8
PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DIREKTORI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG
GARIS BESAR UPDATING DIREKTORI
2
2.1. Menjaring Perusahaan Baru
Menjaring perusahaan baru dalam kegiatan Updating Direktori merupakan hal yang penting dalam mengukur peranan pertumbuhan jumlah usahaperusahaan sub
sektor di industri pengolahan. Hasil kegiatan menjaring perusahaan baru setiap tahun belum dilaksanakan secara optimal oleh setiap BPS wilayah, terlebih sejak terjadi
krisis ekonomi di Indonesia tahun 1998 jumlahnya berfluktuasi. Tidak hanya pada saat krisis, kegiatan yang sifatnya khusus dilakukan oleh Badan Pusat Statistik seperti
Sensus Ekonomi tahun 2006 juga menunjukkan kenaikan perusahaan baru yang signifikan dibandingkan sebelum dan sesudah kegiatan Sensus Ekonomi. Selama
kurun waktu lebih dari satu dekade perkembangan penambahan perusahaan baru hasil kegiatan menjaring perusahaan baru dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3. Jumlah Perusahaan Baru Delapan Provinsi Tahun 2007 - 2011
Provinsi 2007
2008 2009
2010 2011
Sumatera Utara 396
44 30
17 52
DKI Jakarta 1185
15 11
5 4
Jawa Barat 2548
181 217
166 197
Jawa Tengah 2554
88 88
53 219
Yogyakarta 194
10 6
4 8
Jawa Timur 2342
197 159
62 218
Banten 413
105 47
19 26
Sulawesi Selatan 133
9 3
4 3
Lainnya 1452
151 178
122 129
Total 11217
800 739
452 856
Sumber : hasil pengiriman data final survei industri pengolahan BPS Provinsi
PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DIREKTORI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG
9
Dari tabel di atas terlihat penambahan perusahaan baru dari tahun ke tahun rata-rata tumbuh tidak lebih dari 10 dari perusahaan aktif, kecuali ditahun 2007
dimana pada pelaksanaan Sensus Ekonomi 2006 jumlah perusahaan baru dapat tumbuh hampir 40 dari perusahaan aktif. Hal ini menunjukkan bahwa ditahun tidak
ada sensus kegiatan updating direktori tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan ditahun ada sensus kelihatannya menjaring perusahaan baru dapat
dilakukan secara lebih optimal sehingga informasi tentang perusahaan industri pengolahan yang berskala menengah dan besar dapat diperoleh secara lengkap.
Proses menjaring perusahaan baru diawali dengan kegiatan matching dari dinas terkait dan asosiasi perusahaan industri seperti Kementerian Perindustrian,
Kementrian Perdagangan, Kementrian Tenaga Kerja, Asosiasi Tekstil dan sebagainya baik ditingkat Pusat, Provinsi dan KabupatenKota. Tahapan-tahapan kegiatan
matching di masing-masing tingkat adalah sebegai berikut : ·
BPS-RI mengirim daftar hasil matching calon perusahaan bersumber dari instansi terkait atau asosiasi di tingkat Pusat untuk dicek di tiap-tiap Provinsi
dengan menggunakan daftarform I-SLC Industry Short List - Center
. Contoh daftar I-SL C berikut contoh pengisiannya seperti gambar 1 sebagai berikut :
Gambar 1. Daftar I-SL C
10
PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DIREKTORI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG
· BPS provinsi melakukan matching dengan direktori perusahaan dari intansi
terkait atau asosiasi ditingkat provinsi dengan Direktori BPS kemudian menambahkan dari daftar I-SLC dari pusat ke dalam daftar I
– SLP
Industry Short List - Province
sebelum nantinya dikirim ke BPS KabupatenKota. Contoh daftar I-SLP berikut contoh pengisiannya seperti gambar 2 sebagai
berikut
Gambar 2. Daftar I-SL P
· BPS KabupatenKota melakukan matching direktori perusahaan dari intansi
terkait atau asosiasi ditingkat KabupatenKota dengan Dirktori BPS kemudian menambahkan dari daftar I-SLP dari BPS Provinsi ke dalam daftar I
– SLK
sebelum nantinya diserahkan kepada masing-masing Petugas Lapang atau Koordinator Statistik Kecamatan KSK untuk dicek. Contoh daftar I-SLK
berikut contoh pengisiannya seperti gambar 3 sebagai berikut :
PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DIREKTORI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG
11
Gambar 3. Daftar I-SL K
· Seluruh calon perusahaan tambahan hasil matching tersebut dicek di lapangan
dan dilaporkan dengan daftar I-B. ·
Koordinator Statistik Kecamatan KSK menambahkan perusahaan hasil pengamatan langsung yang ditemui di lapangan tetapi belum ada di dalam
daftar I-SLK dan tidak ada di Direktori BPS.
Untuk skema urutan pemilihan calon dari tingkat BPS-RI sampai BPS KabupatenKota dapat dijelaskan pada diagram 1 sebagai berikut:
12
PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DIREKTORI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG
Diagram 1 Urutan Identifikasi Calon Melalui Matchin
g
Tingkat Daftar
PUSAT I-SL C
PROVINSI I-SL P
KABUPATEN I-SL K
KOTA
KECAMATAN I-B
KSK
Calon dari sumber
nasional
Calon dari
BPS-RI Calon tahun lalu
yang perlu dicek lagi
Tambahan dari sumber di
tingkat Provinsi
Calon yang diterima dari BPS Provinsi
Tambahan dari sumber di
tingkat KabupatenKota
madya
Calon yang diterima dari BPS KabupatenKota
Tambahan hasil pengamatan
langsung
PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DIREKTORI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG
13
2.2. Memutakhirkan Direktori Daftar Isian I-B