Makna Al-Islam, Titik Temu Agama-agama Semitik
kesepuluh perintah tersebut terdapat dalam Kitab keluaran Exodus 20 : 3, 5, 7, 8, 12, 13, 14, 15, 16 dan 17. Urutan kesepuluh
firman Tuhan tersebut adalah : 1
Janganlah menyembah selain Allah 3 2
Janganlah membuat dan menyembah patung berhala 4 dan 5
3 Janganlah menyebut nama Allah dengan sia-sia 7
4 Ingatlah hari Sabat [Sabtu] 8
5 Hormatilah ayah dan ibu 12
6 Janganlah membunuh 13
7 Janganlah berzina 14
8 Janganlah mencuri 15
9 Jangalah mengucapkan saksi palsu tentang sesama 16
10 Janganlah menginginkan rumah sesamamu, isterinya
dan barang-barang seluruhnya 17
89
Umat yahudi diwajibkan untuk tunduk dan patuh kepada ”Sepuluh Perintah Tuhan” tersebut. Ketundukan kepada Tuhan
untuk menjalankan perintah-Nya itu dalam term al-Qur’an disebut dengan al-Islam. Kesepuluh perintah tersebut secara implisit dapat
kita temukan dalam Q.S. al-An’am 151-153, sebagai berikut : Katakanlah:Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas
kamu oleh Rabbmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang
ibu bapak,dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezki
kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak
diantaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah membunuhnya
melainkan dengan suatu sebab yang benar. Demikian itu yang diperintahkan oleh Rabbmu kepadamu supaya kamu
memahaminya. QS. 6:151 Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan
cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami
tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan
89
Ajat Sudrajat, Tafsir Inklusif Makna Islam...,h.110
sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendatipun dia adalah
kerabatmu, dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat, QS. 6:152
dan bahwa yang Kami perintahkan ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti
jalan-jalan yang lain, karena jalan-jalan itu mencerai- beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu
diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa. QS. 6:153
90
Dari pernyataan ayat-ayat diatas dan sepuluh perintah Tuhan, maka dalam hal ini kita melihat adanya keterhimpunan yang
diajarkan pada agama Yahudi dan Islam dalam hal hubungan vertikal dengan Tuhan dan hubungan horizontal antar sesama
manusia. Ibadah merupakan realisasi dari ketundukan kepada Tuhan,
peribadatan dalam agama Yahudi berupa ”selamatan” dan berkurban untuk mencapai keridhoan-Nya. Bentuk pengorbanan
ritual pada umumnya dilakukan dengan melakukan korban diatas mezbah altar yang kemudian korban itu dimakan oleh para
peserta ritual worshipper tersebut. Dalam al-Qur’an QS. Al- Baqarah :67-71
91
kita bisa temukan informasi perihal peribadatan
90
Departemen Agama RI, Alquran dan terjemahnya…, h.214-215
91
Dan ingatlah, ketika Musa berkata kepada kaumnya:Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina. Mereka berkata:Apakah kamu hendak
menjadikan kami buah ejekan?. Musa menjawab:Aku berlindung kepada Allah sekiranya menjadi seorang dari orang-orang yang jahil. QS. 2:67 Mereka menjawab:Mohonkanlah
kepada Rabb-mu untuk kami, agar dia menerangkan kepada kami, sapi betina apakah itu?. Musa menjawab:sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi yang
tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu; maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. QS. 2:68 Mereka berkata:Mohonkanlah kepada Rabb-mu untuk kami agar Dia
menerangkan kepada kami apa warnanya. Musa menjawab:Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi
menyenangkan orang-orang yang memandangnya. QS.2:69Mereka berkata:Mohonkanlah kepada Rabb-mu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi
betina itu, karena sesungguhnya sapi itu masih samar bagi kami dan sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk. QS. 2:70 Musa berkata:Sesungguhnya Allah
berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada
belangnya. Mereka berkata:Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang
Yahudi dalam berkorban adalah perintah kepada Israel untuk menyembelih sapi betina.
