Jenis-jenis Penilaian Kelas Kajian Teori 1. Penilaian Kelas

3 Didaktis Alat yang akan digunakan untuk penilaian kelas berupa tes maupun non- tes harus dirancang baik isi, format, layout, dan tampilannya agar peserta didik menyenangi dan menikmati kegiatan penilaian. Alat penilaian kelas seperti ini dapat menumbuhkan rasa keingintahuan peserta didik lebih dalam dan dorongan belajar lebih kuat. 4 Menggali informasi Penilaian kelas yang baik harus dapat memberikan informasi yang cukup bagi guru untuk mengambil keputusan dan umpan balik. Pemilihan metode, teknik dan alat penilaian yang tepat sangat menentukan jenis informasi yang ingin digali dari proses penilaian kelas. Acuan sederhana yang dapat digunakan guru adalah prinsip “sedikit tapi banyak”, prinsip ini dimaksudkan agar guru melakukan penilaian dengan cakupan materi dan kemampuan yang tidak terlalu banyak tetapi informasi yang diperoleh dari hasil penilaian tersebut sangat dalam dan luas. 5 Melihat yang benar dan yang salah Dalam melaksanakan penilaian, guru hendaknya melakukan analisis terhadap hasil penilaian dan kerja peserta didik secara seksama untuk melihat adanya kesalahan yang secara umum terjadi pada peserta didik sekaligus melihat hal-hal positif yang diberikan peserta didik. Analisis terhadap kesalahan jawaban dan peyelesaian masalah yang diberikan peserta didik sangat berguna untuk menghindari terjadinya miskonsepsi dan ketidak jelasan dalam proses pembelajaran. 16

