2 2
2 2
Y Y
N X
X N
Y X
XY N
r
xy
Keterangan: : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y.
N : banyaknya peserta tes.
: jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y. : jumlah seluruh skor X.
: jumlah seluruh skor Y.
Uji validitas instrumen dikatakan untuk membandingkan hasil perhitungan dengan
pada taraf signifikan 5. Soal dikatakan valid jika , sebaliknya soal dikatakan tidak valid jika
Peneliti membuat 6 butir soal kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Setelah dilakukan analisis dengan perhitungan statistika, semua butir soal
valid. Soal tersebut terdiri dari nomor 2 dan 3 yang mewakii indikator pertama yaitu kelancaran fluency, nomor 6 mewakili indikator kedua yaitu keluwesan
flexibility, nomor 4 mewakili indikator ketiga yaitu orisinal originality, dan nomor 1 dan 5 mewakili indikator keempat yaitu kerincian elaboration.
2. Taraf Kesukaran
Untuk mengetahui bermutu atau tidaknya butir item tes untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis dapat diketahui dari derajat kesukaran atau
tingkat kesukaran yang dimiliki masing-masing butir soal tes tersebut. Butir soal yang baik adalah apabila butir soal tes tersebut tidak terlalu sukar dan tidak terlalu
mudah. Untuk menghitung tingkat kesukaran pada tes berbentuk uraian dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
7
P =
7
Zainal Arifin, Evaluasi pembelajaran Prinsip, teknik, prosedur, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009, h. 272.
Keterangan : P
: tingkat kesukaran : jumlah skor yang diperoleh peserta didik
N : Skor maksimum peserta didik
Untuk menafsirkan tingkat kesukaran di atas dapat dignakan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.4 Klasifikasi Interpretasi Taraf Kesukaran
Besarnya P Interpretasi
P 0,30 Sukar
0,30 P 0,70
Sedang P 0,70
Mudah
Instrumen tes berpikir kreatif matematis siswa yang telah diujikan. Terdapat satu soal dengan kategori sukar, yaitu soal nomor 4. lima soal dengan
kategori sedang, yaitu soal nomor 1,2,3,5 dan 6.
3. Daya Pembeda
Perhitungan daya pembeda soal dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana soal yang diberikan dapat menunjukkan siswa yang mampu dan yang tidak
mampu menjawab soal.
8
Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal digunakan rumus :
9
Keterangan: = indeks daya pembeda
= total skor kelompok atas = total skor kelompok bawah
= total keseluruhan nilai peserta kelompok atas
8
Sumarna Surapranata, Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009, h. 23.
9
Ibid, h. 31-32.
= total keseluruhan nilai peserta kelompok bawah = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda yang digunakan adalah:
10
sangat jelek jelek
cukup baik
sangat baik Instrumen tes kemampuan berpikir keatif matematis yang telah diujikan,
dianalisis dengan perhitungan statistika. Hasilnya terdapat 4 soal dengan daya pembeda cukup, yaitu nomor 1, 2, 3, dan 6. Soal dengan daya beda baik ada dua
soal, yaitu nomor 4 dan 5. Berikut rekapitulasi hasil uji validitas, daya pembeda dan taraf kesukaran:
Tabel 3.5 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas, Daya Pembeda dan Taraf Kesukaran
No. Item
Validitas Daya
Pembeda Tingkat
Kesukaran Kesimpulan
1. Valid
Cukup Sedang
Dipakai 2.
Valid Cukup
Sedang Dipakai
3. Valid
Cukup Sedang
Dipakai 4.
Valid Baik
Sukar Dipakai
5. Valid
Baik Sedang
Dipakai 6.
Valid Cukup
Sedang Dipakai
4. Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keterpercayaan hasil tes. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes
tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Adapun rumus yang digunakan
10
Erman S. Ar, Evaluasi Pembelajaran Matematika, Bandung: UPI, 2003, h. 161.
untuk mengukur reliabilitas suatu tes yang berbentuk uraian adalah dengan menggunakan rumus Alpha, yaitu:
11
Keterangan :
: reliabilitas yang dicari n
: banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes.
2 i
: jumlah varians skor dari tiap-tiap item
2 t
: varians total
Kriteria koefisien reliabilitasnya menggunakan kriteria koefisien reliabilitas yang dibuat oleh J.P. Guilford, yaitu sebagai berikut:
12
derajat reliabilitas sangat rendah derajat reliabilitas rendah
derajat reliabilitas sedang derajat reliabilitas tinggi
derajat reliabilitas sangat tinggi Berdasarkan kriteria koefisien reliabilitas, nilai
= 0,79 berada diantara kisaran 0,70
≤ 0,90, maka dari 6 butir soal yang valid, memiliki derajat reliabilitas tinggi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah skor tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam belajar matematika. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan teknik tes, yaitu tes kemampuan berpikir kreatif matematis. Tes kemampuan berpikir kreatif matematis diberikan kepada kelas
eksperimen yaitu kelas IX-A yang dalam proses pembelajarannya diterapkan model pembelajaran SSCS dan kelas kontrol yaitu kelas IX-C yang diterapkan
model pembelajaran konvensional. Tes kemampuan berpikir kreatif matematis
11
Suharsimi Arikunto, op. Cit., h. 122.
12
Erman S. Ar, op. Cit., h. 139.
yang diberikan terdiri dari 6 butir soal berbentuk uraian dengan pokok bahasan peluang.
F. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini dilakukan uji kesamaan dua rata-rata dengan menggunakan uji-t. Data yang telah terkumpul dari kelas eksperimen dan kelas
kontrol diolah dan dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis penelitian. Keseluruhan pengolahan data mulai dari menguji normalitas hingga
menguji kesamaan dua rata-rata kelompok penelitian dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak PSPP Perfect Statistics Perfessionally Presented.
