Latar Belakang 2015 2173 ped Pedoman pemutakhiran direktori industri manufaktur

PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DIREKTORI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG 1 PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang

Pertumbuhan industri pengolahan Industri Besar dan Sedang dapat dilihat dari penjumlahan dua komponen yaitu: 1. Kontribusi dari perusahaan baru, dan 2. Kontribusi dari pertumbuhan perusahaan yang telah ada. Mengukur kontribusi pertumbuhan perusahaan baru ternyata tidak semudah dengan mengukur kontribusi dari perusahaan yang sudah ada di dalam direktori meskipun petugas lapangan telah diinstruksikan untuk menambahkan perusahaan baru sebelum dilakukan pengolahan hasil survei. Hal ini dapat dilihat dari total penambahan perusahaan baru yang pertumbuhannya tidak konsisten dari tahun ke tahun. Di kala ada usaha khusus atau ada kegiatan yang bersifat skala besar seperti Sensus Ekonomi, maka penambahan jumlah perusahaan baru melonjak sangat tajam sedang di tahun-tahun diluar kegiatan besarkhusus maka penambahan perusahaan baru bisa dikatakan tidak ada pertumbuhan. Kecenderungannya perusahaan baru yang ditemukan di tahun-tahun rutin umumnya disamakan dengan banyaknya perusahaan yang tutup. Dalam lima tahun terakhir jumlah perusahaan baru dan jumlah perusahaan yang tutup berdasarkan data final Direktori Industri Pengolahan yang dirimkan ke BPS-RI seperti dalam tabel sebagai berikut : Tabel 1. Jumlah Perusahaan Baru dan Tutup Tahun 2007 - 2011 Perusahaan 2007 2008 2009 2010 2011 Baru 11 217 800 739 452 856 Tutup 1 237 920 1 698 795 927 Ada Kegiatan Sensus Eonomi 2006 2 PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DIREKTORI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG Elemen kunci kegiatan Updating Direktori adalah menjaring perusahaan baru. Penemuan perusahaan baru dari tahun ke tahun jumlahnya sekitar 2 – 10 persen dari jumlah total perusahaan. Perusahaan yang ditemukan umumnya adalah perusahaan yang telah lama beproduksi secara komersial, bukan ditemukan pada tahun kegiatan survei. Ada tiga alasan kegagalan dalam menjaring sebanyak-banyaknya perusahaan baru. Pertama tidak dilakukan proses matching cek daftar perusahaan dari instansi terkait seperti Kementrian Perindustrian, Perdagangan, Asosiasi dsb dengan Direktori I-A BPS. Kedua petugas enggan melaporkan perusahaan baru karena menganggap suatu beban pekerjaan saja. Ketiga tidak ada usaha khusus seperti listing Sensus Ekonomi atau kegiatan yang sifatnya berskala besar atau kegiatan pemetaan perusahaan industri pengolahan skala besar dan sedang di masing-masing wilayah. Selain ketiga alasan di atas, kurangnya perhatian dan pengawasan dari Pejabat Struktural kepada petugas Koordinator Statistik Kecamatan KSK dalam melaporkan perusahaan baru juga dirasakan memberikan kontribusi yang kurang baik dalam menjaring perusahaan baru. Untuk itu diperlukan suatu pedoman, dana dan perhatian yang lebih ekstra oleh para pejabat struktural sehingga KSKPetugas akan sulit untuk tidak melaporkan perusahaan baru sekalipun mereka tidak mau melaporkannya. Perusahaan yang memenuhi syarat harus dimasukan dalam direktori walaupun perusahaan tersebut tidak mau mengisi daftar isian II-A. Dalam hal ini tanggung jawab pemasukan dokumen II-A tidak hanya menjadi tanggung jawab PetugasKSK setempat melainkan tanggung jawab mulai dari Kepala Seksi Produksi hingga Kepala BPS KabupatenKotaProvinsi sampai BPS RI.

1.2. Tujuan Updating Direktori