e. Jenis-jenis Penilaian Kelas

Beragam jenis penilaian dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar. Jenis pengumpulan tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik berdasarkan standar kompetensi, kompetensi dasar, serta indikator-indikator pembelajaran yang harus dicapai. Berdasarkan indikator-indikator ini dapat ditentukan jenis penilaian yang 16 Ibid., h.189-191. sesuai dengan apa yang hendak dinilai. Adapun jenis-jenis penilaian tersebut adalah sebagai berikut: 1 Penilaian dengan tes Tes adalah suatu cara untuk melakukan penilaian yang berbentuk tugas- tugas yang harus dikerjakan peserta didik. 17 Menurut Zainul, A. dan Nasution, N. bahwa tes adalah suatu pertanyaan atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang atribut atau karakteristik pendidikan atau psikologi yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar. 18 Tes dapat dibedakan menjadi beberapa macam tergantung pada dasar yang digunakan. Diantaranya berdasarkan tujuan penggunaannya; pre-test dan post-test, mastery test, tes diagnostik, tes prestasi belajar umum, tes formatif, tes sumatif. Tes diklasifikasikan menurut bentuknya; tes uraian dan tes objektif. Dan masih banyak ragam tes yang lain sesuai dengan jenis-jenis tes di atas. Jenis-jenis tes di atas biasanya sangat cocok untuk hampir semua kompetensi yang terdapat dalam kurikulum, sehingga ada beberapa yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan tes, yaitu: 19 a Pengambilan sampel dan pemilihan butir soal, b Tipe tes yang akan digunakan, c Aspek yang akan diuji, d Format butir soal, e Jumlah butir soal, dan f Distribusi tngkat kesukaran butir soal. 2 Penilaian unjuk kerja performance assessment Penilaian kinerja merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi, dimana peserta didik diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan 17 Sarwiji Suwandi, Model-model Asesmen dalam Pembelajaran, Surakarta: Yuma Pustaka, 2011, h. 47. 18 Zulfiani, dkk., Strategi Pembalajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, h. 75. 19 Ibid., h. 78. pengaplikasian pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks. 20 Penilaian ini cocok digunakan untuk mkenilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik menunjukkan unjuk kinerjanya. Unjuk kerja yang dapat diamati seperti bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisideklamasi, menggunakan peralatan laboratorium, dan pengoprasian suatu alat. 21 Penilaian dilakukan terhadap perilaku peserta didik pada saat proses pembelajaran berlangsung, sehingga cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis, karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai penilaian kinerja dapat dilihat pada sub-bab berikutnya. 3 Penilaian sikap Sikap bermula dari perasaan suka atau tidak suka yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatuobjek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. 22 Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konaktif. Kompoen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilainya terhadap sesutu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Sedangkan konaktif adalah kecenderungan untuk berprilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap. Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran, terdiri dari; sikap terhadap materi pelajaran, sikap terhadap gurupengajar, sikap terhadap proses pembelajaran, dan sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan materi pelajaran. Untuk 20 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Bandung: Rosda Karya, 2009, h. 200. 21 Hamzah, B. Uno, Satria Koni, Assessment Pembelajaran, Jakarta: Bumi Akasara, 2012, h. 19. 22 Sarwiji Suwandi, Model-model Asesmen dalam Pembelajaran, Surakarta: Yuma Pustaka, 2011, h. 91. penilaian sikap dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain melalui observasi prilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. 4 Penilaian proyek Penilaian proyek adalah penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, hingga penyajian data. Proyek juga akan memberikan informasi tentang pemahaman dan pengetahuan peserta didik pada proses pembelajaran tertentu, kemampuan peserta didik dalam pengaplikasian pengetahuan, dan kemampuan peserta didik untuk mengkomunikasikan informasi. Dalam penilaian proyek ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan, yitu sebagai berikut: 23 a Kemampuan pengelolaan; kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi, mengelola waktu pengumpulan data, dan penulisan laporan. b Relevansi; kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan memepertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan dalam pembelajaran. c Keaslian; proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan memepertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik. Teknik penilaian proyek dapat menggunakan alatinstrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian. 5 Penilaian produk produck assessment Penilaian hasil kerja produk peserta didik adalah penilaian terhadap penguasaan keterampilan peserta didik dalam membuat suatu produk proses dan penilaian kualitas hasil kerja peserta didik produk. Dalam Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik. 23 Ibid., h. 99-100. Terdapat tiga tahap penilaian yang perlu dilakukan pada penilaian produk, yaitu: a Tahap persiapan; penilaian kemampuan peserta didik dalam merencanakan, menggali, mengembangkan gagasan, dan mendisaian produk. b Tahap pembuatan produk proses; menilai kemampuan menyeleksi, menggunakan alat dan bahan, dan teknik. c Tahap penilaian produk appraisal; menilai produk yang dihasilkan sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan. 6 Penilaian portopolio Penilaian portofolio merupakan penilaian berbasis kelas terhadap sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu, digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik. Dalam penilaian portopolio ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut: 24 a Karya siswa adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri. b Saling percaya antara guru dan peserta didik. c Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik. d Milik bersama joint ownership antara peserta didik dan guru. e Kepuasan. f Kesesuaian. g Penilaian proses dan hasil. h Penilaian dan pembelajaran. Hal penting yang perlu disadari oleh guru, bahwa penggunaan portopolio secara interaktif dan kolaboratif, tidak terjadi secar otomatis. Untuk itu perencanaan yang baik dan sistematis sangat diperlukan. Di bawah ini adalah langkah-langkah penerapan penilaian portopolio, yaitu sebagai berikut: 25 24 Ibid., h. 114-116. 25 Ibid., h. 123-125. a Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portopolio tidak hanya digunakan oleh guru untuk penilaian, tetapi peserta didik dapat mengetahui perkembangan prestasinya. b Menentukan bersama tugas yang akan dikumpulkan. c Mengumpulkan dan menyimpan penilaian portopolio dalam satu folder untuk masing-masing peserta didik, baik di rumah maupun loker sekolah. d Memberi tanggal informasi, sehingga terlihat perubahan kulitas dari waktu ke waktu. e Menentukan kriteria penilaian dengan peserta didik. f Meminta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. g Peserta didik dapat memperbaiki tugasnya dengan waktu yang sudah ditentukan. h Jadwalkan pertemuan untuk membahas portopolio yang sudah dikumpulkan. 7 Penilaian diri self assessment Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor. 26 Penilain diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah untuk melakukanya. Langkah- langkah tersebut diantaranya adalah: a Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai. b Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan. c Merumuskan format penilaian, berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek, atau skala penilaian. d Meminta peserta didik melakukan penilaian diri. e Mengkaji hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif. 26 Ibid., h. 135. f Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian. Jadi penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan oleh dirinya sendiri, sehingga peserta didik dapat mengetahui, menilai, dan memperbaiki dirinya berdasarkan hasil penilaian terhadap aspek-aspek yang sudah ditentukan. Perlu diingat, bahwa melakukan teknik penilaian tunggal tidak cukup untuk memberikan gambaraninformasi tentang kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dan sikap peserta didik secar lengkap. Dan interpretasi hasil tes tidak mutlak dan abadi, karena peserta didik akan mengalami perubahan, terus berkembang sesuai dengan pengalaman belajar yang dialaminya.

f. Manfaat Penilaian Kelas