Kata kunci dari hubungan timbal balik antara manusia dengan Tuhan dan antar sesama manusia dalam agama Yahudi
adalah shalom, shalem, shelamim yang artinya kedamaian peace. Kata ini berdekatan dengan kata salam dalam term al-Islam .
Pengertian shalom atau kedamaian dan integritasnya dalam kehidupan yang penuh berkah, bisa menyentuh berbagai sektor
baik ekonomi maupun politik melalui penguasa Israel
92
. Dengan demikian ide monoteisme antara Yahudi dan Islam
terletak pada konsepsinya tentang keesaan Tuhan dan ketundukan kepada perintah-perintah-Nya.
Sementara itu dalam hal teologi dan keimanan, agama Kristen mewarisi dari agama Yahudi. Teologi Perjanjian Baru
dimulai dengan keyakinan yang sangat besar, yakni : Allah ada bahwa Dia menciptakan manusia dan terus memperhatikannya
93
dalam Yohanes 4 : 24 disebutkan bahwa : ”Allah itu Roh dan barangsiapa yang menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam
roh dan kebenarannya”. Ajaran teologi Kristen memang begitu dekat dengan istilah
penyatuan roh Tuhan dan roh manusia. Oleh karenanya, untuk kemudian kita mengenal istilah Trinitas dalam teologi kristen.
Konsepsi hubungan Tuhan dengan manusia dalam agama Kristen adalah bahwa manusia itu diciptakan dalam persamaan likeness
Tuhan, karena itu manusia adalah bayangan image dan pujian-
sebenarnya. Kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu. QS. 2:71. Departemen Agama RI, Alquran dan terjemahnya…
92
Pernyataan kedamaian pada suatu bangsa berarti kondisi pemerintahan yang penuh dengan kedamaian dan keadilan. Keduanya merupakan tanggung jawab sentral dari para raja
dan pembesar agama bangsa Israel. Kedamaian tersebut dibangun oleh Tuhan Yahweh, karena Tuhan sendiri Maha Damai dan Maha Penyelamat. Kondisi demikian telah dilakukan
oleh raja Gedion sebagaimana disebutkan dalam kitab Hakim-Hakim 24 : 6
93
Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru I, terj. Lisda T Gamadhi, Jakarta : PT.BPK Gunung Mulia, 1995, Cet.4, h.43
Nya. Kesamaan antara manusia dengan Tuhan berarti dalam kesucian dan kebenaran-Nya, kendatipun sebenarnya hal ini
bersifat spiritual. Pengetahuan tentang Tuhan nampak dalam pewahyuan firman-Nya melalui roh suci, kemudian pada realitas
dan keyakinan serta kepatuhan. Selain mewarisi monoteisme Yahudi, agama kristen memiliki
kekhususan tersendiri, keyakinan Kristen dimulai dengan mengkuduskan makna pribadi Yesus yang dipandang sebagai
Kristus penyelamat. Kepatuhan terhadap seruan Kristus merupakan iman faith, dalam iman itu adalah keadilan Tuhan dan
rahmat-Nya yang bisa diketahui. Iman merupakan determinasi tindakan manusia melalui esensi gereja agama yang diajarkan
Yesus Kristus melalui pendekatan ”Tuhan pada manusia” Human God
94
Hubungan manusia
dengan ciri
sebagai makhluk
creatureliness Tuhan diekspresikan hanya dengan melalui keutuhan pesan Kristus. Dengan posisi Tuhan manusia sebagai
makhluk yang berada pada kerajaan Allah, dan posisi Tuhan sebagai raja, maka manusia harus patuh dan tunduk pada perintah-
Nya. Kepatuhan kepada Tuhan merupakan syarat mutlak bagi keinsafan manusia kepada-Nya. Hal itu bisa terjadi hanya jika
seorang hamba melintasi jalan Tuhan dan berkeinginan unuk mengidentifikasi dirinya dengan Tuhan.
