Pengembangan 10’ Pembelajaran konsep prinsip 3. Penerapan 23’ Pelatihan penggunaan konsep prinsip, pengembangan skill, dan evaluasi 4. Penutup 5’ Penyusunan rangkuman, penugasan Tabel 2. 2 Pengembangan Sintaks dari Model Struktur Pengajaran Matematika No. Tahap Pengembangan Alokasi Waktu 1. Pendahuluan 4’ 2. Pengembangan Konsep I 5’ 3. Penerapan I 7’ 4. Penilaian Pemeriksaan I 3’ 5. Pengembangan konsep II 5’ 6. Penerapan II 8’ 7. Penilaian Pemeriksaan II 3’ 8. Penerapan Menyeluruh 7’ 9 Penutup 3’ commit to user 16 Gambar 2. 1 Bagan Pengembangan Sintaks dari model SPM Catatan: Model masih dapat dikembangkan Alokasi di atas adalah suatu contoh, bersifat fleksibel 1 Tahap Pendahuluan Pada tahap ini dilakukan kegiatan-kegiatan berikut: Apersepsi revisi yaitu mengingatkan dan memperbaiki kemampuan bekal siswa mengenai pelajaran terdahulu yang berkaitan dengan pelajaran itu. Ini dapat dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan lisan atau tertulis tentang pengetahuan atau keterampilan yang diperlukan untuk menunjang pelajaran baru. Penjelasan tujuan pembelajaran dan sistematika bahan. Meskipun hal itu dapat dilakukan secara informatif, namun lebih bermakna apabila guru 2 + 3 1 4 5 + 6 7 8 9 commit to user 17 memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan kegiatan untuk memberi atau mengungkap pengalaman belajar siswa yang terkait dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang hendak dicapai. 2 Tahap pengembangan Secara umum ada dua macam obyek yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran matematika yaitu obyek langsung dan obyek tak langsung. Obyek langsung berkaitan dengan fakta, konsep, prinsip, dan skill matematika. Obyek tak langsung berkaitan dengan kemampuan peserta didik memecahkan masalah, alih belajar transfer of learning, menyelidiki, kreatif, kritis, teliti dan pegembangan sikap positif lainnya. Pada tahap ini tujuan itu mulai dikembangkan sesuai dengan kekhasan obyek penalaran tersebut dan objek tidak langsungnya menuntut pula kekhasan strategi pengajarannya. Fakta disampaikan dengan penjelasan arti dari fakta itu. Siswa dapat dikatakan telah mengenal suatu fakta bila ia dapat menuliskan dan menggunakannya dalam berbagai situasi. Konsep dapat disajikan dengan memberikan contoh dan bukan contoh dari konsep itu, sampai akhirnya siswa dapat mendefinisikan konsep itu. Mendefinisikan konsep lebih bermakan jika gambaran awal sudah ada di benak siswa tentang ciri-ciri konsep tersebut. Siswa dapat dikatakan telah memahami suatu konsep bila ia dapat membedakan contoh dan bukan contoh dari konsep itu, misalnya mana yang persamaaan dan mana yang bukan persamaan, dan menggunakannya dalam berbagai situasi. Prinsip dapat diajarkan dengan berbagai metode atau model dan pendekatan. Misalnya diajarkan dengan model penemuan terbimbing atau dengan tanya jawab, sehingga siswa sendiri yang menemukan prinsip itu. Secara teknis, tanya jawab dapat dilakukan dengan metode tanya jawab, dapat pula dituangkan dalam media berupa lembar kerja, kartu kerja, atau lembar tugas baik berupa penemuan ataupun investigatif. Bahkan kegiatan interaktif dapat dilakukan dengan media komputer. Hands On atau melakukan manipulasi dengan tangan mengotak-atik perlu dilakukan siswa, commit to user 18 khususunya SD. Siswa dikatakan telah memahami prinsip jika ia dapat mengemukakan alasan kebenaran prinsip itu dan dapat menggunakannya. Operasi prosedur skill dilatihkan dengan memberikan contoh- contoh dan latihan-latihan. Siswa dikatakan telah menguasai skill jika ia telah lancar menggunakan skill itu. Pada pengembangannya ini dianjurkan agar memberi materi sedikit demi sedikit, maksudnya setelah dibahas satu konsep prinsip skill segera diberikan pertanyaan atau latihan untuk menjajagi penangkapan siswa. Baru dilanjutkan dengan satu konsep prinsip skill lainnya, berikan pertanyaan lagi, dan periksa lagi pemahaman siswa. Metode penyampaian dipilih sesuai dengan materinya dan kondisinya. Ada baiknya metode itu bervariasi diantaranya ceramah, tanya jawab, diskusi, penemuan terbimbing, demonstrasi, eksperimen, dan proyek. Metode proyek dilakukan sebagai kegiatan di luar kelas. 3 Tahap Penerapan Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk 1 mengerjakan soal- soal latihan untuk memantapakan pemahaman konsep prinsip dan 2 menerapakan pengetahuannya melalui latihan memecahkan soal-soal yang berkaitan dengan pengembangannya dalam matematika, mata pelajaran lain dalam kehidupan sehari-hari. Pengorganisasiannya dapat perorangan, berpasangan atau kelompok. 4 Tahap Penutup Pada tahap ini guru mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman. Berbagai teknik yang mengaktifkan siswa dalam kegiatan ini dapat dilakukan. Pemberian tugas pekerjaan rumah dapat dilakukan pada tahap ini. commit to user 19

