Bagi guru 1 Mengembangkan ketertarikan siswa,

strategi yang penyampaian materi pelajarannya disampaikan langsung oleh guru dan siswa tidak dituntut untuk mengkonstruk pendapatnya atau pemahamannya sendiri. 24 Jadi dalam strategi pembelajaran ekspositori guru memberikan materi secara langsung kepada siswa, dan siswa menerima materi tanpa harus menggali pengetahuan mereka. Terdapat beberapa karakteristik ekspositori yaitu: 25 1. Penyampaian materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan ceramah. 2. Materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang. 3. Penguasaan materi itu sendiri, artinya setelah proses pembelajaran terakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan. Beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori, yaitu: 26 1. Persiapan preparation, langkah persiapan ini berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Salah satu tujuan dalam tahap ini adalah membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar. 2. Penyajian presentation, pada langkah penyajian ini guru menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan dan guru harus memikirkan bagaimana agar materi pelajaran dapat dengan mudah ditanggkap dan dipahami oleh siswa. 3. Menghubungkan correlation, pada langkah ini guru menghubugkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya. 4. Menyimpulkan generalization, langkah menyimpulkan ini adalah tahap untuk memahami inti dari materi pelajaran yang telah disajikan. 24 Ibid, h. 179. 25 Ibid. 26 Ibid, h. 185-190. Menyimpulkan berarti pula meyakinkan kepada siswa tentang kebenaran suatu paparan. Dengan demikian siswa tidak merasa ragu lagi akan penjelasan guru. 5. Penerapan aplication, langkah ini adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Pada langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh siswa.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Naili Inayati, 2013 dengan judul penelitian “Pengaruh Pendekatan Problem Posing Model Search, Solve, Create and Share SSCS terhadap Kreativitas Siswa”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan problem posing model SSCS berpengaruh positif terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. 27 2. Penelitian Irwan 2010 dengan judul Pengaruh Pendekatan Problem Solving Model Search, Solve, Create and Share SSCS dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematik Mahasiswa Matematika. Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran SSCS memberikan pengaruh yang signifikan dalam meningkatnya kemamapuan penalaran mahasiswa. 28

C. Kerangka Berpikir

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Dalam pembelajaran matematika siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir, seperti kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif. Rendahnya kemampuan berpikir kreatif siswa yang juga menunjukan rendahnya kemampuan berpikir siswa merupakan permasalahan 27 Naili Inayati, Pengaruh Pendekatan Problem Posing Model Search, Solve, Create and Share SSCS terhadap Kreativitas Siswa. Artikel Jurnal Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta,

2013, h. 8.

28 Irwan, op. Cit., h. 10. yang dapat menjadi penghalang terwujudnya tujuan dari pembelajaran matematika itu sendiri. Selama ini pembelajaran matematika di kelas juga masih banyak yang menekankan pemahaman siswa tanpa melibatkan kemampuan berpikir kreatif Padahal, dalam pembelajaran matematika bukanlah hanya sekedar mentransfer idegagasan dan pengetahuan dari guru kepada siswa. Lebih dari itu, proses pembelajaran matematika merupakan suatu proses yang dinamis, dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati dan memikirkan gagasan-gagasan yang diberikan. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran matematika sebenarnya merupakan kegiatan interaksi antara guru-siswa, siswa- siswa, dan siswa-guru untuk memperjelas pemikiran dan pemahaman terhadap suatu gagasan. Model pembelajaran Serach, Solve, Create, and Share SSCS merupakan model pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran dengan mengembangkan keterampilan berpikir siswa dan melibatkan siswa secara aktif. Dengan demikian kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dapat dipengaruhi dengan model pembelajaran ini. Model pembelajaran Search, Solve, Create and Share SSCS mempunyai empat fase, yaitu: fase serach mencari yang bertujuan untuk mengidentifikasi masalah. Siswa mengamati masalah yang diberikan, kemudian menuliskan informasi dari yang telah siswa amati pada masalah yang diberikan. Sehingga siswa dapat memberikan banyak gagasan . Pada fese search ini, diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa secara lancar. Fase kedua yaitu solve mengatasi yang bertujuan merencanakan penyelesaian masalah termasuk penyelesaian masalah. Siswa menghasilkan dan melaksanakan rencana untuk mencari solusi. Pada fase ini siswa membuat dugaan mengenai beberapa solusi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah. Kemudian siswa menyelesaikan masalah yang diberikan dengan langkah-langkah terperinci. Fase solve ini diharapkan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa secara luwes dan terperinci. Selanjutnya fase yang ketiga yaitu fase create menciptakan siswa melaksanakan penyelesaian masalah. Siswa diminta untuk menyatakan tentang

Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Sscs (Search, Solve, Create And Share) Untuk Meningkatkan Disposisi Matematik Siswa

21 139 156

Penerapan model pembelajaran kooperatif informal tipe Formulate-Share-Listen-Create (FSLC) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

11 55 158

Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe FSLC (Formulate-Share-Listen-Create) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

16 28 186

Pengaruh model search, solve, create and share terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida statis

1 18 214

Penerapan Model Pemecahan Masalah Matematis Tipe Search, Solve, Create and Share (SSCS) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Sekolah Dasar.

1 2 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP : Penelitian Kuasi Eksperimen di salah satu SMP Negeri di Lembang.

0 2 40

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TIPE SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI.

0 4 45

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

0 0 44

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE (SSCS) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN ADVERSITY QUOTIENT SISWA SMA.

0 6 57

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa MTs melalui Model Search, Solve, Create, and Share (SSCS) dengan Metode Hypnoteaching - repository UPI T MTK 1303183 Title

0 0 5