commit to user
memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap kemampuan kognitif Fisika dari pada siswa yang mempunyai keaktifan kategori rendah.
E. Pembahasan Hasil Analisis Data
1. Hipotesis Pertama
: =
i A
H α
Tidak ada perbedaan pengaruh antara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan tipe STAD terhadap
kemampuan kognitif Fisika siswa pada sub pokok bahasan Pemantulan Cahaya.
:
1
≠
i A
H α
: Ada perbedaan pengaruh antara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan tipe STAD terhadap kemampuan
kognitif Fisika siswa pada sub pokok bahasan Pemantulan Cahaya.
Berdasarkan hasil analisis data maka dapat diketahui bahwa ada perbedaan pengaruh antara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan tipe
STAD terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa sub pokok bahasan Pemantulan Cahaya di SMP kelas VIII. Hasil penelitian setelah diuji lanjut anava didapatkan
nilai
12 A
F = 8,649 lebih besar dari F
0,05;1.64
= 3,99 sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Pada uji lanjut anava tersebut menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan tipe STAD terhadap kemampuan kognitif
Fisika siswa pada sub pokok bahasan Pemantulan Cahaya. Dari tabel 4.6 terlihat bahwa prestasi siswa yang diberi perlakuan pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT mempunyai rerata yang lebih besar dibanding dengan siswa yang diberi perlakuan pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD. Rerata kelas eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah 75.97,
sedangkan rerata kelas kontrol yang diberi perlakuan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah 70.79. Dengan demikian, maka dapat
disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
commit to user
menghasilkan kemampuan kognitif Fisika yang lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Model pembelajaran kooperatif tipe NHT ternyata memberikan hasil yang lebih baik. Hal ini dikarenakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
merupakan model pembelajaran yang lebih banyak melibatkan peranan siswa dalam menelaah materi dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berdiskusi dan berbagi ide. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT setiap siswa dalam kelompok memiliki satu nomor dan siswa mengetahui hanya satu nomor
yang akan dipanggil untuk mewakili kelompoknya, dan guru tidak memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan ditunjuk. Penomoran pada siswa dapat
memberikan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok, sehingga seluruh anggota kelompok berusaha untuk memperoleh berbagai informasi dalam
berdiskusi untuk mencari penyelesaian masalah. Penomoran dapat mencegah dominasi siswa tertentu karena hanya siswa yang dipanggil nomornya yang
berhak menjawab, selain itu guru dapat mengecek pemahaman siswa terhadap isi materi yang disampaikan.
2. Hipotesis Kedua