Pembatasan dan Perumusan Masalah
Artinya setelah data-data diperoleh kemudian dibahas dengan memberikan gambaran deskriptif tentang masalah yang diteliti dan selanjutnya
dianalisis dengan menggunakan pendekatan historis lahirnya paham Wahdat al- Adyan dan pluralisme agama beserta tokoh-tokoh pendirinya,
kemudian disertai pula dengan pendekatan epistemologis ajaran Wahdat al- Adyan dan pluralisme agama. Dengan demikian dapat diperoleh
gambaran yang jelas tentang konsep Wahdat al- Adyan dan pluralisme agama.
Untuk metode pembahasan penulisan dalam skripsi ini, penulis lebih cenderung menggunakan tehnik hermeneutika Paul Ricoeur,
15
yang lebih mengarah pada proses penguraian yang beranjak dari isi dan makna
yang nampak ke arah makna terpendam dan tersembunyi. Objek interpretasi, yaitu teks dalam pengertian yang luas, bisa berupa simbol
dalam mimpi atau bahkan mitos-mitos dari simbol dalam masyarakat atau sastra. Studi Ricoeur ini membedakan antara simbol univokal dan
equivokal; simbol univokal adalah tanda dengan satu makna yang ditandai, seperti simbol-simbol dalam logika simbol, sementara simbol equivokal
adalah fokus sebenarnya dari hermeneutika. Karena hermeneutika harus terkait dengan teks simbolik yang memilik multi makna multiple
meaning ; ia dapat membentuk kesatuan semantik yang memiliki makna permukaan yang betul-betul koheren dan sekaligus mempunyai
signifikansi lebih dalam. Hermeneutika adalah sistem di mana signifikansi mendalam diketahui di bawah kandungan yang nampak.
16
keterkaitan atau eksistensi konsep-konsep yang tengah diteliti. Lihat : Adeng Muhtar Ghazaly, Ilmu Studi Agama…, h.87
15
Arti hermeneutik yang dimaksudkan di sini adalah analisis yang mengarah pada interpretasi penuh atas fakta-fakta pemikiran dan pandangan al-Hallaj tentang
Wahdat al-Adyan dan John Hick tentang Pluralisme Agama. Dilengkapi dengan analisis fenomenologi, yaitu analisis yang berusaha memberi makna dari berbagai peristiwa dan
interaksi manusia dalam situasinya yang khusus. Lebih lanjut Paul Ricoeur berpendapat “
Yang kita maksud dengan hermeneutika adalah teori tentang kaidah-kaidah yang menata sebuah eksegesis, dengan kata lain, sebuah interpretasi teks partikular atau kumpulan
potensi tanda-tanda keberadaan yang dipandang sebagai sebuah teks ”. De l’intretation 1965.
16
Palmer, E, Richard, Hermeneutika; Teori Baru Mengenai Interpretasi, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, Cet. Ke I, November 2003, h.48
Menurut Ricoeur, ada tiga langkah pemahaman, yaitu yang berlangsung dari penghayatan atas simbol-simbol ke gagasan tentang “
berpikir dari” simbol-simbol. Langkah pertama ialah langkah simbolik, atau pemahaman dari simbol ke simbol. Langkah kedua adalah pemberian
makna oleh simbol serta ‘penggalian’ yang cermat atas makna. Langkah ketiga adalah langkah yang benar-benar filosofis, yaitu berpikir dengan
menggunakan simbol sebagai titik tolaknya. Ketiga langkah tersebut berhubungan erat dengan langkah-langkah
pemahaman bahasa yaitu : semantik, refleksif, serta eksistensial atau ontologis. Langkah semantik adalah pemahaman pada tingkat ilmu bahasa
yang murni; pemahaman refleksif adalah pemahaman pada tingkat yang lebih tinggi, yaitu yang mendekati ontologi; sdang langkah pemahaman
eksistensial atau ontologis adalah pemahaman pada tingkat being atau keberadaan makna itu sendiri.
17
Selain metode pembahasan yang bertumpu pada titik tolak hermeneutik, metode pembahasan yang digunakan juga bertumpu pada
titik tolak fenomenologi
17
, yaitu analisis yang berusaha memberi makna dari berbagai peristiwa dan interaksi manusia dalam situasinya yang
khusus. Metode ini digunakan agar pembahasan ini tidak terjebak pada pendekatan yang hanya bersifat historis-empiris semata, sehingga dapat
memperoleh gambaran yang lebih utuh dan yang lebih fundamental tentang keberagamaan manusia. Dalam penelitian ini, mencakup peristiwa-
peristiwa hal-hal lain, seperti kondisi sosio-kultural dan makna etisnya. Dengan cara ini akan terpenuhi prinsip koherensi internal yang
menghimpun unsur-unsur struktural secara konsisten, sehingga benar- benar merupakan internal structuirs atau internal relations yang menjamin
pemaknaan atau pemahaman yang benar
18
. Maka, analisis data dari penelitian ini juga akan menukik jauh sampai menjangkau pada data-data
ontologis dan epistemologis serta pemikiran logis yang menjadi tiang
17
Sumaryono, E, Hermeneutik Sebuah Metode Filsafat, Kanisisus, Yogyakarta, 1999, h. 111
18
Fathimah Usman, Wahdat al-Adyan : Dialog Pluralisme Agama…, h.10