54
PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DIREKTORI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG
Provinsi harus menulis surat ke BPS Provinsi yang kedatangan perusahaan tersebut sekaligus memberikan alamatnya yang baru, serta memberikan tembusan suratnya ke
BPS RI c.q Subdit Statistik Industri Besar dan Sedang. Kemudian tanggal pengiriman berita dan kemana dikirimnya dicatat di blok V.B daftar isian II-B.
4.11. Perusahaan Non-Respon
Jika ada perusahaan yang aktif tapi nonrespon, BPS KabupatenKota memeriksa isian blok IV daftar isian II-B untuk mengetahui sudah berapa kali Koordinator Statistik
Kecamatan KSK melakukan kunjungan ke perusahaan tersebut. Apabila tampaknya Koordinator Statistik Kecamatan sudah tidak mungkin lagi melakukan kunjungan ulang
dan perusahaan tersebut bertenaga kerja 100 atau lebih, maka pejabat dari BPS KabupatenKota perlu mendatangi perusahaan tersebut. Demikian selanjutnya apabila
pejabat BPS KabupatenKota masih tetap tidak berhasil mendapatkan daftar isian II-A yang terisi lengkap, maka pejabat dari BPS Provinsi diharapkan dapat turun ke lapangan
khususnya ke perusahaan yang dominan. Seandainya tidak berhasil juga, maka perusahaan itu dinyatakan nonrespon. Banyaknya kunjungan yang telah dilakukan oleh
pejabat BPS KabupatenKota dan pejabat BPS Provinsi dicatat di blok IV daftar isian II-B. Namun apabila tidak sempat dikunjungi, supaya diisi tanda strip - pada blok tersebut.
Perusahaan non respon dapat membantu pengawas KabupatenKota untuk mengindentifikasi perusahaan-perusahaan yang paling sulit serta menyiapkan rencana
untuk mengunjunginya.
4.12. Pemakaian KIP di Daftar II-A dan II-B
Daftar isian II-B dan daftar isian survei daftar II-A, menyediakan tempat untuk penulisan KIP di halaman depan. Pemakaian KIP setiap perusahaan industri pada tahun
survei 2011 berdasarkan KBLI 2009 dengan mengkonversi terlebih dahalu data final Direktori Industri Pengolahan masing-masing provinsi, yang sebelumya masih memakai
kode KBLI 2005 untuk produksi utama yang dihasilkan. Namun kenyataannya setiap tahun masih selalu ada saja daftar II-A yang datang di BPS RI c.q Subdit Statistik Industri Besar
dan Sedang tanpa KIP. Staf BPS KabupatenKota dan Koordinator Statistik Kecamatan KSK seharusnya merasa bertanggung jawab untuk selalu menuliskan KIP Direktori
PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DIREKTORI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG
55
dalam halaman depan kuesioner survei atau daftar II-B. Untuk daftar II-A, KIP harus ditulis sebelum kuesioner disampaikan ke perusahaan, hal ini di perlukan supaya:
1. Arus datang perginya dokumen dapat di monitor oleh direktori. 2. Menghilangkan kemungkinan dobel baru, karena dobel baru bisa muncul jika BPS
Provinsi atau BPS RI menerima kuesioner tanpa KIP, sehingga diasumsikan sebagai perusahaan baru.
Jika karena sesuatu dan lain hal BPS KabupatenKota tak dapat mengisi KIP di kuesioner, tuliskan sebabnya atau alasan di halaman depan sebagai contoh
“ perusahaan
baru, KIP belum diketahui oleh BPS KabupatenKota ”
. Sebenarnya hal ini bisa dihindari bila BPS Provinsi mengirimkan Direktori yang sudah dimutakhirkan tepat pada waktunya
ke BPS KabupatenKota. Bila KIP dapat dipindahkan dengan lebih cepat ke dalam kuesioner, maka hasilnya akan lebih baik. Ilustrasi mengenai kegiatan ini dapat dilihat
pada diagram 7.
56
PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DIREKTORI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG
Diagram 7 Penulisan KIP Di Kuesioner Dan Kredibilitasn
ya Asal KIP
Ditulis Oleh ? Kapan ?
Dicek Oleh ?
Kredibilitas
Direktori
Koordinator Statistik Kecamatan KSK
Sebelum kuesioner diserahkan ke
responden KabupatenKota
Provinsi BPS RI
PALING BAI K kecil
kemungkinan terjadi dobel
KabupatenKota Setelah kuesioner
diterima dari Koordinator Statistik
Kecamatan KSK tanpa KIP
Provinsi BPS RI
DAPAT DITERIMA
kecil kemungkinan terjadi dobel
Provinsi Setelah kuesioner
diterima tanpa KIPKIP salah
BPS RI BURUK
kemungkinan terjadi
kesalahanterjadi penulisan KIP
dobel
BPS RI Subdit Stat.IBS
Setelah kuesioner diterima di BPS RI
tanpa KIPKIP salah ?
PALING BURUK
besar kemungkinan terjadi dobel
PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DIREKTORI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG
57
TINDAK LANJUT BPS PROVINSIKABUPATENKOTA
5
5.1. Sistem Koordinasi