58
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Caringin Bogor, semester genap tahun ajaran 20122013, sedangkan pengambilan data dilakukan pada bulan
Februari sampai dengan bulan April 2013.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis regresi linier sederhana. Metode penelitian analisis regresi linier sederhana adalah
hubungan secara linear antara satu variabel independen X, dalam penelitian ini adalah penilaian kinerja peserta didik dan dengan variabel dependen Y yaitu
hasil belajar peserta didik. Analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah positif atau negatif dan
untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.
59
Metode penelitian ini berusaha menemukan atau mencari hubungan antarvariabel, sebagai dasar untuk dapat
dipakai melakukan penaksiran atau peramalan atau estimasi dari hubungan antarvariabel tersebut.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian atau responden adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas VIII-8 SMP Negeri 1 Caringin Bogor dengan jumlah 30 orang. Peran subjek penelitian adalah untuk memberikan tanggapan dan informasi
terkait data yang dibutuhkan oleh peneliti, serta memberikan masukan kepada peneliti, baik secara langsung maupun tidak langsung.
59
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penilaian Pendidikan Sains, Jakarta: UIN Jakarta, 2008, h. 10.
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan dua instrumen penelitian, yaitu:
1. Penilaian Kinerja
Instrumen penilaian kinerja merupakan pedoman penilaian yang digunakan untuk menilai kinerja peserta didik selama kegiatan eksperimen
berlangsung. Di dalam pedoman tersebut terdapat aspek yang dinilai serta krtiteria
penilaiannya. Bentuk penilaian kinerja yang digunakan berupa daftar cheklist
√. Artinya, guru hanya memberikan tanda cheklist
√ jika kriteria tersebut dilakukan oleh peserta didik. Ketercapaian dari kriteria-kriteria itulah yang menentukan skor
kinerja peserta didik. Adapun kisi-kisi instrumen penilaian kinerja dapat dilihat pada lampiran C.
Sebelum digunakan, pedoman penilaian kinerja tidak di uji cobakan tetapi dilakukan validitas isi dan keterukuran tujuan. Validitas isi dan keterukuran tujuan
dilakukan oleh ahli bidang studi. Bagi mahasiswa pendidikan sains ahli bidang studi bisa melibatkan para guuru mata pelajaran, dosen pembimbing, dan dosen
mata kuliah sains sesuai topik yang diteliti.
60
Validitas isi dilakukan oleh tiga orang ahli, yaitu dua dosen pembimbing dan 1 guru fisika dari sekolah tempat penelitian dilaksanakan. Validitas isi
merupakan judgement terhadap kesesuaian antara indikator pembelajaran, dimensi penilaian, dan kriteria yang harus ditunjukan oleh peserta didik, serta bahasa yang
digunakan.Uji validitas isi ditunjukan pada tabel di bawah.
Tabel 3.1 Uji Validitas Ahli No
Aspek yang uji Kriteria
Baik Cukup
Kurang
1 Kejelasan format instrumen.
2 Kesesuaian skor dengan kriteria.
3 Kesesuaian kriteria dengan aspek
kinerja yang dinilai. 4
Keterwakilan semua tahap eksperimen oleh aspek kinerja yang dikembangkan.
60
Ibid., h. 32.
No Aspek yang uji
Kriteria Baik
Cukup Kurang
5 Kejelasan dan keefektifan bahasa yang
digunakan.
2. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar menggunakan instrumen tes pilihan ganda tes objektif yang digunakan berupa soal dengan empat alternatif jawaban sebanyak
25 butir soal. Soal tersebut dibuat berdasarkan indikator pembelajaran, dengan tingkat berfikir C
1
mengingat, C
2
memahami, C
3
mengaplikasikan, dan C
4
menganalisis. Adapun kisi-kisi instrumen tes pilihan ganda dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Pilihan Ganda Standar
Kompetensi Kompetensi
Dasar Indikator
Aspek Kognitif
C
1
C
2
C
3
C
4
Memahami konsep dan
penerapan getaran,
gelombang, dan
optika dalam
produk teknologi
sehari-hari. Menyelidiki
sifat-sifat cahaya
dan hubungannya
dengan berbagai
bentuk cermin
dan lensa.