Hubungan antara manusia dan Tuhan dengan pengorbanan paling klimaks terdapat dalam pribadi Yesus. Yesus telah
mengorbankan dirinya demi keselamatan orang banyak berupa penebusan dosa. Selama hidupnya Yesus mendasarkan agama pada
prinsip cinta kasih. Prinsip ini dijadikan dasar dalam menafsirkan kembali hukum-hukum Taurat Markus 12 :31; 2 : 23-28; 7 : 1-23,
94
Ajat Sudrajat, Tafsir Inklusif Makna Islam...,h.128
Matius 22 : 40; 23 : 23; 5 : 17-58, dan Lukas 10 : 25-37. Yang paling mendasar terdapat pada Markus 12 :31, yaitu:
”Jawab Yesus : Hukum yang terutama ialah ; Dengarlah hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa.
Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dengan segenap akal budimu dan
dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
Dan hukum yang kedua ialah ; kasihilah sesama manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih
utama daripada kedua hukum ini.”
95
Inilah hakikat keberagamaan kristiani, nilai-nilai monoteisme serta pola relasi antara manusia dan Tuhan dan manusia antar
sesama yang juga serupa dengan agama Yahudi dan Islam. Maka titik temu ketiga agama samawi ini merupakan pemahaman
terhadap makna al-Islam itu sendiri yang artinya tunduk, patuh dan berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan
96
. Untuk lebih dalam memaknai dan memahami istilah
konsepsi al-Islam itu sendiri, marilah kita merujuk pada QS. Ali Imran : 83, 84 dan 85 mengenai struktur kata yang digunakan al-
Qur’an dalam pengungakapan term al-Islam.
ﺮﻴﻐﹶﻓﹶﺃ ﹺﻦﻳﺩ
ِﷲﺍ ﹶﻥﻮﻐﺒﻳ
ﻪﹶﻟﻭ ﻢﹶﻠﺳﹶﺃ
ﻦﻣ ﻲﻓ
ﺕﺍﻭﺎﻤﺴﻟﺍ ﹺﺽﺭَﻷﹾﺍﻭ
ﺎﻋﻮﹶﻃ ﻭ
ﺎﻫﺮﹶﻛ ﻪﻴﹶﻟﹺﺇﻭ
ﹶﻥﻮﻌﺟﺮﻳ ﺎﻨﻣﺍَﺀﹾﻞﹸﻗ
ِﷲﺎﹺﺑ ﹶﻝﹺﺰﻧﹸﺃﺂﻣﻭ
ﺎﻨﻴﹶﻠﻋ ﹶﻝﹺﺰﻧﹸﺃﺂﻣﻭ
ﻰﹶﻠﻋ ﻢﻴﻫﺍﺮﺑﹺﺇ
ﻋﺎﻤﺳﹺﺇﻭ ﹶﻞﻴ
ﻕﺎﺤﺳﹺﺇﻭ ﺏﻮﹸﻘﻌﻳﻭ
ﻁﺎﺒﺳَﻷﹾﺍﻭ ﻲﺗﻭﹸﺃﺂﻣﻭ
ﻰﺳﻮﻣ ﻰﺴﻴﻋﻭ
ﹶﻥﻮﻴﹺﺒﻨﻟﺍﻭ ﻦﻣ
ﻢﹺﻬﺑﺭ ﹶﻻ
ﻕﺮﹶﻔﻧ ﻦﻴﺑ
ﺪﺣﹶﺃ ﻢﻬﻨﻣ
ﻦﺤﻧﻭ ﻪﹶﻟ
ﹶﻥﻮﻤﻠﺴﻣ ﻦﻣﻭ
ﹺﻎﺘﺒﻳ ﺮﻴﹶﻏ
ﹺﻡﹶﻼﺳِﻷﹾﺍ ﺎﻨﻳﺩ
ﻦﹶﻠﹶﻓ ﹶﻞﺒﹾﻘﻳ
ﻪﻨﻣ ﻮﻫﻭ
ﻲﻓ ﺓﺮﺧَﻷﹾﺍ
ﻦﻣ ﻦﻳﹺﺮﺳﺎﺨﹾﻟﺍ
”Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa
95
Ajat Sudrajat, Tafsir Inklusif Makna Islam...,h.133-134
96
Dalam agama Kristen tidak dikenal istilah tertentu yang berdekatan dengan makna istilah ShalomSalam atau al-IslamShalem tersebut, baik secara literal maupun maknawi namun
esensi ajaran Kristen tentang ketauhidan tidaklah berbeda yang kemudian diimplementasikan dalam konsep cinta kasih. Sehingga dengan demikian konsep aal-Islam sudah inheren dan terdapat
didalamnya.
yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah-lah mereka dikembalikan.
QS. 3:83 Katakanlah:Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang
diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Yaqub, dan anak- anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan
para nabi dari Rabb mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah
kami menyerahkan diri. QS. 3:84 Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah
akan diterima agama itu daripadanya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi. QS. 3:85”
97
Pada ayat diatas QS. Ali Imran : 83, penyebutan al-Islam berserah diri, diungkapkan dengan bentuk kata kerja lampau fi’il
madhi, aslama. Hal ini berarti al-Islam merupakan suatu proses melakukan “berserah diri”. Dalam ayat berikutnya QS. Ali Imran :
84, makna al-Islam diungkapkan dalam bentuk kata sifat isim fa’il yang merujuk pada personalitas dalam bentuk jamaknya,
muslimun. Hal ini berarti al-Islam mengacu kepada orang-orang yang mempunyai sifat keberagamaan yang dimaksud yaitu yang
menyerahkan diri kepada Tuhan yang Maha Esa. Pada ayat selanjutnya QS. Ali Imran : 85,makna al-islam diungkapkan
dalam bentuk kata benda mashdar al-Islam itu sendiri. Penafsiran yang biasa digunakan adalah agama Islam. Yaitu suatu agama yang
dibawa oleh nabi Muhammad saw. Pemaknaan dalam bentuk kata benda ini memposisikan al-Islam yang sebelumnya adalah sikap
dan sifat menjadi suatu golongan yang dibakukan dalam bentuk agama yang dibawa oleh nabi Muhammad saw. Sehingga kita bisa
melihat dengan jelas pola pengkhususan yang diungkapkan, namun demikian makna al-Islam dalam bentuknya sebagai kata kerja dan
kata sifat tetap tidak kehilangan esensinya. Ini berarti bahwa sikap al-Islam dan sifat al-Islam tetap terkandung meski pada orang-
orang yang diluar al-Islam dalam bentuk kata benda. Karena walau
97
Departemen Agama RI, Alquran dan terjemahnya…, h.89-90
bagaimanapun agama yang dianut para nabi dan umat-umat yang mengikuti ajarannya adalah al-Islam pada tataran nilai
religiusnya, hanya saja belum diungkapkan dalam bentuk khususnya sebagai kata benda. Sehingga Al-Islam adalah agama
untuk orang-orang menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah swt. Secara prinsipil dan garis besar bahwa term al-islam adalah
hakikat keberagamaan manusia, karena ia adalah fitrah itu sendiri. Al-Islam merupakan etika kebaikan universal. Dalam konteks ini
tidak ada perbedaan antara agama-agama semitik yang telah disebutkan diatas. Karena semua agama menjunjung tinggi etika.
