PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DIREKTORI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG
31
PEDOMAN MATCHING
3
3.1. Kegiatan Matching
Tahapan paling sulit dan harus teliti dalam pelaksanaan updating Direktori adalah
matching karena memerlukan perhatian penuh dari para pejabat struktural. Proses
matching memerlukan ketelitian yang tinggi untuk menentukan calon perusahaan yang paling mungkin memenuhi syarat untuk masuk kedalam Direktori. Tujuannya adalah
menjaring semua perusahaan baru di industri pengolahan baik yang berskala Besar maupun Sedang sehingga informasi perusahaan aktif bisa tercakup semua.
Matching adalah membandingkan daftar perusahaan yang berasal dari instansi
lain atau asosiasi seperti Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Tenaga Kerja, BKPM, Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan, dan
sebagainya, baik di tingkat Pusat, Provinsi dan KabupatenKota dengan Direktori Industri Pengolahan BPS yang disusun menurut abjad. Hasil dari kegiatan ini adalah dihasilkan
calon nama perusahaan tambahan yang belum ada di Direktori BPS yang nantinya akan dicek di lapangan.
Proses matching, pemilihan sumber dan penggunaan target dibicarakan di bab ini. Sumber utama calon perusahaan tambahan adalah daftar perusahaan dari instansi lain
atau asosiasi perusahaan industri pengolahan. Untuk selanjutnya dalam buku pedoman ini calon perusahaan industri tambahan hanya ditulis
“ calon
” .
3.2 Urutan Matching
Urutan matching dari awal kegiatan di BPS pusat sampai petugas lapangan dapat dijelaskan sebagai berikut.
32
PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DIREKTORI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG
1 BPS Pusat melakukan matching, memisahkan menurut Provinsi, dan mengirimkannya dalam bentuk sofcopy atau print-out nya dengan bentuk
daftar I-SL C ke tiap BPS Provinsi. 2 BPS Provinsi melakukan matching, menambahkan pada daftar perusahaan
yang diterima dari Pusat dalam komputer dan mengirimkannya dalam softcopy atau print-out nya dengan bentuk I-SL P ke tiap BPS
KabupatenKota. 3 BPS KabupatenKota melakukan matching, menambahkan pada daftar
perusahaan yang diterima dari BPS Provinsi dalam komputer, mencetak menurut kecamatan, dan meneruskannya ke masing-masing Koordinator
Statistik Kecamatan KSK dalam daftar I-SL K. BPS KabupatenKota dapat memberikan keterangan tambahan pada calon
yang diberikan oleh tingkat diatasnya yang kurang lengkap. Sebagai contoh jika calon yang berasal dari BPS Provinsi tidak memiliki alamat yang jelas, BPS KabupatenKota
dapat menambah alamat yang bersumber dari instansi tingkat KabupatenKota.
3.3. Daftar Isian I-SL