Merancang dan melakukan
percobaan untuk menunjukkan
sifat-sifat perambatan
cahaya. 1,2
3,4, 5
- -
5
Menjelaskan hukum
pemantulan yang diperoleh
melalui percobaan.
6 7,
8 9
- 4
Menjelaskan hukum
pembiasan yang diperoleh
berdasarkan percobaan.
10, 11,
12, 13,
14 15,
16 17
- 8
Mendeskripsikan proses
pembentukkan dan
sifat-sifat bayangan
pada cermin
datar, 18,
19, 20
21, 22
23, 24,
25, 26,
27 28,
29 12
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Aspek Kognitif
C
1
C
2
C
3
C
4
cermin cekung, dan
cermin cembung.
Mendeskripsikan proses
pembentukkan dan
sifat-sifat bayangan
pada lensa
cembung dan
lensa cekung.
30, 31
32, 33,
34 35,
36 37,
38, 39,
40 11
Jumlah 13
12 9
6 40
Keterangan: Nomor soal bertanda bintang adalah soal yang digunakan dalam penelitian
berdasarkan hasil uji coba.
Soal-soal tersebut terlebih dahulu sudah di uji cobakan kepada siswa kelas IX di sekolah yang sama. Uji coba ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah
soal tersebut telah memenuhi persyaratan seperti uji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Berikut adalah pengujian yang perlu dilakukan
agar istrumen dikatakan baik.
a. Uji validitas
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen.
61
Suatu instrumen dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang hendak diukur. Pengujian validitas instrumen tes ini
merupakan pengujian validitas setiap butir soal tes. Uji validitas menggunakan rumus Korelasi Point Biserial r
pbi
karena skor butir soal berbentuk dikotomi skor butir 0 atau 1. Untuk memberikan interpretasi terhadap angka r
pbi
dipergunakan tabel nilai “r” product moment, dengan terlebih dahulu mencari df = N-nr. Adapun rumus r
pbi
, yaitu:
62
61
Suharsimi Arikunto, Penelitian Prosedur Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1998, cet. 11, h. 160.
62
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2010, cet. 21, hal. 258.
=
−
Keterangan: rpbi = angka indeks korelasi point biserial
Mp = mean nilai rata-rata hitung yang dijawab dengan benar Mt = mean dari skor total
SD = standar deviasi total p
= proporsi siswa yang menjawab benar terhadap butir item q
= proporsi siswa yang menjawab salah terhadap butir item Nilai indeks korelasi point biserial kemudian dibandingkan dengan r
tabel
dengan kriteria; jika r
pbi
r
tabel
maka soal tersebut valid, sedangkan jika r
pbi
r
tabel
maka soal tersebut tidak valid. Berdasarkan hasil uji coba instrumen, dari 40 soal
yang diujikan diperoleh 27 soal yang valid, perhitungan pengujian validitas instrumen tes ini terdapat pada Lampiran D. Semua soal yang valid selanjutnya
akan disaring kembali berdasarkan uji yang lainnya untuk dapat digunakan dalam penelitian.
b. Reliabilitas instrumen
Reliabilitas rely ability = reliability, yang bermakna: keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, atau konsistensi.
63
Artinya, sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten. Sehingga kapan pun alat
penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Pengujian reliabilitas menggunakan rumus K-R 20 Kuder-Richardson 20.
64 11
=
−
1
2
−
∑
2
Keterangan:
r
11
= reliabilitas tes secara keseluruhan p
= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q
= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah q = 1 - p ∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = banyaknya item
63
Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006, h. 105.
64
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2010, cet. 11, h. 100.
