Uji Lanjut Pengujian Hipotesis

commit to user Dari hasil analisis data dan tabel rangkuman analisis variansi di atas dapat terlihat bahwa 0A H , 0B H dan 0AB H ditolak. Keputusan ini diperoleh dari hasil hitung F dikonsultasikan tabel tabel F sebagai berikut: F A = 4.20 F 0.05; 1.64 = 3,99 F B = 27.87 F 0.05; 1.64 = 3,99 F AB = 2.40 F 0.05; 1.64 = 3,99 Dari keterangan di atas maka dapat dibuat kesimpulan seperti berikut: a. H 0A ditolak atau H 1A diterima, berarti ada perbedaan pengaruh antara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan tipe STAD terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada sub pokok bahasan Pemantulan Cahaya. F A = 4,50 F 0.05; 1.64 = 3,99. b. H 0B ditolak atau H 1B diterima, berarti ada perbedaan pengaruh antara keaktifan siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada sub pokok bahasan Pemantulan Cahaya. F B = 27.87 F 0.05; 1.64 = 3,99. c. H 0AB diterima atau H 1AB ditolak , berarti tidak ada interaksi antara pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif dan keaktifan siswa terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada sub pokok bahasan Pemantulan Cahaya. F AB = 2.40 F 0.05; 1.64 = 3,99.

2. Uji Lanjut

ANAVA Uji lanjut ANAVA komparasi ganda digunakan sebagai tindak lanjut dari analisis variansi. ANAVA hanya dapat mengetahui ditolak atau diterimanya hipotesis nol ada atau tidak adanya perbedaan antara kedua variabel. Hal ini berarti, jika hipotesis nol ditolak, maka belum dapat diketahui rerata mana yang berbeda. Karena jika hipotesis nol ditolak, maka diperoleh kesimpulan bahwa paling sedikit terdapat satu rerata yang berbeda dengan rerata lainnya. Tujuan uji lanjut ANAVA ini untuk mengetahui lebih lanjut rerata yang berbeda dan yang sama perbedaan tersebut signifikan atau tidak. Uji lanjut ANAVA pada penelitian ini menggunakan metode komparasi ganda metode Scheffe. Berikut ini tabel rangkuman komparasi ganda. commit to user Tabel 4.8 Rangkuman Komparasi Rerata Pasca Analisis Variansi Komparasi Ganda Rerata Statistik Uji 1 1 j i G j i ij n n Rk X X F + − = Harga Kritik P Kesimpulan i X j X µ A 1 vs µ A 2 µ B 1 vs µ B 2 75.97 78.75 70.79 68.61 8,649 33,064 3,99 3,99 0.05 0.05 µ A 1 µ A 2 µ B 1 µ B 2 Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 50. a. Komparansi Rerata Antar Baris 12 A F = 8,649 F 0.05; 1.64 = 3,99, maka H ditolak. Hal ini menunjukkan ada perbedaan rerata antar baris yang signifikan antara baris A 1 penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan baris A 2 penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada sub pokok bahasan Pemantulan Cahaya. Rerata kemampuan kognitif Fisika siswa yang diberi pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah 97 , 75 1 = A X dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD 79 , 70 2 = A X . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT memberikan pengaruh lebih baik terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa daripada model pembelajaran kooperatif tipe STAD. b. Komparansi Rerata Antar Kolom 12 B F = 33,064 F 0.05; 1.64 = 3,99, maka H ditolak. Hal ini menunjukkan ada perbedaan rerata antar kolom yang signifikan antara kolom B 1 keaktifan siswa kategori tinggi dan kolom B 2 keaktifan siswa kategori rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada sub pokok bahasan Pemantulan Cahaya. Rerata kemampuan kognitif Fisika siswa yang mempunyai keaktifan kategori tinggi adalah 75 , 78 1 = B X dan siswa yang mempunyai keaktifan kategori rendah adalah 61 , 68 2 = B X . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa yang mempunyai keaktifan kategori tinggi commit to user memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap kemampuan kognitif Fisika dari pada siswa yang mempunyai keaktifan kategori rendah.

E. Pembahasan Hasil Analisis Data

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Perbedaan hasil belajar siswa atara model pembelajaran NHT (numbered head together) dengan stad (student team achievment division pada konsep laju reaksi)

3 10 173

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together ( NHT) Dan Student Team Achievement Division (STAD) pada Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Berprestasi

0 4 100

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA METODE KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN METODE KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA

4 18 99

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN STUDENT TEAM ACHIEVENMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA PADA POKOK BAHASAN P

0 1 14

EKSPERIMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DITINJAU DARI TINGKAT INTERAKSI SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMP DI KAB

0 0 15