c. Model pembelajaran Missouri Mathematics Project MMP Berbantuan

Kartu Masalah 1 Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project MMP Salah satu model yang secara empiris melalui penelitian adalah model yang dikembangkan dalam Missouri Mathematics Project MMP. MMP adalah salah satu model terstruktur seperti halnya SPM. Struktur tersebut dikemas dalam langkah-langkah sebagai berikut. Al. Krismanto, 2003: 11. Langkah 1: Review Guru dan siswa meninjau ulang apa yang telah tercakup pada pelajaran yang telah lalu dengan alokasi waktu sekitar 10 menit. Yang ditinjau adalah PR, mencongak atau membuat prakiraan. Langkah 2: Pengembangan Guru menyajikan ide baru dan perluasan konsep terdahulu. Siswa dibe ri tahu tujuan pelajaran yang memiliki “antisipasi” tentang sasaran pelajaran. Penjelasan dan diskusi interaktif antara guru-siswa harus disajikan termasuk demonstrasi kongkrit yang sifatnya piktorial atau simbolik. Guru merekomendasikan sekitar 50 waktu pelajaran untuk pengembangan. Pengembangan akan lebih bijaksana bila dikombinasikan dengan kontrol latihan untuk meyakinkan bahwa siswa mengikuti penyajian materi baru itu. Langkah 3: Kerja Kooperatif latihan terkontrol Siswa diminta merespon satu rangkaian soal sambil guru mengamati kalau-kalau terjadi miskonsepsi. Pada latihan terkontrol ini respon setiap siswa sangat menguntungkan bagi guru dan siswa. Pengembangan dan latihan terkontrol dapat saling mengisi dengan total waktu sekitar 20 menit. Guru harus memasukkan rincian khusus tanggung jawab kelompok dan ganjaran individual berdasarkan pencapaian materi yang dipelajari. Siswa bekerja sendiri atau dalam kelompok belajar kooperatif. commit to user 20 Langkah 4: Seatwork atau Kerja Mandiri Untuk latihan atau perluasan mempelajari konsep yang disajikan pada langkah 2 pengembangan. Alokasi waktu sekitar 15 menit. Langkah 5: Penugasan PR Memberikan penugasan PR kepada siswa agar siswa juga belajar di rumah. Waktu pemberian PR di akhir proses belajar mengajar dan isi soal dari PR tersebut merupakan tentang materi pelajaran yang baru saja diajarkan. Mencermati model pembelajaran tersebut di atas dapat disebutkan disini beberapa kelebihannya, antara lain: a Banyak materi yang bisa disampaikan kepada siswa karena tidak terlalu memakan banyak waktu. Artinya, penggunaan waktu dapat diatur relatif lebih tertata. b Banyak latihan sehingga siswa mudah terampil dengan beragam soal. 2 Media Pembelajaran Kartu Masalah a Pengertian Media Pembelajaran Hujair AH. Sanaky 2009: 4 menyatakan bahwa “Media pembelajaran adalah sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran”. Sedangkan menurut Azhar Arsyad 2004:3 ”Media pembelajaran merupakan alat-alat, grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses dan menyaring kembali informasi verbal atau vi sual”. Media pembelajaran dapat dikatakan sebagai komponen dari sistem pembelajaran yang mempunyai fungsi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan penggunaannya hendaknya juga disesuaikan dengan tujuan dan isi pembelajaran. Media kartu masalah yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan media pembelajaran atau perlengkapan yang termasuk dalam media grafis atau visual yang di dalamnya berisi masalah- masalah untuk membantu guru mengajar. Salah satu arti penting commit to user 21 penggunaan media adalah mampu menciptakan kondisi kelas dengan kadar aktivitas dan motivasi siswa yang sangat tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Azhar Arsyad 2004 :91 bahwa ”visual dapat menimbulkan minat peserta didik dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata”. Oleh