Dengan kata lain al-Islam adalah petunjuk Allah kepada manusia, bagi siapa saja yang ingin berserah diri kepada-Nya dengan
mentaati aturan-aturan agama yang dimilikinya dan menjaga kelestarian hidup dimuka bumi, merekalah orang-orang yang
disebut hanif dan muslim. Schuon membuat definisi menarik tentang Islam. Baginya
Islam adalah ”pertemuan antara Allah sebagaimana adanya dengan manusia sebagaimana adanya”
98
yang dimaksudkan dengan Allah sebagaimana adanya bukanlah Allah seperti yang dimanifestasikan-
Nya sendiri dengan cara tertentu, tetapi Allah yang bebas dari sejarah, dan oleh karena itu sebagaimana Dia adalah Dia dan
sebagaimana oleh karena sifat-Nya, Dia menciptakan alam semesta dan mewahyukan agama. Artinya bila berbicara mengenai Allah,
maka samalah artinya berbicara mengenai “eksistensi”, ”penciptaan alam semesta” dan ”agama” atau dengan kata lain mengenai
”realitas”, ”manifestasi” dan ”reintegrasi”. Kemudian yang dimaksudkan dengan manusia sebagaimana
adanya bukanlah sebagai makhluk yang terjatuh dari surga dan memerlukan keajaiban untuk menyelamatkan dirinya, tetapi
98
Hamid Nasuhi, Frithjof Schuon dan Filsafat perennial, dalam jurnal : REFLEKSI; Jurnal kajian Agama dan Filsafat, Jakarta : Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2002, Vol.IV, No.2, h. 89
sebagai manusia, dia adalah makhluk theomorfis yang memiliki intelegensi sehingga dapat memahami Yang Mutlak dan memiliki
kehendak, sehingga dapat memilih jalan menuju kepada Yang Mutlak. Dengan demikian berbicara mengenai manusia, sama
artinya berbicara
mengenai ”theomorfisme”,
”intelegensi transenden” dan ”kebebasan berkehendak”. Semua inilah yang
menurut Schuon merupakan dasar-dasar dari perspektif Islam; dasar-dasar inilah yang kemudian menerangkan perspektif tersebut,
dan dasar-dasar ini jangan sampai dilupakan oleh orang-orang yang ingin memahami setiap aspek tertentu dari Islam.
Menurut Schuon, dalam esensinya, Islam merupakan kebenaran dan hukum. Sebagai kebenaran dan hukum, Islam
hendak memberi jawaban kepada Intelegensi dan kehendak bebas manusia sehingga ia bisa lepas dari ketidakpastian dan keragu-
raguan, yang pada gilirannya menghilangkan kesalahan dan dosa. Oleh sebab itu, doktrin yang paling fundamental dalam Islam
adalah syahadat kesaksian. Bagian pertama syahadat, La ilaha illa Allah, merupakan kesaksian mengenai kebenaran eksistensial
Tuhan Allah, dan ini menjadi pengakuan iman yang menetapkan intelegensi manusia. Bagian kedua, Muhammad rasul Allah, yang
berkenaan dengan Nabi Muhammad merupakan refleksi dari kesaksian terhadap hukum Islam syari’ah yang menetapkan
kehendak dan aksi manusia
99
Karena manusia adalah intelegensi Transenden dan kebebasan berkehendak, lanjut Schuon, maka intelegensi dan
kehendak atau transendensi dan kemerdekaan inilah yang menyelamatkannya. Intelegensi ini tidak lain daripada pengetahuan
mengenai Yang Esa, atau Yang Mutlak, dan mengenai ketergantungan segala sesuatu kepada-Nya. Dan kehendak adalah
al-Islam, atau kesesuaian dengan yang dikehendaki oleh Allah.
99
Hamid Nasuhi, Frithjof Schuon dan Filsafat perennial…, h.90
Ditambah dengan al-Ihsan – yang arti harfiahnya adalah ”kebajikan” – yang manifestasinya adalah ”mengingat Allah”.
