PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DIREKTORI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG
1
PENDAHULUAN
1
1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan industri pengolahan Industri Besar dan Sedang dapat dilihat dari penjumlahan dua komponen yaitu:
1. Kontribusi dari perusahaan baru, dan 2. Kontribusi dari pertumbuhan perusahaan yang telah ada.
Mengukur kontribusi pertumbuhan perusahaan baru ternyata tidak semudah dengan mengukur kontribusi dari perusahaan yang sudah ada di dalam direktori
meskipun petugas lapangan telah diinstruksikan untuk menambahkan perusahaan baru sebelum dilakukan pengolahan hasil survei. Hal ini dapat dilihat dari total
penambahan perusahaan baru yang pertumbuhannya tidak konsisten dari tahun ke tahun. Di kala ada usaha khusus atau ada kegiatan yang bersifat skala besar seperti
Sensus Ekonomi, maka penambahan jumlah perusahaan baru melonjak sangat tajam sedang di tahun-tahun diluar kegiatan besarkhusus maka penambahan perusahaan
baru bisa dikatakan tidak ada pertumbuhan. Kecenderungannya perusahaan baru yang ditemukan di tahun-tahun rutin umumnya disamakan dengan banyaknya
perusahaan yang tutup. Dalam lima tahun terakhir jumlah perusahaan baru dan jumlah perusahaan yang tutup berdasarkan data final Direktori Industri Pengolahan
yang dirimkan ke BPS-RI seperti dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 1. Jumlah Perusahaan Baru dan Tutup Tahun 2007 - 2011
Perusahaan 2007
2008 2009
2010 2011
Baru 11 217
800 739
452 856
Tutup 1 237
920 1 698
795 927
Ada Kegiatan Sensus Eonomi 2006
2
PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DIREKTORI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG
Elemen kunci kegiatan Updating Direktori adalah menjaring perusahaan baru. Penemuan perusahaan baru dari tahun ke tahun jumlahnya sekitar 2
– 10 persen dari
jumlah total perusahaan. Perusahaan yang ditemukan umumnya adalah perusahaan yang telah lama beproduksi secara komersial, bukan ditemukan pada tahun kegiatan
survei. Ada tiga alasan kegagalan dalam menjaring sebanyak-banyaknya perusahaan baru. Pertama tidak dilakukan proses matching cek daftar perusahaan dari instansi
terkait seperti Kementrian Perindustrian, Perdagangan, Asosiasi dsb dengan Direktori I-A BPS. Kedua petugas enggan melaporkan perusahaan baru karena menganggap
suatu beban pekerjaan saja. Ketiga tidak ada usaha khusus seperti listing Sensus Ekonomi atau kegiatan yang sifatnya berskala besar atau kegiatan pemetaan
perusahaan industri pengolahan skala besar dan sedang di masing-masing wilayah. Selain ketiga alasan di atas, kurangnya perhatian dan pengawasan dari Pejabat
Struktural kepada petugas Koordinator Statistik Kecamatan KSK dalam melaporkan perusahaan baru juga dirasakan memberikan kontribusi yang kurang baik dalam
menjaring perusahaan baru. Untuk itu diperlukan suatu pedoman, dana dan perhatian yang lebih ekstra oleh para pejabat struktural sehingga KSKPetugas akan sulit untuk
tidak melaporkan perusahaan baru sekalipun mereka tidak mau melaporkannya. Perusahaan yang memenuhi syarat harus dimasukan dalam direktori walaupun
perusahaan tersebut tidak mau mengisi daftar isian II-A. Dalam hal ini tanggung jawab pemasukan dokumen II-A tidak hanya menjadi tanggung jawab PetugasKSK
setempat melainkan tanggung jawab mulai dari Kepala Seksi Produksi hingga Kepala BPS KabupatenKotaProvinsi sampai BPS RI.
1.2. Tujuan Updating Direktori