S = standar deviasi dari tes
Adapun kategori reliabilitas menurut Gilford seperti yang dikutip oleh Yanti Herlanti adalah sebagai berikut:
65
Tabel 3.3 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen Koefisien Korelasi
Kriteria Reliabilitas
0,00 r 0,20
Kecil 0,21
r 0,40
Rendah 0,41
r 0,70
Sedang 0,71
r 0,90
Tinggi 0,91
r 1,00
Sangat Tinggi Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai reliabilitas
instrumen tes adalah 0,726. Nilai ini termasuk kategori tinggi r
11
0,70 atau dengan kata lain bahwa instrumen ini reliabel, dan dapat disimpulkan instrumen
ini layak untuk digunakan dalam penelitian. Lebih lengkapnya perhitungan nilai reliabilitas terdapat pada Lampiran A bersama dengan uji validitas.
c. Taraf kesukaran difficulty index
Taraf kesukaran tes merupakan kemampuan seluruh peserta didik dalam menjawab soal dengan benar pada setiap butir soal
. Pengujian taraf kesukaran bertujuan untuk mengetahui tingkat mudah atau sukarnya suatu soal. Soal terlalu
mudah tidak
merangsang
peserta didik
untuk mempertinggi
usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan
peserta didik
menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya.
66
Indeks kesukaran dihitung menggunakan rumus:
67
=
65
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penilaian Pendidikan Sains, Jakarta: UIN Jakarta, 2008, h. 38.
66
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 207.
67
Ibid., h. 208.
Keterangan: P
= indeks kesukaran B
= banyaknya siswa menjawab soal tersebut dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Tolak ukur menginterpretasikan tingkat kesukaran butir soal yang diperoleh adalah sebagai berikut:
68
Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran Indeks Tingkat Kesukaran
Kriteria Tingkat Kesukaran
0,00 – 0,30 Sukar
0,30 – 0,70 Sedang
0,70 – 1,00 Mudah
Berikut ini adalah hasil analisis tingkat kesukaran pada 40 soal yang diujicobakan.
Tabel 3.5 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal Kriteria
No Soal Jumlah
Sukar 13,14,16,22,24,28,29,35,37,39
10 Sedang
,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,15,17,19,20,21,23,2 5,26,27,30,31,32,33,34,36,38,40
28 Mudah
1,18 2
Total 40
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 10 soal sukar, 28 soal sedang, dan 2 soal mudah.
a. Daya pembeda discriminating power
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang
berkemampuan rendah.
69
68
Ibid., h. 210.
69
Ibid., h. 211.
Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda setiap butir soal
adalah:
70
=
− Keterangan:
D = indeks diskriminasi JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan
benar. BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar. Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka nilainya diklasifisikan pada kriteria
daya pembeda sebagai berikut:
71
Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda
Kriteria Daya Pembeda
0,00 – 0,20 Buruk poor
0,20 – 0,40 Cukup statisfactory
0,40 – 0,70 Baik good
0,70 – 1,00 Baik sekali excellent
Berikut klasifikasi soal berdasarkan hasil perehitungan daya pembeda pada 40 soal yang diujicobakan.
Tabel 3.7 Hasil Analisis Daya Pembeda Kriteria
No Soal Jumlah
Buruk 21,28
2 Cukup
,3,4,5,7,8,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20 ,22,24,27,29,31,32,33,35,36,37,38,39,4
30
70
Ibid., h. 213.
71
Ibid., hal. 218.
Kriteria No Soal
Jumlah
Baik 6,9,23,25,26,34
6 Baik Sekali
2,30 2
Total 40
E. Teknik Analisis Data
Terdapat dua buah teknik analisis data dalam penelitian ini, yaitu teknik analisis data penilaian kinerja dan penilaian hasil belajar. Semua data dalam
penelitian ini akan dianalisis menggunakan perhitungan regresi linieritas pada umumnya, yaitu dengan cara menghitung koefisien regresi nilai peningkatan
ataupun penurunan yang akan menentukan ada tidaknya hubungan atara kedua variabel yang sedang dicari.
