commit to user 30
b. Operasi pada Pecahan Bentuk Aljabar
1 Penjumlahan dan Pengurangan Aljabar
Pecahan  yang  mempunyai  penyebut  sama  dapat  dijumlahkan  atau dikurangkan  dengan  cara  menjumlahkan  atau  mengurangkan  pembilang-
pembilangnya.
b c
a b
c b
a b
c a
b c
b a
Contoh:
4 3
4 2
4 a
a a
Jika penyebutnya berbeda, maka penyebut-penyebut tersebut harus disamakan lebih dahulu.  Untuk mneyamakan penyebut-penyebut  pecahan
tersebut,  tentukanlah  Kelipatan  Persekutuan  Terkecil  KPK  dari penyebut-penyebut  tersebut.  Kemudian  masing-masing  pecahan  diubah
menjadi pecahan lain yang senilai, dan penyebutnya merupakan KPK yang sudah ditentukan.
bd bc
ad d
c b
a bd
bc ad
d c
b a
Contoh:
1 3
3 5
1 4
1 5
3 4
x x
x x
x x
=
3 2
15 5
4 4
2
x x
x x
3 2
19
2
x x
x
2 Perkalian dan Pembagian Pecahan Aljabar
Hasil  perkalian  2  pecahan  dapat  diperoleh  dengan  mengalikan pembilang  dengan  pembilang  dan  penyebut  dengan  penyebut.  Sedangkan
pembagian  2  pecahan  sama  dengan  mengalikan  pecahan  tersebut  dengan kebalikannya.
b a
x
bd ac
d c
b a
d c
b a
:
x
c d
bc ad
Contoh:
4 a
x
3 4
3 3
4 3
3 3
2
b b
a b
b a
b b
3 1
4 4
: 3
1
2
m m
m m
x
4 3
1 4
4 3
1 4
4 4
2
m m
m m
m m
m m
commit to user 31
3 Menyederhanakan pecahan aljabar
Pecahan  dikatakan  sederhana  jika  pembilang  dang  penyebut pecahan tersebut tidak lagi memiliki faktor persekutuan kecuali 1. Dengan
kata lain, jika pembilang dan penyebut suatu pecahan memiliki faktor yang sama  kecuali  1  maka  pecahan  tersebut  dapat  disederhanakan.
Menyederhanakan  pecahan  ajabar  dapat  dilakukan  dengan  memfaktorkan pembilang  dan  penyebut  terlebih  dahulu,  kemudian  dibagi  dengan  faktor
sekutu dari pembilang dan penyebut tersebut. Contoh:
b a
b a
b a
3 2
3 3
2 3
3 9
6
  pembilang  dan  penyebut dibagi 3
Uuntuk  menyederhanakan  pecahan  aljabar  terkadang  harus  digunakan  lawan dari suatu bentuk aljabar yaitu
– a - b= b – a Contoh:
3 1
3 3
3 9
3
2
x x
x x
x x
  pembilang  dan  penyebut dibagi
3 x
4 Menyederhanakan pecahan bersusun kompleks
Pecahan  bersusun  kompleks  adalah  suatu  pecahan  yang pembilang  atau  penyebutnya  atau  kedua-duanya  masih  memuat  pecahan.
Untuk  menyederhanakan  pecahan  bersusun,  dilakukan  dengan  cara mengalikan  pembilang  dan  penyebutnya  dengan  KPK  dari  penyebut
pecahan  pada  pembilang  dan  penyebut  pecahan  pada  penyebut  pecahan bersusun.
Contoh:
ab a
b b
ab ab
a b
b a
b a
1 1
1 1
x
1 1
1 ab
a b
a ab
ab b
a b
ab b
commit to user 32
B. Kerangka Pemikiran
Keberhasilan  proses  pembelajaran  dalam  mencapai  suatu  tujuan pembelajaran  dapat  dilihat  dari  prestasi  belajar  siswa.  Faktor  yang
mempengaruhi prestasi belajar diantaranya model pembelajaran dan motivasi belajar siswa.
Pemilihan  model  pembelajaran  yang  digunakan  guru  cukup  besar pengaruhnya  terhadap  keberhasilan  guru  dalam  mengajar.  Oleh  karena  itu,
guru  harus  mengetahui  model  pembelajaran  yang  sesuai  dengan  materinya. Pada  materi  Faktorisasi  Suku  Aljabar,  penggunaan  model  MMP  Berbantuan
Kartu  Masalah  diharapkan  dapat  menghasilkan  prestasi  belajar  yang  lebih baik daripada model pembelajaran Langsung. Siswa diharapkan akan terbiasa
mengerjakan soal-soal  yang bervariasi  secara mandiri. Selain itu, siswa juga akan  termotivasi  untuk  saling  membantu  teman  satu  kelompoknya  dan
bekerja sama untuk menguasai materi dalam kerja kooperatif. Selain  model  pembelajaran,  agar  memperoleh  prestasi  yang  baik,
diperlukan  pula  motivasi  belajar  yang  tinggi.  Perbedaan  motivasi  belajar siswa  kemungkinan  juga  berpengaruh  pada  keberhasilan  siswa  dalam
pembelajaran. Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi akan lebih giat  untuk  bekerja  mandiri  dan  bekerja  secara  kooperatif  sehingga  pada
akhirnya  mereka  dapat  memperoleh  prestasi  yang  lebih  baik  jika dibandingkan  dengan  siswa  yang  memiliki  motivasi  belajar  sedang  ataupun
rendah. Penggunaan  model  pembelajaran  Missouri  Mathematics  Project
MMP  Berbantuan  Kartu  Masalah  dalam  pembelajaran  matematika  lebih menitikberatkan  pada  motivasi  belajar  siswa.  Jadi,  model  pembelajaran  ini
kemungkinan  dapat  meningkatkan  prestasi  belajar  matematika  untuk  siswa yang  memiliki  motivasi  belajar  tinggi.  Untuk  siswa  dengan  motivasi  belajar
sedang atau bahkan rendah, model pembelajaran ini dapat membantu mereka untuk  saling  bertukar  pikiran  dengan  siswa  lain  dalam  menyelesaikan  soal-
soal  atau  masalah  pada  saat  tahap  kerja  kooperatif  sehingga  kesulitan  yang muncul  dapat  diminimalisasi  sedini  mungkin.  Namun,  hal  ini  mungkin