Sebagaimana agama-agama lain, Islam juga memiliki substansi dan bentuk. Dalam pandangan Schuon, Islam menyebar
keseluruh dunia bagaikan kilat berkat substansinya, dan penyebarannya
terhenti dikarenakan
bentuknya. Substansi
mempunyai hak-hak yang tidak terbatas, sebab ia lahir dari Yang mutlak, sedangkan bentuk adalah relatif dank arena itu hak-haknya
terbatas
100
Tentang hal ini, Schuon memaparkan sebuah analogi dari perjalanan historis antara Kristen dan Islam:
“Jika Tuhan benar-benar ingin menyelamatkan dunia melalui agama Kristen dan bukan dengan sarana lain, maka mustahil
untuk menjelaskan mengapa beberapa abad kemudian, ketika agama Kristen belum berhasil memantapkan kedudukannya
di Eropa, Dia membiarkan agama lain – Islam – menumbuhkan dirinya justru didalam wilayah-wilayah
dimana pahala Kristen telah diusahakan untuk dimasukkan sehingga dengan demikian tertutup dan terkuncilah untuk
selamanya pintu untuk menyebarkan agama Kristen ke Timur. Sebaliknya, jika kedatangan Islam menandakan
bahwa seluruh dunia hendaknya memeluk agama ini, maka tidak akan dapat dijelaskan mengapa Tuhan menutup hati
manusia dengan perasaan Kristen, dan membuat dunia Barat tidak dapat ditembus oleh pesan yang dibawa Muhammad”
101
Yahudi, Kristen dan Islam memiliki kumpulan wahyu ilahiah yang sama, dalam bentuk-bentuk aslinya, ketiganya dapat
dipandang tidak hanya sebagai satu tradisi agama, tetapi juga sebagai satu agama. Hal ini sendiri diucapkan secara berulang-
ulang dan gamblang didalam al-Quran, ketika Tuhan mengatakan bahwa agama yang ditetapkan pada Nabi Muhammad adalah
agama yang sama ditetapkan Tuhan kepada nabi Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa. Sebagaimana disebutkan dalam al-Quran :
100
Hamid Nasuhi, Frithjof Schuon dan Filsafat perennial…, h.90
101
Hamid Nasuhi, Frithjof Schuon dan Filsafat perennial…, h.90
ﻪﹺﺑ ﺎﻨﻴﺻﻭﺎﻣﻭ ﻚﻴﹶﻟﹺﺇ ﺂﻨﻴﺣﻭﹶﺃ ﻱﺬﱠﻟﺍﻭ ﺎﺣﻮﻧ ﻪﹺﺑ ﻰﺻﻭﺎﻣ ﹺﻦﻳﺪﻟﺍ ﻦﻣ ﻢﹸﻜﹶﻟ ﻉﺮﺷ ﻰﹶﻠﻋ ﺮﺒﹶﻛ ﻪﻴﻓ ﺍﻮﹸﻗﺮﹶﻔﺘﺗﹶﻻﻭ ﻦﻳﺪﻟﺍ ﺍﻮﻤﻴﻗﹶﺃ ﹾﻥﹶﺃ ﻰﺴﻴﻋﻭ ﻰﺳﻮﻣﻭ ﻢﻴﻫﺍﺮﺑﹺﺇ
ﺘﺠﻳ ُﷲﺍ ﻪﻴﹶﻟﹺﺇ ﻢﻫﻮﻋﺪﺗﺎﻣ ﲔﻛﹺﺮﺸﻤﹾﻟﺍ ﺐﻴﹺﻨﻳ ﻦﻣ ﻪﻴﹶﻟﹺﺇ ﻱﺪﻬﻳﻭ ُﺀﺂﺸﻳ ﻦﻣ ﻪﻴﹶﻟﹺﺇ ﻲﹺﺒ
ﻯﺭﻮﺸﻟﺍ
:
١۳
Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami
wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya.Amat
berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya.Allah menarik kepada agama itu orang
yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada agama-Nya orang yang kembali kepada-Nya. QS.
42:13
102
102
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya…, h.785