1. Penilaian kinerja
Dalam mengolah data penilaian kinerja peserta didik pada kegiatan eksperimen dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menghitung skor mentah pada lembar penilaian kinerja sesuai kriteria yang telah ditentukan.
b. Menghitung nilai rata-rata yang diperoleh oleh setiap kelompok pada setia pertemuan.
c. Setelah semua nilai diketahui, maka nilainya diklasifisikan pada kategori sebagai berikut:
Tabel 3.8 Klasifikasi Kategori Penilaian Kinerja Nilai
Kategori
1 Kurang Baik
2 Cukup Baik
3 Baik
2. Penilaian hasil belajar
Untuk mengolah nilai tes hasil belajar yang berupa tes pilihan ganda yaitu dengan menggunakan persamaan:
= 4
Keterangan: N : nilai yang diperoleh
S : skor yang didapat
4 : bilangan tetap
Setelah semua nilai diketahui, maka nilainya diklasifisikan pada kategori sebagai berikut:
Tabel 3.9 Klasifikasi Kategori Penilaian Hasil Belajar Nilai
Kategori
70 Kurang Baik
= 70 Cukup Baik
70 Baik
70 adalah nilai KKM yang sudah ditetapkan oleh sekolah tempat penelitian.
3. Uji Regresi Linieritas Penilaian Kinerja dan Penilaian Hasil Belajar
Uji regresi dugunakan untuk mengukur pengaruh satu atau beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji regresi pada kasus lebih
dari tiga variabel bebas, dapat mengetahui variabel bebas mana yang pengaruhnya paling dominan nyata terhadap variabel terikat.
72
Persamaan regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila
nilai variabel independen dimanipulasi dirubah-rubah. Secara umum persamaan regresi sederhana dengan satu prediktor dapat dirumuskan sebagai berikut.
73
= ∑
−
∑ ∑
∑
2
−
∑
2
∑
2
−
∑
2
Keterangan: r
xy
= koefisien kerelasi X = jumlah variabel independen
Y = jumlah variabel dependen n
= jumlah responden
72
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penilaian Pendidikan Sains, Jakarta: UIN Jakarta, 2008, h. 54.
73
Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1998, h. 256.
Setelah nilai koefisien korelasi diketahui, maka nilainya diinterpretasikan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut:
74
Tabel 3.10 Interpretasi Koefisien Korelasi esarnya Nilai Koefisien
Korelasi Interpretasi
0.00 – 0.20 Sangat rendah
tak berkorelasi 0.20 – 0.40
Rendah 0.40 – 0.60
Agak rendah 0.60 – 0.80
Cukup 0.80 – 1.00
Tinggi Apabila diperoleh angka negatif, maka koerelasinya negatif dan
indeks korelasi tidak pernah lebih dari 1,00.
74
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penilaian Pendidikan Sains, Jakarta: UIN Jakarta, 2008, h. 38.
69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 1 Caringin Bogor pada kelas VIII-8, diperoleh dua data hasil penilaian. Penilaian pertama yaitu penilaian
kinerja pada saat kegiatan eksperimen konsep cahaya dan yang ke dua adalah penilaian hasil belajar berupa tes pilihan ganda yang diberikan setelah
pembelajaran selesai. Adapun rincian dari masing-maing pengolahan data hasil penelitian akan dipaparkan sebagai berikut.
1. Penilaian Kinerja dalam Kegiatan Pembelajaran
Penilaian kinerja peserta didik dilaksanakan berdasarkan pedoman penilaian kinerja yang sudah divalidasi. Penilaian kinerja dalam kegiatan
pembelajaran dilakukan berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran RPP dan disesuaikan dengan langkah kerja yang tercantum dalam LKS yang telah
dibuat. Dalam kegiatan pembelajaran ini, peserta didik dituntut untuk mengeluarkan
segala kemampuannya
dalam melaksanakan
tugas-tugas eksperimen dalam rangka mengaplikasikan pengetahuannya tentang pengetahuan
fisika yang mereka miliki. Penilaian kinerja melibatka tiga orang penilai observer dengan petunjuk
pengisian yaitu memberi tanda checklist √ sesuai dengan tugas yang
ditunjukkan atau diperlihatkan oleh peserta didik. Berikut adalah hasil penilaian kinerja untuk setiap kelompok yang diperoleh dari hasil pengamatan dilapangan,
melalui lembaran penilaian kinerja.
Tabel 4.1 Rekapitulasi Penilaian Kinerja untuk Setiap Kelompok Kelompok
Pertemuan Rata-rata
Keterangan 1
2 3
4
1 2
3 2
2 2
Cukup Baik 2
3 3
3 3
3 Baik