22
PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DIREKTORI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG
Diagram 3 I-B Adalah Pintu Masuk, II-B Adalah Pintu Keluar
Direktori I-A
Perusahaan yang respon
Perusahaan Baru saja
Non aktif Perusahaan non aktif
tutup, kecil, usang
Perusahaan aktif yang
non-respon Daftar II-B
2.4. Pendataan Perusahaan Terlewat Daftar Isian II-C
Daftar II-C digunakan untuk mendapatkan informasi dari perusahaan yang baru ditemukan tetapi sudah berproduksi secara komersial jauh sebelum tahun
pelaksanaan survei dilakukan. Daftar II-C ini diambil dari daftar I-B yang memenuhi syarat Perusahaan Baru. Beberapa pertanyaan yang telah berproduksi komersil
sebelum tahun survei terdapat pada daftar II-C meliputi jumlah tenaga kerja, nilai total produksi yang dihasilkan dan nilai total pemakaian bahan baku yang digunakan pada
tahun dimulai tahun produksi komersil. Tahun produksi secara komersial di daftar II-C dibagi dalam dua selang waktu yaitu sebelum tahun 1975 dan sesudah tahun 1975
agar didapatkan informasi di tengah tahun dengan tahun pelaksanaan survei. Jadwal kegiatan pendataan perusahaan yang terlewat dilakukan setelah April tahun
Daftar II-B
Daftar I-B
Baru Ditemukan
PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DIREKTORI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG
23
pelaksanaan survei. Daftar II-C berikut contoh pengisiaannya seperti gambar sebagai berikut :
Gambar 7. Daftar II-C untuk Pendataan Perusahaan Terlewat
24
PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DIREKTORI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG
2.5. Pemutakhiran dan Kegunaan Direktori
2.5.1. Pemutakhiran Direktori
Frame Direktori I-A Industri Besar dan Sedang dimutakhirkan dalam dua tahap yaitu :
Tahap 1 Perusahaan yang baruterlewat, yang baru jadi nonaktif dan yang pindah
Direktori awalsementara disiapkan pada bulan April-Mei dengan menggunakan informasi dari daftar isian I-B untuk perusahaan yang baruterlewat
dan menggunakan daftar isian II-B untuk perusahaan yang baru non aktif tutup, berubah skala menjadi kecil, pindah lokasi dan tidak terpakaiusang. Filenya
dikirimkan ke BPS RI c.q Subdirektorat Statistik Industri Besar dan Sedang Direktorat Statistik Industri paling lambat pada tanggal 1 Mei tahun pelaksanaan
survei. Ditingkat pusat informasi yang terdapat pada frame direktori juga digunakan untuk mempertahankan konsistensi penggunaan KIP dari seluruh BPS Provinsi.
Sedangkan di BPS daerah berguna untuk memonitor kelengkapan survei tahunan Daftar II-A baik yang respon maupun tidak.
Tahap 2
BPS Daerah menyelesaikan Direktori final pada bulan Oktober-November, memasukkan tandaflag untuk yang aktif tapi non respon dan melakukan
perubahan berdasarkan isian yang terdapat pada daftar II-B seperti nama perusahaan, alamat, telpon dan faxsimile. Penyelesaian akhir ini tidak akan
memakan waktu lama, karena sebagian besar telah dilakukan pada tahap 1 Direktori sementara. Dalam aplikasi program pengolahan Updating Direktori
Industri Besar dan Sedang pada level Provinsi disediakan tabel laporan yang memperlihatkan banyaknya perusahaan aktif termasuk perusahaan baru dan
yang aktif kembali serta banyaknya perusahaan yang non aktif baik tutup, kecil dan usang dengan nama tabel A-11 seperti gambar sebagai berikut :
PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DIREKTORI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG
25
BPS ProvinsiKabupatenKota bisa menghitung tingkat respon sebenarnya yaitu banyaknya kuesioner II-A yang masuk dengan keadaan terisi lengkap
dibanding dengan banyaknya perusahaan yang aktif dalam direktori. Selain itu dalam tabel juga dapat juga digunakan oleh BPS Provinsi untuk
memonitor hasil pelaksanaan kegiatan survei dilapangan masing-masing KabupatenKota. Skema kedua tahap tersebut serta hubungannya dengan
penjadwalan waktu pelaksanaan Survei Perusahaan Industri Besar dan Sedang terkait penggunaan kuesioner I-B, II-A, II-B, dan II-C dapat dilihat pada diagram 4.
