Hipotesis Statistik METODE PENELITIAN

eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol dengan selisih 2,56. Jika dilihat dari simpangan baku, skor kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen lebih merata dan tidak terlalu jauh sebarannya dibanding kelas kontrol. Secara visual perbandingan penyebaran data di kedua kelas yaitu kelas yang diterapkan dengan model pembelajaran Search, Solve, Create and Share SSCS dan kelas yang diterapkan pembelajaran secara konvensional dapat dilihat pada diagram di bawah ini: Diagram 4.1 Perbandingan Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kemampuan berpikir kreatif matematis dalam penelitian ini didasarkan pada empat indikator, meliputi kelancaran fluency, keluwesan flexibility, orisinal originality, keterincian elaborasi. Skor kemampuan berpikir kreatif matematis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan indikator disajikan dalam tabel berikut ini: 2 4 6 8 10 12 14 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 F re k uens i Nilai Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Tabel 4.2 Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol Berdasarkan Indikator Berpikir Kreatif No. Indikator Skor Ideal Eksperimen Kontrol Jumlah Skor Siswa Jumlah Skor Siswa 1. Kelancaran fluency 6 135 4,22 70,31 114 3,45 57,58 2. Keluwesan flexibility 3 35 1,09 36,46 29 0,88 29,29 3. Orisinal originality 3 45 1,41 46,88 21 0,64 21,21 4. Kerincian elaboration 6 153 4,78 79,69 131 3,97 66,16 Total 18 368 11,50 63,89 295 8,94 49,66 Tabel 4.2 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol ditinjau dari empat indikator kemampuan berpikir kreatif. Setiap indikator berpikir kreatif memiliki skor ideal yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan setiap indikator diwakilkan oleh jumlah soal yang berbeda pula. Untuk indikator pertama, yaitu kemampuan berpikir siswa secara lancar, diwakilkan oleh 2 soal dengan skor maksimum tiap soal adalah 3 sehingga skor ideal per siswa untuk indikator tersebut adalah 6, sedangkan skor ideal seluruh siswa adalah 6 x 32 siswa = 192 untuk kelas eksperimen dan skor ideal seluruh siswa kelas kontrol adalah 6 x 33 siswa = 198. Untuk indikator lainnya sama dengan perhitungan indikator pertama. Siswa yang mampu mencapai indikator pertama yaitu kelancaran fluency pada kelas eksperimen sebesar 70,31 dari seluruh siswa sedangkan pada kelas kontrol lebih sedikit 57,58, artinya siswa pada kelas eksperimen lebih mampu memberikan banyak gagasan dari masalah yang diberikan. Untuk indikator kedua, yaitu keluwesan flexibility, persentase skor siswa kelas eksperimen sebesar 36,46, skor ini lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol 29,29. Persentase skor siswa kelas eksperimen untuk indikator ketiga sebesar 46,88, sedangkan kelas kontrol sebesar 21,21. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas eksperimen untuk indikator orisinal originality yang diberikan lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Presentase skor siswa untuk indikator keempat yaitu kerincian elaboration kelas eksperimen sebesar 79,69, sedangkan kelas kontrol sebesar 66,16. Hal ini menunjukan kelas eksperimen lebih mampu untuk merinci jawaban dari masalah yang diberikan. Selisih persentase skor antara siswa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Search, Solve, Create, and Share SSCS dengan siswa kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional pada indikator orisinal originality terlihat paling besar yaitu 25. Secara lebih jelas presentase skor rata-rata siswa berdasarkan indikator kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam diagram berikut ini: Diagram 4.2 Persentase Skor Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol Berdasarkan Indikator Berpikir Kreatif 70,31 36,46 46,88 79,69 59,38 30,21 21,88 68,23 10 20 30 40 50 60 70 80 90 kelancaran keluwesan orisinal elaborasi P er sent a se Indikator kelas eksperimen kelas kontrol

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Sscs (Search, Solve, Create And Share) Untuk Meningkatkan Disposisi Matematik Siswa

21 139 156

Penerapan model pembelajaran kooperatif informal tipe Formulate-Share-Listen-Create (FSLC) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

11 55 158

Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe FSLC (Formulate-Share-Listen-Create) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

16 28 186

Pengaruh model search, solve, create and share terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida statis

1 18 214

Penerapan Model Pemecahan Masalah Matematis Tipe Search, Solve, Create and Share (SSCS) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Sekolah Dasar.

1 2 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP : Penelitian Kuasi Eksperimen di salah satu SMP Negeri di Lembang.

0 2 40

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TIPE SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI.

0 4 45

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

0 0 44

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE (SSCS) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN ADVERSITY QUOTIENT SISWA SMA.

0 6 57

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa MTs melalui Model Search, Solve, Create, and Share (SSCS) dengan Metode Hypnoteaching - repository UPI T MTK 1303183 Title

0 0 5