karena itu media visual berupa kartu masalah ini baik untuk digunakan dalam pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. b Pengertian Kartu Masalah Kartu Masalah berasal dari kata “kartu” dan “masalah”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1990: 392, kartu adalah kertas tebal, berbentuk persegi panjang untuk berbagai keperluan. Sedangkan masalah, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 1990: 562, artinya sesuatu yang harus diselesaikan dipecahkan, soal, persoalan. Dalam penelitian ini, yang dimaksud kartu masalah adalah kartu yang terbuat dari kertas tebal berwarna-warni, berbentuk persegi panjang, yang di dalamnya bertuliskan soal-soal yang berkaitan dengan materi Faktorisasi Suku Aljabar yang harus diselesaikan oleh siswa. Teknik pengerjaan Kartu Masalah adalah sebagai berikut: 1 Guru menyediakan beberapa kartu masalah, setiap kartu masalah dibuat rangkap sebanyak jumlah siswa atau dapat menyesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa. 2 Guru membagikan 1 kartu masalah yang sama kepada setiap siswa. 3 Siswa berusaha mengerjakan atau menyelesaikan masalah yang terdapat dalam kartu tersebut secara mandiri, di lembar jawab yang telah disediakan. 4 Bagi siswa yang sudah menyelesaikan 1 kartu masalah tesebut, kartu tersebut dikembalikan kemudian ditukar dengan kartu masalah yang baru, begitu seterusnya. commit to user 22 5 Setelah semua kartu yang disediakan telah habis, guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaan mereka. Setelah itu, guru bersama siswa membahas soal-soal yang terdapat dalam kartu masalah yang dirasa sulit oleh sebagian besar siswa. Dari pengerjaan kartu masalah ini, dapat dilihat tingkat pemahaman tiap siswa terhadap materi yang diberikan, kecepatan siswa dalam merespon dan mengerjakan soal, serta guru dapat mengetahui soal-soal mana yang dirasa sulit oleh siswa. Berdasarkan uraian tentang model pembelajaran Missouri Mathematics Project MMP dan media pembelajaran kartu masalah di atas, sintaks dari model pembelajaran Missouri Mathematics Project MMP berbantuan kartu masalah adalah: Tabel 2.3 Sintaks Model pembelajaran Missouri Mathematics Project MMP Berbantuan Kartu Masalah Langkah-langkah Kegiatan 1. Review - Meninjau ulang pelajaran yang telah lalu dan membahas PR 2. Pengembangan - Penyajian ide baru atau perluasan konsep matematika yang terdahulu - Penjelasan, diskusi, demonstrasi dengan contoh kogkret yang sifatnya piktorial dan simbolik 3. Kerja kooperatif latihan terkontrol - Siswa bekerja dalam kelompok - Siswa merespon soal - Guru mengamati kerja siswa 4. Seatwork kerja mandiri - Latihan perluasan konsep pada langkah 2 dengan bantuan media pembelajaran Kartu Masalah Tekniknya: a. Guru menyediakan beberapa kartu masalah, setiap kartu masalah dibuat rangkap sebanyak jumlah siswa atau dapat menyesuaikan dengan situasi dan kondisi siswa. b. Guru membagikan 1 kartu masalah yang sama kepada setiap siswa. c. Siswa berusaha mengerjakan atau menyelesaikan masalah yang terdapat dalam commit to user 23 kartu tersebut secara mandiri, di lembar jawab yang telah disediakan d. Bagi siswa yang sudah menyelesaikan 1 kartu masalah tesebut, kartu tersebut dikembalikan kemudian ditukar dengan kartu masalah yang baru, begitu seterusnya. e. Setelah semua kartu yang disediakan telah habis, guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaan mereka. Setelah itu, guru bersama siswa membahas soal-soal yang terdapat dalam kartu masalah yang dirasa sulit oleh sebagian besar siswa. 5. PenugasanPR - Pemberian tugas PR