26
PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DIREKTORI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG
Diagram 4. Waktu Dan Keterkaitan Antar Kegiatan
Pemutakhiran Direktori, Pencacahan dan Data Entri
NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV
Data Entri II-A
I-A
Regeneasi
Matching
Cek Lapangan Daftar
IS-L Data Entry
I-
B
Antar Kuesioner Perusahaan Lama
· Antar Kuesioner
Perusahaan Baru ·
Pencacahan Persh Terlewat
dg II-C
I-B
II-A II-C
II-B
Lapor Keadaan Tutup, Kecil,
Non Respon
FINAL
Direktori Sementara
Ambil Kuesioner
PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DIREKTORI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG
27
2.5.2. Kegunaan Direktori
Selain untuk mendaftar perusahaan, sistem Direktori juga menyediakan beberapa unsur informasi, yaitu :
· Informasi dari daftar II-B, Direktori dapat digunakan untuk menyimpan
informasi tentang perusahaan nonaktif baru. ·
Direktori juga dapat memperlihatkan perusahaan yang non respon selama 3 tahun terakhir, sehingga pengawas dapat melihat secara cepat perusahaan-
perusahaan yang sulit bekerjasama dengan BPS. ·
Penerimaan kuesioner dari KabupatenKota dapat dicatat dalam media komputer melalui modul penerimaan. Dibanding memakai arsip di kertas, cara
ini akan mempercepat tugas BPS Provinsi untuk mengetahui berapa kuesioner yang sudah diterima dari tiap KabupatenKota.
· Mengirim kuesioner ke Pusat dapat dicatat didalam disketCDfile dengan
modul pengiriman. Dengan cara ini, daftar kuesioner yang akan dikirim dapat dicetak sekaligus, sehingga tak perlu diketik lagi pada lembar kertas khusus.
Pencatatan penerimaan dan pengiriman kuesioner oleh BPS Provinsi akan memaksa BPS Provinsi membandingkan KIP setiap kuesioner dengan
KIP di Direktori. Karenanya, Pusat tidak akan menerima lagi kuesioner yang KIP-nya tidak ada atau tidak konsisten dengan Direktori. Cara ini juga
mendorong BPS Provinsi untuk secara cepat memperbaiki Direktori bila ada perubahan, seperti: ada perusahaan baru, aktif lagi, dan baru nonaktif, tanpa
menunda-nunda tugas ini sampai saat terakhir.
28
PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DIREKTORI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG
2.5.3. Arsip
Pengarsipan data sangat penting, untuk itu Kasi Statistik Industri di BPS Provinsi perlu menjaganya dengan ekstra hati-hati. Ongkos menggandakan data
ke disketCDFlashdisk relatif kecil sedangkan kerugian akan sangat besar kalau harus mengulang memasukkan data lagi. Masalah penyimpanan data jangan
seluruhnya diserahkan ke staf yang mungkin tidak tahu data mana yang perlu disimpan atau tidak. Setiap saat Kasie harus memastikan bahwa stafnya secara
rutin mem-back up file data dan program, sehingga setiap data yang hilang, misalnya terkena virus atau file mengalami kerusakan akibat masalah teknis diluar
kegiatan pengolahan data seperti pemadaman listrik, maka program atau data dapat dengan mudah diperbaiki. Setiap 4-8 jam setelah data entry, backup harus
segera dilakukan. Sebaiknya ada 2 generasi backup, sehingga, kalau satu hilang, masih ada cadangan satu lagi.
