Pengertian Wahdat al-Adyan Wahdat al-Adyan
cukup menarik bahkan menantang untuk disimak dan direnungi terutama pada tren harmonisasi wacana keagamaan dewasa ini.
Bila dilihat dari pendekatan sosio historis wahdat al Adyan sebenarnya lahir dari landasan filosofis Al-Hallaj tentang Hulul dan
Nur Muhammad yang kemudian dikembangkan oleh Ibn Araby tentang Wahdat al-Wujud. Sehingga dengan demikian tidak ada
landasan sosiohistoris yang signifikan, namun begitu kehidupan dan karya-karya dari kedua tokoh ini dapat menjelaskan secara kronologis
fenomena keberagaman dan kemasyarakatan yang terjadi dimasa kehidupan kedua tokoh ini, sehingga konsep wahdat al Adyan lahir
dari perkembangan konsep wahdat al wujud Ibn Araby dan Hulul al Hallaj
10
.
a Al-Hallaj Pencetus Wahdat al-Adyan
Nama lengkap al-Hallaj adalah Abu al-Mughits al-Hasan ibn Manshur ibn Muhammad al-Baidhaun. Al-Hallaj lahir pada
tahun 858 M 244 H. Sebutan al-Hallaj, berarti pemintal, dinisbatkan kepada ayahnya yang bekerja sebagai pemintal
benang kapas dan wol di kota Tustar, salah satu desa dekat Baidha Persia. Julukan lengkapnya adalah al-Hallaj al-Asrar,
menurut putera bungsunya, Hamd, berarti seorang pemintal di lubuk hati, karena dia mengetahui segala hal yang ter-sembunyi
di dalam hati dan jiwa manusia. Ada yang mengatakan dia keturunan Abu Ayyub, salah seorang sahabat dekat Nabi
Muhammad SAW
11
. Sejak kecil al-Hallaj telah banyak bergaul dengan para sufi
orang yang menjalani kehidupan tasawuf kenamaan. Di usia 16 tahun, dia berguru kepada sufi terkenal waktu itu, Sahal Ibn
Abdullah al-Tusturi. Setelah 2 tahun belajar dan berlatih secara sungguh-sungguh, tahun 876 M 262 H. dia pergi berkelana ke
10
Wahdat al-Adyan : Melerai Konflik Umat Beragama, www.nusantaraonline.com
11
Fathimah Usman, Wahdat al-Adyan : Dialog Pluralisme Agama…, h.19
Bashrah, lalu ke Baghdad. Bersarna Tusturi, Amr al-Makki dan Abu al-Qasim al-Junaid al-Baghdadi guru-guru al-Hallaj, dia
mengalami hidup dalam pertapaan, di tahun 877-897 M263-283 H. Khiraah sufi simbol otoritas sebagai seorang guru sufi
diterimanya dari salah satu gurunya, Sahal al-Tusturi
12
. Al-Hallaj pernah pula mengadakan pengembaraan ke
Negara-negara timur tahun 988-903 M284-289 H, yakni ke India, Turkistan, Azwaz, Persi, Khurasan, dan Turfan untuk berdakwah
dan menulis buku. Selanjutnya di tanah-tanah yang pernah dia datangi, seperti Gujarat, Hindia, Parsi, dan Turki, muncul karya-
karya puisi mistik daerah dalam berbagai bahasa yang dipengaruhi oleh aiaran-aiarannya
13
. Bahkan tidak sedikit para seniman dan sufi yang secara sengaja mencari inspirasi dari kisah
hidup al-Hallaj untuk karya-karya mereka, seperti yang dilakukan Jalaluddin al-Rumi, Ruzbihan Baqli dari Shiraz, Fariduddin al-
Attar, dan Shalah Abd al-Sabur. Setelah agak lama berkelana, di tahun 906 M 292 H. dia
kembali ke Baghdad untuk mengajarkan ilmu tasawuf sampai tahun 909 M 295 H
14
.. Ajaran-ajarannya banyak menimbulkan polemik dan perdebatan di antara para ulama waktu itu. Bahkan
banyak timbul anggapan di masyarakat, sehingga muncul pendapat pro dan kontra terhadapnya
Kemasyhuran al-Hallaj sudah tidak diragukan lagi, tidak saja karena ajaran-ajarannya yang lain daripada yang lain, te-tapi
juga karena semakin bertambahnya pengikut dan penga-gumnya yang memberikan aliran Hallajiyyah
15
12
Fathimah Usman, Wahdat al-Adyan : Dialog Pluralisme Agama…, h.19
13
Fathimah Usman, Wahdat al-Adyan : Dialog Pluralisme Agama…, h.21
14
Fathimah Usman, Wahdat al-Adyan : Dialog Pluralisme Agama…, h.22
15
Fathimah Usman, Wahdat al-Adyan : Dialog Pluralisme Agama…, h.23