4. Model Pembelajaran Langsung

Model pembelajaran Langsung dirancang secara khusus untuk menunjang proses belajar siswa berkenaan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Pengetahuan deklaratif yang dapat diungkapkan dengan kata-kata adalah pengetahuan tentang sesuatu, sedangkan pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu. Muhammad Nur dalam Rachmadi, 2004: 33 Pembelajaran Langsung tidak sama dengan metode ceramah, tetapi ceramah dan resitasi mengecek pemahaman dengan tanya jawab berhubungan erat dengan model pembelajaran langsung. Pembelajaran Langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang cukup rinci terutama pada langkah analisis tugas. Pembelajaran Langsung berpusat pada guru, tetapi tetap harus menjamin terjadinya keterlibatan siswa. Ciri-ciri pembelajaran Langsung adalah: a. Adanya tujuan pembelajaran dan prosedur penilaian hasil belajar b. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran c. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang mendukung berlangsung dan berhasilnya pembelajaran. Lambas dkk, 2005: 8. commit to user 24 Secara garis besar, terdapat lima langkah dalam model pembelajaran langsung, yaitu: a. Persiapan b. Demonstrasi c. Pelatihan terbimbing d. Umpan balik e. Pelatihan lanjut mandiri Dilihat dari peran guru, maka sintaks model pembelajaran Langsung adalah seperti yang tertera pada tabel berikut: Tabel 2. 4 Fase-Fase Pembelajaran Langsung Fase Peran guru 1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa Menjelaskan tujuan, materi prasyarat, memotivasi siswa, dan mempersiapkan siswa 2. Mendemonstraikan pengetahuan dan keterampilan Mendemonstrasikan keterampilan atau menyajikan informasi tahap demi tahap 3. Membimbing pelatihan Guru memberikan latihan terbimbing 4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Mengecek kemampuan siwa dan memberikan umpan balik 5. Memberikan latihan dan penerapan konsep Mempersiapkan latihan-latihan dengan menerapakan konsep yang dipelajari pada kehidupan sehari- hari Model pembelajaran Langsung mempunyai kelebihan di antaranya: a. Relatif banyak materi yang bisa tersampaikan. b. Untuk hal-hal yang bersifat prosedural, model ini akan relatif mudah diikuti. Sedangkan kekurangan atau kelemahannya antara lain adalah jika terlalu dominan pada ceramah, siswa akan cepat bosan Rachmadi, 2004: 34 commit to user 25

5. Motivasi Belajar Matematika

Dokumen yang terkait

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MISSOURI Eksperimentasi Pembelajaran Missouri Mathematics Project Dan Penemuan Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Kemampuan Awal Di SMK.

0 2 16

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MISSOURI Eksperimentasi Pembelajaran Missouri Mathematics Project Dan Penemuan Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Kemampuan Awal Di SMK.

0 3 15

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MISSOURI Eksperimentasi Pembelajaran Missouri Mathematics Project Dan Penemuan Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Kemampuan Awal Di SMK.

0 2 21

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT ( MMP ) YANG DIMODIFIKASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF SISWA KELAS X SMA NEGERI DI KABUPATEN CILACAP

0 0 108

PENERAPAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) PADA POKOKBAHASAN DIMENSI TIGA DITINJAU DARI HASIL BELAJAR Penerapan Missouri Mathematics Project (MMP) pada Pokok Bahasan Dimensi Tiga Ditinjau dari Hasil Belajar Matematika Berdasarkan Taksonomi Bloom.

0 0 14

PENERAPAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) PADA POKOK BAHASAN DIMENSI TIGA DITINJAU DARI HASIL BELAJAR Penerapan Missouri Mathematics Project (MMP) pada Pokok Bahasan Dimensi Tiga Ditinjau dari Hasil Belajar Matematika Berdasarkan Taksonomi Bloom.

0 0 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR.

1 4 15

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY DAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) BERBANTUAN CABRI 3D TERHADAP PRESTASI BELAJAR DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI IQ.

0 1 16

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) DENGAN METODE TRADE A PROBLEM PADA MATERI LIMIT FUNGSI ALJABAR DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SEMESTER II SMA NEGERI KEBAKKRAMAT KARANGANYAR TAHUN PELAJA

0 0 1

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) DENGAN BANTUAN KARTU MASALAH DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA PADA MATERI BANGUN DATAR SEGITIGA KELAS VII SMP NEGERI 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 20