Setiap akhir tahun survei, sebelum data di regenerasi untuk survei tahun berikutnya, pengawas harus yakin bahwa backup seluruh data telah dilakukan,
seluruh backup harus diberi label yang jelas serta disimpan di tempat yang aman, misalnya di lemari kabinet Kepala Bidang. Sebaiknya, ada 2 copy backup, satu
untuk sering dipakai, satu untuk cadangan. Setiap akhir tahun survei, Kasie Statistik Industri BPS Provinsi harus memastikan bahwa daftar lengkap perusahaan hasil I-
B atau daftar perusahaan baru sudah dicetak B-1 untuk penggunaan masing- masing BPS Provinsi maupun BPS KabupatenKota. Daftar ini bertujuan untuk
menghindari pemeriksaan ulang yang tidak perlu terhadap calon perusahaan yang sama guna pelaksanaan survei tahun berikutnya, BPS Provinsi dan BPS
KabupatenKota harus menyimpan hasil listing lengkap semua calon perusahaan yang pernah diperiksa I-B paling sedikit 5 tahun.
PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DIREKTORI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG
29
2.5.4. Analisis
Setelah hasil entri I-B Direktori sementara dikirim ke BPS Pusat, maka BPS Provinsi dan Pusat melakukan analisis sederhana yaitu membandingkan
tingkat keberhasilan berbagai sumber untuk tiap-tiap Provinsi. Analisis dipusatkan pada 4 masalah :
1. Tingkat keberhasilan total secara rata-rata sebaiknya antara 20 sd 60 , jika
dibawah 20 berarti ada indikasi bahwa target terlalu tinggi atau pilihan sumbernya kurang jitu, jika lebih dari 60 berarti targetnya terlalu rendah,
sehingga perlu dinaikkan. 2.
Tingkat keberhasilan setiap sumber, sumber yang memberikan tingkat keberhasilan tinggi perlu digunakan terus. Sumber yang tingkat
keberhasilannya rendah sebaiknya digunakan secara selektif. 3.
Umur perusahaan yang ditemukan. Setelah dua tahun pemutakhiran Direktori, idealnya perusahaan yang ditemukan adalah perusahaan baru atau berumur
satu tahun. Sebaliknya, bila perusahaan baru yang ditemukan hanya sedikit, kemungkinan besar belum berhasil menemukan perusahaan baru atau ada
perusahaan baru tetapi tidak dilaporkan. 4.
Perusahaan skala Besar, tujuan utama pemutakhiran Direktori adalah menemukan perusahaan-perusahaan yang relatif besar, dimana pada
umumnya mempunyai peranan besar dalam penyerapan tenaga kerja. Sehingga lebih diutamakan sumber yang banyak perusahaan besarnya. Jika
perusahaan besar yang ditemukan terlalu sedikit, pengawas perlu memeriksa kembali pilihan sumbernya.
2.6. Pencegahan Perusahaan Dobel
Sistem Direktori salah satunya dirancang guna menghindarkan perusahaan terdaftar dobel.
30
PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DIREKTORI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG
Untuk tiap kasus dilakukan dengan : 1. Perusahaan yang berubah produksi utamanya.
Dalam kasus ini nomor KIP tidak perlu diubah. Perubahan produksi utama akan tercermin pada perubahan KBLI kegiatannya
2. Untuk perusahaan lama. Petugas agar menyalin KIP ke halaman depan kuesioner masing-masing
survei sebelum disampaikan ke perusahaan, sehingga bila kuesioner sudah diambil kembali KIP tidak perlu dicari lagi.
Apabila ada kuesioner yang diambil dari perusahaan tetapi tidak ada KIP- nya, petugas pencacah diminta membandingkan kuesioner tersebut dengan
Direktori yang tersusun menurut abjad, untuk memastikan bahwa perusahaan tersebut sudah ada dalam Direktori dengan KIP lama. KIP lama ini kemudian
disalin ke kuesioner. Kalau kuesioner dari perusahaan ternyata belum dimasukkan ke Direktori, petugas harus mencatat di halaman depan bahwa ini perusahaan
baru. Kemudian BPS Provinsi memasukkan informasi dari perusahaan baru tersebut sebagai calon perusahaan pada Software Updating Direktori. Jika
memenuhi syarat salin KIP perusahaan tersebut ke kuesioner setelah dilakukan transfer ke direktori I-A dan setelah pemberian nomor urut pada perusahaan
sebelum dikirim ke BPS RI c.q Subdirektorat Statistik Industri Besar dan Sedang.
PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DIREKTORI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG
31
PEDOMAN MATCHING
3
3.1. Kegiatan Matching