1. Uji Persyaratan Analisis
Sebelum melakukan uji hipotesis dengan uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis. Uji persyaratan analisis ini perlu dipenuhi agar hasil dari
penelitian yang dilakukan mampu digeneralisasikan dan valid. Uji persyaratan analisis yang perlu dipenuhi adalah uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas diperlukan untuk menguji apakah sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Apabila sebaran data berdistribusi normal, maka dalam
menguji kesamaan dua rata-rata digunakan analisis Independent Samples T Test. Namun, apabila sebaran data tidak berdistribusi normal maka dalam pengujian
kesamaan dua rata-rata menggunakan uji non-parametrik. Dalam penelitian ini, pengujian normalitas menggunakan uji Chi-Square
yang terdapat pada perangkat lunak PSPP. Namun sebelumnya telah ditetapkan terlebih dahulu hipotesis statistiknya, yaitu sebagai berikut:
H = sampel berasal dari distribusi normal;
H
1
= sampel berasal dari distribusi tidak normal. Untuk memutuskan hipotesis mana yang akan dipilih, perhatikan nilai
yang ditunjukkan oleh Asymp. Sig. pada output yang dihasilkan setelah
pengolahan data, nilai ini dalam karya ilmiah biasa disimbolkan dengan “p”. Adapun kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
Jika signifikansi p ≤ α 0,05 maka
ditolak, yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.
Jika signifikansi p α 0,05 maka
diterima, yaitu sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
Pengujian normalitas data hasil penelitian dengan menggunakan Chi- kuadrat atau Chi-Square dapat menggunakan rumus berikut ini:
13
Keterangan: K
: banyaknya kelas f
o
: frekuensi yang diamati f
e
: frekuensi yang diharapkan
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan unuk mengetahui apakah varians kedua kelompok data sama homogen atau tidak. Untuk melakukan pengujian
homogenitas, dapat menggunakan analisis Independent Samples T Test pada perangkat lunak PSPP. Namun sebelumnya telah ditetapkan terlebih dahulu
hipotesis statistiknya, yaitu sebagai berikut: H
= varians nilai kemampuan berpikir kreatif matematis kedua kelompok sama atau homogen;
H
1
= varians nilai kemampuan berpikir kreatif matematis kedua kelompok berbeda atau tidak homogen.
Untuk memutuskan hipotesis mana yang akan dipilih, perhatikan nilai
yang ditunjukkan oleh Sig. pada output yang dihasilkan setelah pengolahan data,
nilai ini dalam karya ilmiah biasa disimbolkan dengan “p”. Adapun kriteria
pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
Jika signifikansi p ≤ α 0,05 maka ditolak, yaitu varians kedua
kelompok berbeda atau tidak homogen.
13
Kadir, Statistiks untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: Rosemata Sampurna, 2010, h. 113.
Jika signifikansi p α 0,05 maka H
diterima, yaitu varians kedua kelompok sama atau homogen.
Uji homogenitas menggunakan uji Levene adalah untuk menguji apakah sampel sebanyak
memiliki varians yang sama. Bila diketahui suatu variabel dengan besar sampel
yang dibagi menjadi subgroup, di mana merupakan
besar sampel dari subgroup ke-i, maka rumus uji Levene adalah sebagai berikut:
14
Keterangan: di mana
= purata mean dari subgroup ke-i = purata mean group ke-i
= purata mean keseluruhan data
2. Uji Hipotesis
Setelah uji persyaratan analisis dilakukan ternyata sebaran distribusi rata- rata skor kemampuan berpikir kreatif matematis pada kelas eksperimen maupun
kontrol berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Oleh karena itu, untuk menguji kesamaan dua rata-rata digunakan analisis Independent Samples T
Test yang terdapat pada perangkat lunak PSPP. Namun sebelumnya telah ditetapkan terlebih dahulu hipotesis statistiknya, yaitu sebagai berikut:
H = rata-rata nilai kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok
eksperimen lebih kecil sama dengan siswa kelompok kontrol; H
1
= rata-rata nilai kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok eksperimen lebih besar daripada siswa kelompok kontrol.
Untuk memutuskan hipotesis mana yang akan dipilih, perhatikan nilai
yang ditunjukkan oleh Sig. 2-tailed pada output yang dihasilkan setelah
pengolahan data. Penelitian ini menggunakan analisis satu ekor, sehingga untuk
mendapatkan nilai Sig. 1-tailed adalah dengan membagi dua hasil Sig. 2-
14
S. Uyanto, Pedoman Analisis Data dengan SPSSStanislaus, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009, h. 161-162.
tailed ,
nilai ini dalam karya ilmiah biasa disimbolkan dengan “p”. Adapun kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
Jika signifikansi p ≤ α 0,05 maka
ditolak, yaitu rata-rata nilai kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok eksperimen lebih
kecil sama dengan siswa kelompok kontrol.
Jika signifikansi p α 0,05 maka diterima, yaitu rata-rata nilai
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelompok eksperimen lebih besar daripada siswa kelompok kontrol.
Pengujian kesamaan dua rata-rata menggunakan uji t dapat menggunakan rumus berikut ini:
15
dengan, ,
dan db = Keterangan:
: rata-rata hasil tes kemampuan kelas eksperimen. : rata-rata hasil tes kemampuan kelas kontrol.
: varians kelas eksperimen. : varians kelas kontrol.
: jumlah siswa kelas eksperimen. : jumlah siswa kelas kontrol.
: Simpangan baku gabungan kelas eksperimen dan kelas kontrol.
G. Hipotesis Statistik
Perumusan hipotesis statistik adalah sebagai berikut: H
:
2 1
H
1
:
2 1
15
Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 2005, h. 239.