Penguasaan Gramatik Bahasa Jerman

16 rinci dan melengkapi kalimat. Selain bentuk tes kosakata, kosakata juga harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti tingkat dan jenis sekolah, tingkat kesulitan-kesulitan kosakata, kosakata aktif dan pasif serta kosakata umum, khusus dan ungkapan. Selain itu pemilihan kosakata yang akan diteskan dan pemilihan bentuk dan cara pengetesan khususnya yang menyangkut tes kosakata yang sesuai dengan tingkatan aspek kognitif tertentu. Tes penguasaan kosakata juga sebaiknya mengunakan pilihan ganda, karena lebih efektif untuk digunakan.

3. Hakikat Penguasaaan Granmatik Bahasa Jerman

a. Penguasaan Gramatik Bahasa Jerman

Selain penguasaan kosakata, penguasaan gramatik pun tidak kalah penting untuk dikuasai oleh pengguna bahasa, agar terjalin komunikasi yang komunikatif. Closset 1986: 39 berpendapat bahwa “die Beherrschung der Sprachstruktur und des Grundwortsatzes bildet, die Voraussetzung zu weiterem Ausbau der Sprachkenntnisses ”. Pernyataan tersebut berarti bahwa penguasaan bahasa dan kosakata dasar merupakan syarat bagi pengetahuan bahasa. Oleh karena itu, seseorang yang ingin menguasai bahasa dengan baik, haruslah menguasai kosakata dan struktur tata bahasa yang baik pula. Erdmenger, 1997:47 mengatakan bahwa “Grammatik betrifft die Regeln, nach welchen Wortformen und Sätze korrekt werden können”. Pendapat tesebut mengandung arti Gramatik berhubungan dengan aturan-aturan yang kemudian dengan aturan tersebut, bentuk kata dan kalimat dapat disusun dengan tepat. Erdmenger, 1997:47. Dalam kamus Duden disebutkan 1997: 418 Grammatik ist Regeln einer Sprache, nach denen Wörter in ihrer Sprachlichen Form 17 verändert und zu Sätzen kombiniert werden. Gramatik adalah aturan sebuah bahasa, dimana kata- kata diubah dalam bentuk tata bahasanya dan dikombinasikan dalam kalimat. “Grammar is the rules in a languange for changing the form or words and combining them into sentences” Hornby, 1998: 517. Gramatik adalah ilmu aturan pemanduan kata menjadi kalimat sintaksis dan bentuk-bentuk kata morfologi. Selain itu, Djiwandono 2009: 131 menegaskan bahwa tata bahasa sebagai bagian dari paparan tentang bahasa berkaitan dengan kemampuan tentang kata pada tatanan morfologi dan kemampuan tentang kalimat pada tatanan sintaksis. Penguasan tatanan bahasa dapat dilihat dari keterampilan berbicara dan menulis. Dari pendapat di atas, gramatik merupakan sebuah cara bagaimana bagian yang berbeda diatur menjadi sebuah sistem yang sama. Gramatik juga merupakan aturan tata bahasa dimana kata-kata dibentuk menjadi kalimat yang efektif. Tata bahasa disini merupakan bagian dari paparan tentang bahasa yang berkaitan dengan tatanan kata morfologi dan tatanan kalimat sintaksis. Tatanan bahasa ini bisa dilihat dari kemampuan berbicara dan menulis. Jadi penguasaan gramatik ini merupakan keterampilan yang sangat penting dikuasai peserta didik terutama untuk keterampilan menulis. b. Kriteria Penilaian Gramatik Bahasa Jerman Peserta didik yang mempelajari Bahasa Jerman tentu tidak mudah dalam menguasai gramatik bahasa Jerman, karena struktur bahasa Jerman sangatlah berbeda dengan struktur bahasa Indonesia. Dalam bahasa Jerman terdapat Artikel 18 der, die, das disetiap kata benda dan terdapat konjugasi setiap kata kerja untuk setiap subjek yang berbeda. Contohnya: wohnen Ich wohne Wir wohnen Du wohnst Ihr wohnt Ersiees wohnt Siesie wohnen Selain itu di dalam bahasa Jerman juga terdapat beberapa kasus Nominativ, Akkusativ, Dativ dan Genetiv yang harus dikuasai betul oleh peserta didik yang memepelajari bahasa Jerman. Hal ini merupakan seseuatu yang asing bagi peserta didik yang baru mempelajari bahasa Jerman, maka dari itu diperlukan keseriusan dalam mempelajarinya. Dalam mengetahui seberapa jauh peserta didik menguasai gramatik bahasa Jerman, perlu diadakannya penilaian penguasaan gramatik bahasa Jerman. Penguasaan gramatik dapat diukur dengan menggunakan instrumen berupa tes yang menyangkut materi yang sudah di pelajari oleh peserta didik. Hasil dari tes tersebut kemudian dijadikan acuan seberapa besar tingkat penguasaan gramatik yang dimiliki peserta didik. Adapula standar kompetensi mata pelajaran bahasa Jerman berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Struktur yang dipalajari oleh peserta didik kelas XI meliputi 1 Präsens, 2 Akkusativ Objek, 3 Possessivpronomen, 4 Personalpronomen, 5 Verben + Akkusativ, 6 trenbarverben. Dalam mengukur tingkat penguasaan gramatik bahasa Jerman peserta didik kelas XI digunakan intrumen tes. Arikunto 2009: 53 tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Bentuk tes yang 19 digunakan untuk mengukur Penguasaan gramatik bahasa Jerman yaitu tes objektif multiple choice . Tes ini dipilih karena memiliki kelebihan yaitu: 1 mengandung lebih banyak segi-segi yang positif, misalnya lebih representatif dan lebih objektif, 2 lebih mudah dan cepat cara memeriksanya, karena dapat menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil teknologi, 3 pemeriksaannya dapat diserahkan ke orang lain, 4 dalam pemeriksaannya tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi Arikunto, 2009: 164-165 Berdasarkan pendapat di atas, tes penguasaan gramatik untuk peserta didik kelas XI dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda dengan materi Präsens, Akkusativ Objek, Possessivpronomen, Personalpronomen, Verben + Akkusativ, trenbarverben . Tema yang dapat digunakan yaitu menanyakan nama diri, keluarga dan teman sekelas, menanyakan perihal umur, tempat tinggal, asal, kabar, dll, menanyakan nama-nama hari, angka, memahami permintaan dan informasi dari seseorang. Akan tetapi pemilihan tes sendiri diseuaikan dengan silabus dan materi yang digunakan oleh sekolah masing-masing.

4. Hakikat Kecerdasan Emosional