21
kecerdasan sebagai 1 kemampuan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan manusia 2 kemampuan menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk
diselesaikan dan 3 kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan jasa yang menimbulkan penghargaan dalam budaya seseorang.
Berdasarkan pernyataan di atas, kecerdasan merupakan totalitas kemampuan atau kekuatan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan
tertentu, mampu berfikir secara rasional dan mampu memanfaatkan sumber- sumber dan lingkungan sekitar secara efektif ketika menghadapi tantangan.
Kecerdasan memiliki komponen-komponen yang berbeda. Selama ini kecerdasan diartikan sangat sempit, orang menilai kecerdasan seseorang hanya melalui skor
tes saja, akan tetapi kecerdasan bukan semata-mata hanya diukur melalui skor tes saja, tatpi lebih ke kemampuan lain. Dalam hal ini kemampuan untuk
mengarahkan fikiran atau tindakan, kemampuan untuk mengubah arah tindakan apabila tindakan tersebut telah dilaksanakan, kemampuan untuk mengubah diri
sendiri, kemampuan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan manusia, kemampuan menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan dan
kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan jasa yang menimbulkan penghargaan dalam budaya seseorang. Jadi pengukuran kecerdasan tidak hanya
melalui skor nilai terstandar, tapi juga kemampuan mengelola bentuk suasana hati, dan permasalahan yang timbul, dan selalu siap menghadapinya.
b. Emosi
Emosi merupakan perubahan perasaan yang sewaktu-waktu akan timbul dalam diri seseorang dan berdampak pada perubahan tingkah lakunya. Emosi juga
22
merupakan sumber energi terbesar yang ada dalam diri manusia dan merupakan suatu penggerak perilaku manusia itu sendiri, sesuatu yang dilakukannya
berdasarkan emosi apa yang timbul di dalam dirinya. Pernyataan ini sejalan dengan Beck mengungkapkan pendapat James dan Lange 1990: 31 menjelaskan
bahwa “emotion is the preception of bodily changes wich occur in response to an
event” artinya Emosi adalah presepsi perubahan jasmaniah yang terjadi dalam memberi tanggapan respon terhadap suatu peristiwa.
Coorper dan Sawaf 1998: 493 juga menegaskan bahwa emosi kita, seperti halnya atau lebih dari tubuh dan pikiran kita, berisi riwayat kita, semua
yang kita alami, pemahaman kita yang mendalam dan hubungan dalam hidup kita. Emosi meliputi perasaan tentang siapa kita, dan memasuki kita dalam wujud
energi. Energi inilah yang merupakan sumber utama pengaruh dan kekuasaan. Kemudian beberapa ahli dalam Uno 2006: 66 juga mengungkapkan bahwa
emosi penting sebagai energi pengaktif untuk nilai-nilai etika, misalnya kepercayaan, integritas, empati, keuletan dan kredibilitas, serta untuk modal
sosial, yang berupa kmampuan membangun dan mempertahankan hubungan yang menguntungkan yang didasari saling percaya.
Selain beberapa pendapat di atas mengenai pengertian emosi, sejumlah teoritikus mengelompokan emosi dalam golongan besar, meskipun tidak semua
sepakat dengan penggolongan ini. Golongan emosi dan beberapa anggota kelompoknya sebagai berikut: 1 Amarah: bringas, mengamuk, marah besar,
jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, dan barangkali yang paling hebat, tindak kekerasan dan kebencian patalogis, 2
23
Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian
ditolak, putus asa, dan kalau menjadi patologis, depresi akut. 3 Rasa takut: cemas, takut gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, khawatir waspada,
sedih, tidak tenang, ngeri, takut sekali, kecut, dana sebagai patologi, fobia dan fanatik 4 Kenikmatan: bahagia, gembira, ringan, puas, ringan, senang, terhibur,
bangga, kenikmatan indrawi, takjub, rasa terpesona, rasa puas, rasa terpenuhi, kegirangan luar biasa, senang, senang sekali, dan batas ujungnya maniak, 5
Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti,
hormat, kasmaran, kasih, 6 Terkejut, terkesiap, takjub, terpana, 7 Jengkel: hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah, 8 Malu: rasa salah, malu
hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur lebur. Berdasarkan pernyataan di atas, emosi merupakan perubahan jasmani yang
terjadi dalam memberikan respon terhadap suatu pristiwa. Selain itu emosi juga diartikan sebagai energi pengaktif untuk nilai-nilai etika, misalnya kepercayaan,
integritas, empati, keuletan dan kredibilitas, serta untuk modal sosial, yang berupa kemampuan membangun dan mempertahankan hubungan yang menguntungkan
yang didasari saling percaya. Dalam hal ini seseorang perlu mengelola emosi dengan sebaik mungkin, agar mampu menciptakan hubungan sosial yang
harmonis. Emosi sendiri terdiri dari beberapa golongan yang biasanya terjadi pada diri seseorang dan setiap saat bersinggungan dengan diri seseorang tersebut.
Semua emosi yang timbul dari dalam diri kita harus mampu kita kenali dengan baik, agar kita mampu mengelola emosi-emosi yang timbul dalam diri kita.
24
c. Kecerdasan Emosional