14
Untuk pengajarnya sendiri, harus mampu mengenali karakter peserta didik agar mampu menerapkan metode apa yang baik untuk digunakan dalam pembelajaran
bahasa Jerman, sehingga mampu menerapkan pembelajaran dengan efektif dan mampu diikuti dengan baik oleh peseta didik.
b. Kriteria Penilaian Kosakata Bahasa Jerman
Penilaian penguasaan kosakata bahasa Jerman dilakukan guna mengetahui seberapa jauh tingkat penguasaan kosakata yang dimiliki peserta didik. Hughes
1999: 146 menyebutkan bahwa kosakata penting dalam perkembangan dan praktik keterampilan berbahasa. Seperti yang telah disebutkan bahwa kosakata
merupakan hal yang sangat penting bagi pengguna bahasa. Oleh sebab itu maka untuk mengetahui seberapa besar penguasaan kosakata yang dimilki seseorang
harus melalui tes penguasaan kosakata. Nurgiyantoro 2001: 213 tes penguasaan kosakata merupakan tes yang dimaksudkan mengukur kemampuan siswa terhadap
kosakata dalam bahasa tertentu baik yang bersifat reseptif maupun produktif. Oleh karena itu dalam pembelajaran kosakata pendidik juga melakukan evaluasi guna
mengetahui informasi sejauh mana penguasaan kosakata yang dimiliki peserta didik.
Beberapa pakar membedakan beberapa tes kosakata menjadi beberapa bagian. Vallete 1997: 87 membedakan tes kosakata menjadi tiga bagian yaitu 1
tes kosakata bergambar 2 tes kosakata dalam konteks 3 tes kosakata di luar konteks. Sedangkan Djiwandono 1996: 43-44 membedakan tes kosakata sebagai
berikut 1 menunjukan benda, 2 memperagakan, 3 memberi padanan, 4 memberikan persamaan kata, 5 memberikan lawan kata dengan menjelaskan
15
secara rinci dan 6 melengkapi kalimat. Selain bentuk tes, tes kosakata juga harus mempertimbangkan faktor-faktor
dalam memilih kosakata, yaitu seperti yang diungkapkan oleh Djiwandono 1996: 43 yang menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan
dalam memilih bahan tes kosakata seperti 1 tingkat dan jenis sekolah 2 tingkat kesulitan-kesulitan kosakata, 3 kosakata aktif dan pasif dan 4 kosakata umum,
khusus dan ungkapan. Selain itu Nurgiyantoro2001: 213 berpendapat bahwa tes kosakata harus berkisar pada masalah 1 pemilihan kosakata yang akan diteskan,
dan 2 pemilihan bentuk dan cara pengetesan khususnya yang menyangkut tes kosakata yang sesuai dengan tingkatan aspek kognitif tertentu. Oleh karena itu
ketika membuat bahan untuk tes, harus mempertimbangkan beberapa pertimbangan seperti yang dijelaskan di atas.
Di dalam sebuah tes tentu saja harus mempertimbangkan bentuk-bentuk jenis tes yang akan di teskan kepada peserta didik dan disesuaikan dengan
kemampuan serta materi yang sudah dipelajarinya. Untuk mengeteskan kosakata Lado 1997: 188 berpendapat sebaiknya tes kosakata dilaksanakan dengan bentuk
pilihan ganda. Karena bentuk tes pilihan ganda merupakan bentuk tes yang paling baik dalam mengukur tingkat penguasaan kosakata.
Berdasarkan pendapat di atas, disimpulkan bahwa tes kosakata merupakan tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan kosakata seseorang. Tes
kosakata dibagi menjadi tes kosakata bergambar, tes kosakata dalam konteks , tes kosakata di luar konteks, menunjukan benda, memperagakan, memberi padanan,
memberikan persamaan kata, memberikan lawan kata dengan menjelaskan secara
16
rinci dan melengkapi kalimat. Selain bentuk tes kosakata, kosakata juga harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti tingkat dan jenis sekolah, tingkat
kesulitan-kesulitan kosakata, kosakata aktif dan pasif serta kosakata umum, khusus dan ungkapan. Selain itu pemilihan kosakata yang akan diteskan dan
pemilihan bentuk dan cara pengetesan khususnya yang menyangkut tes kosakata yang sesuai dengan tingkatan aspek kognitif tertentu. Tes penguasaan kosakata
juga sebaiknya mengunakan pilihan ganda, karena lebih efektif untuk digunakan.
3. Hakikat Penguasaaan Granmatik Bahasa Jerman