Eksperimen bisa dilakukan pada suatu laboratorium atau diluar laboratorium, pekerjaan eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat,
karena itu dapat dimasukkan kedalam metode pembelajaran.
49
Dengan demikian, dalam metode eksperimen peserta didik diberi kesempatan untuk mengalami
sendiri atau melakukan sendiri, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan sebuah konsep atau hukum, serta dapat menarik kesimpulan atas
proses yang dialaminya. Dalam pelaksanaan metode eksperimen peran guru pun sangat penting, khususnya berkaitan dengan ketelitian, kecermatan, dan
penggunaan alat-alat labotarorium sehingga tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan dalam memaknai kegiatan eksperimen ini.
a. Tahapan Mengajar Metode Eksperimen
Keterampilan mengajar eksperimen dapat dipisahkan menjadi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan penutup.
50
1 Keterampilan menyiapkan eksperimen. Pada tahap persiapan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a Menentukan tujuan pengajaran dan tujuan eksperimen. b Mengidentifikasi variabel-variabel eksperimen yang akan diselidiki sesuai
dengan topik pelajaran. c Merancang percobaan untuk eksperimen. Dalam kegiatan ini guru
menterjemahkan informasi dan prinsip verbal dari topik yang dipelajari menjadi informasi dan prinsip yang tervisualisasikan melalui eksperimen.
d Merancang prosedur pelaksanaan eksperimen, yaitu langkah kegiatan pembelajaran dalam eksperimen yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti
dan kegiatan penutup. 2 Pelaksanaan eksperimen.
Pada tahap pelaksanaan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
49
Syaiful Sagala. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta, 2010, h.220.
50
Pudyo Susanto, Keterampilan Dasar Mengajar IPABerbasis Kontruktivisme, Malang: Universitas Negeri Malang, 2002, h. 68-69.
a Pada kegiatan awal, eksperimen dimaksudkan untuk menyajikan fenomena dalam rangka menimbulkan konflik kognitif, menggali pengetahuan awal
siswa dan memotivasi belajar peserta didik. Keterampilan guru yang diperlukan diantarannya adalah sebagai berikut:
1 Memandu peserta didik untuk menjalankan eksperimen. Keterampilan ini diperlukan karena eksperimen biasanya dilaksanakan oleh
beberapa kelompok kecil. 2 Memandu peserta didik untuk memusatkan perhatiannya pada
informasi yang esensial khususnya yang menimbulkan konflik kognitif.
3 Menggali pengetahuan awal peserta didik dan memotivasi peserta didik, kegiatan ini didahului dengan meminta peserta didik untuk
menghentikan eksperimen. Selanjutnya, guru mengajukan masalah yang dapat menimbulkan konflik kognitif dan mengevaluasi jawaban
peserta didik. Dengan begitu pengetahuan awal peserta didik dapat digali.
b Pada kegiatan inti, keterampilan guru yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1 Guru membimbing penemuan masalah dan hipotesis. Tanya jawab pada penggalian pengetahuan awal diteruskan ke tanya jawab untuk
menemukan masalah yang terkait dengan konsepprinsip yang dipelajari dan diteruskan lagi sampai ditemukan hipotesis.
2 Guru juga membimbing kerja kelompok, setelah hipotesis dirumuskan peserta didik dipandu untuk melanjutkan eksperimen lanjutan.
Kegiatan ini merupakan kegiatan kerja kelompok kecil atau perseorangan.
3 Guru membimbing diskusi kelompok keci untuk pencatatan data, analisis data dan penarikan kesimpulan. Kegiatan ini dapat dilakukan
dikelompok kecil atau secara klasikal.
3 Mengakhiri ekspeimen. Pada tahap penutup meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a Memberikan pemantapan. Setelah kegiatan eksperimen berakhir guru memberi pamanasan dapat berupa pertanyaan aplikatif atau memberi
masalah baru untuk dipecahkan melalui eksperimen di luar jam pertemuan. b Mengevaluasi tes belajar. Tes formatif dapat dilaksanakan secara informal
tanya jawab atau formal tertulis. Tes sebaiknya mengukur hasil belajar melalui pengalaman langsung tes penampilan.
c Membimbing peserta didik untuk mengemas, mengembalikan peralatan dan membersihkan ruang belajar secara rapi. Ini merupakan kegiatan untuk
latihan pengembangan sikap.
b. Jenis-jenis Metode Eksperimen