Menjaring Perusahaan Baru 2015 2173 ped Pedoman pemutakhiran direktori industri manufaktur

8 PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DIREKTORI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG GARIS BESAR UPDATING DIREKTORI 2

2.1. Menjaring Perusahaan Baru

Menjaring perusahaan baru dalam kegiatan Updating Direktori merupakan hal yang penting dalam mengukur peranan pertumbuhan jumlah usahaperusahaan sub sektor di industri pengolahan. Hasil kegiatan menjaring perusahaan baru setiap tahun belum dilaksanakan secara optimal oleh setiap BPS wilayah, terlebih sejak terjadi krisis ekonomi di Indonesia tahun 1998 jumlahnya berfluktuasi. Tidak hanya pada saat krisis, kegiatan yang sifatnya khusus dilakukan oleh Badan Pusat Statistik seperti Sensus Ekonomi tahun 2006 juga menunjukkan kenaikan perusahaan baru yang signifikan dibandingkan sebelum dan sesudah kegiatan Sensus Ekonomi. Selama kurun waktu lebih dari satu dekade perkembangan penambahan perusahaan baru hasil kegiatan menjaring perusahaan baru dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 3. Jumlah Perusahaan Baru Delapan Provinsi Tahun 2007 - 2011 Provinsi 2007 2008 2009 2010 2011 Sumatera Utara 396 44 30 17 52 DKI Jakarta 1185 15 11 5 4 Jawa Barat 2548 181 217 166 197 Jawa Tengah 2554 88 88 53 219 Yogyakarta 194 10 6 4 8 Jawa Timur 2342 197 159 62 218 Banten 413 105 47 19 26 Sulawesi Selatan 133 9 3 4 3 Lainnya 1452 151 178 122 129 Total 11217 800 739 452 856 Sumber : hasil pengiriman data final survei industri pengolahan BPS Provinsi PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DIREKTORI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG 9 Dari tabel di atas terlihat penambahan perusahaan baru dari tahun ke tahun rata-rata tumbuh tidak lebih dari 10 dari perusahaan aktif, kecuali ditahun 2007 dimana pada pelaksanaan Sensus Ekonomi 2006 jumlah perusahaan baru dapat tumbuh hampir 40 dari perusahaan aktif. Hal ini menunjukkan bahwa ditahun tidak ada sensus kegiatan updating direktori tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan ditahun ada sensus kelihatannya menjaring perusahaan baru dapat dilakukan secara lebih optimal sehingga informasi tentang perusahaan industri pengolahan yang berskala menengah dan besar dapat diperoleh secara lengkap. Proses menjaring perusahaan baru diawali dengan kegiatan matching dari dinas terkait dan asosiasi perusahaan industri seperti Kementerian Perindustrian, Kementrian Perdagangan, Kementrian Tenaga Kerja, Asosiasi Tekstil dan sebagainya baik ditingkat Pusat, Provinsi dan KabupatenKota. Tahapan-tahapan kegiatan matching di masing-masing tingkat adalah sebegai berikut : · BPS-RI mengirim daftar hasil matching calon perusahaan bersumber dari instansi terkait atau asosiasi di tingkat Pusat untuk dicek di tiap-tiap Provinsi dengan menggunakan daftarform I-SLC Industry Short List - Center . Contoh daftar I-SL C berikut contoh pengisiannya seperti gambar 1 sebagai berikut : Gambar 1. Daftar I-SL C 10 PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DIREKTORI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG · BPS provinsi melakukan matching dengan direktori perusahaan dari intansi terkait atau asosiasi ditingkat provinsi dengan Direktori BPS kemudian menambahkan dari daftar I-SLC dari pusat ke dalam daftar I – SLP Industry Short List - Province sebelum nantinya dikirim ke BPS KabupatenKota. Contoh daftar I-SLP berikut contoh pengisiannya seperti gambar 2 sebagai berikut Gambar 2. Daftar I-SL P · BPS KabupatenKota melakukan matching direktori perusahaan dari intansi terkait atau asosiasi ditingkat KabupatenKota dengan Dirktori BPS kemudian menambahkan dari daftar I-SLP dari BPS Provinsi ke dalam daftar I – SLK sebelum nantinya diserahkan kepada masing-masing Petugas Lapang atau Koordinator Statistik Kecamatan KSK untuk dicek. Contoh daftar I-SLK berikut contoh pengisiannya seperti gambar 3 sebagai berikut : PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DIREKTORI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG 11 Gambar 3. Daftar I-SL K · Seluruh calon perusahaan tambahan hasil matching tersebut dicek di lapangan dan dilaporkan dengan daftar I-B. · Koordinator Statistik Kecamatan KSK menambahkan perusahaan hasil pengamatan langsung yang ditemui di lapangan tetapi belum ada di dalam daftar I-SLK dan tidak ada di Direktori BPS. Untuk skema urutan pemilihan calon dari tingkat BPS-RI sampai BPS KabupatenKota dapat dijelaskan pada diagram 1 sebagai berikut: 12 PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DIREKTORI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG Diagram 1 Urutan Identifikasi Calon Melalui Matchin g Tingkat Daftar PUSAT I-SL C PROVINSI I-SL P KABUPATEN I-SL K KOTA KECAMATAN I-B KSK Calon dari sumber nasional Calon dari BPS-RI Calon tahun lalu yang perlu dicek lagi Tambahan dari sumber di tingkat Provinsi Calon yang diterima dari BPS Provinsi Tambahan dari sumber di tingkat KabupatenKota madya Calon yang diterima dari BPS KabupatenKota Tambahan hasil pengamatan langsung PEDOMAN PEMUTAKHIRAN DIREKTORI INDUSTRI BESAR DAN SEDANG 13

2.2. Memutakhirkan Direktori Daftar Isian I-B