commit to user
disini terlihat bahwa sesungguhnya belajar dapat dicapai melalui proses yang bersifat aktif walaupun dengan kadar yang berbeda.
Jadi dari pandangan dari beberapa ahli di atas, maka jelas dalam pembelajaran anak didik harus aktif berbuat. Atau dengan kata lain bahwa dalam
belajar sangat diperlukan keaktifan yang bersifat jasmani, fisik, dan mental.
c. Bentuk-Bentuk Keaktifan
Siswa
Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak adalah makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu,
mempunyai kemampuan, dan aspirasinya sendiri. Belajar yang dilakukan siswa tidak mungkin dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak mungkin dilimpahkan
kepada orang lain. Dimyati dan Mudjiono 2006:44 menemukakan bahawa: Semua cara belajar itu mengandung unsur keaktifan. Dalam setiap proses
belajar siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan ini beraneka ragam bentuknya, mulai dari kegiatan fisik maupun psikis. Keaktifan siswa dalam
belajar tersebut dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya mendengarkan seorang guru yang sedang berceramah, mendiskusikan sesuatu dengan guru
atau teman sekelas, dan sebagainya.
Menurut Paul B. Diedrich yang dikutip oleh Sardiman 2004:101 membuat suatu daftar yang berisi macam-macam aktifitas siswa yang
digolongkan menjadi 8 aktifitas diantaranya : 1
Visual activities Contohnya : membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan,
atau pekerjaan orang lain. 2
Oral Activities Contohnya : menyatakan pendapat
3 Listening activities
Contohnya : mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato 4
Writing activities Contohnya : menulis karangan, cerita, laporan, angket, menyalin
5 Drawing activities
Contohnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram 6
Motor activities Contohnya : melakukan percobaan, membuat konstruksi, mereparasi,
bermain, berkebun, beternak 7
Mental activities Contohnya : menanggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisis,
melihat hubungan, mengambil keputusan. 8
Emosional activities
commit to user
Contohnya : menaruh minat, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tegang.
Dengan klasifikasi di atas menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam belajar cukup kompleks dan bervariasi. Berbagai macam kegiatan tersebut harus
berusaha diciptakan di dalam kelas agar siswa tidak merasa bosan dalam belajar. Belajar bukan hanya sekedar menghafal suatu teori, melainkan juga
dihadapkan pada fakta-fakta dan pemecahan berbagai masalah. Siswa dituntut banyak melibatkan diri dalam proses belajar, misalnya: mendengarkan,
memperhatikan, dan Tanya jawab dengan guru. Nana Sudjana 1996:61 mengemukakan bahwa “ Keaktifan siswa dapat
dinilai dengan cara: 1
Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya 2
Terlibat dalam pemecahan soal 3
Bertanya pada siswa lain atau guru apabila tidak memahami apa yang dihadapinya.
4 Berusaha mencari informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah.
5 Melaksakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru.
6 Menilai kemampuan dari hasil-hasil yang dipelajari
7 Melatih diri dalam memecahkan masalah yang sejenis.
Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian keaktifan siswa
dapat dilihat bagaimana siswa berperan aktif dalam melaksanakan tugas belajarnya dan pemecahan masalahnya. Penilaian lain dapat dilihat dari
bagaimana usaha siswa mencari informasi, bekerjasama dengan temannya untuk memecahkan masalah belajar.
9. Kemampuan Kognitif