commit to user
menghasilkan kemampuan kognitif Fisika yang lebih baik daripada model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Model pembelajaran kooperatif tipe NHT ternyata memberikan hasil yang lebih baik. Hal ini dikarenakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
merupakan model pembelajaran yang lebih banyak melibatkan peranan siswa dalam menelaah materi dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berdiskusi dan berbagi ide. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT setiap siswa dalam kelompok memiliki satu nomor dan siswa mengetahui hanya satu nomor
yang akan dipanggil untuk mewakili kelompoknya, dan guru tidak memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan ditunjuk. Penomoran pada siswa dapat
memberikan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok, sehingga seluruh anggota kelompok berusaha untuk memperoleh berbagai informasi dalam
berdiskusi untuk mencari penyelesaian masalah. Penomoran dapat mencegah dominasi siswa tertentu karena hanya siswa yang dipanggil nomornya yang
berhak menjawab, selain itu guru dapat mengecek pemahaman siswa terhadap isi materi yang disampaikan.
2. Hipotesis Kedua
: =
j B
H
β : Tidak perbedaan pengaruh antara keaktifan siswa kategori
tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada sub pokok bahasan Pemantulan Cahaya.
:
1
≠
j B
H
β : Ada perbedaan pengaruh antara keaktifan siswa kategori tinggi
dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada sub pokok bahasan Pemantulan Cahaya.
Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh antara keaktifan siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan
kognitif Fisika siswa pada sub pokok bahasan Pemantulan Cahaya di SMP kelas VIII. Hasil penelitian setelah diuji lanjut anava didapatkan nilai
12 B
F =33,064,
lebih besar dari F
0,05;1.64
= 3,99 sehingga hipotesis nol ditolak. Pada uji lanjut anava tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata yang signifikan
antara siswa yang memiliki keaktifan kategori tinggi dan rendah terhadap
commit to user
kemampuan kognitif Fisika siswa pada sub pokok bahasan Pemantulan Cahaya. Dari Tabel 4.6 terlihat bahwa kemampuan kognitif Fisika siswa yang mempunyai
keaktifan kategori tinggi mempunyai rerata yang lebih besar daripada siswa yang mempunyai keaktifan belajar kategori rendah. Rerata kemampuan kognitif Fisika
siswa yang memiliki keaktifan tinggi adalah 78.75 sedangkan siswa yang memiliki keaktifan rendah adalah 68.61. Hal ini membuktikan bahwa siswa yang
mempunyai keaktifan kategori tinggi akan memberikan pengaruh yang lebih besar daripada siswa yang mempunyai keaktifan kategori rendah terhadap kemampuan
kognitif Fisika siswa. Siswa dengan keaktifan tinggi, berarti siswa tersebut secara aktif
mengikuti pelajaran. Seperti sering bertanya, sering menjawab pertanyaan, sering berpendapat, banyak berlatih, memperhatikan guru, banyak membaca dan lain
sebagainya. Dengan bersikap aktif dalam proses belajar, maka siswa akan lebih mudah dalam mengkonstruksi pengetahuan ke dalam pikirannya. Dengan
demikian dalam bekerja sama dengan sesama anggota kelompok belajarnya, siswa tersebut akan lebih banyak memberikan kontribusi yang mendukung keberhasilan
dalam menemukan konsep Fisika yang diharapkan. Hal ini berpengaruh lebih baik terhadap nilai kemampuan kognitif Fisika siswa tersebut. Sedangkan siswa
yang memiliki keaktifan rendah, siswa tersebut cenderung kurang aktif pasif mengikuti pelajaran dan cenderung menerima apa adanya pelajaran yang
disampaikan oleh guru. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap nilai kognitif Fisika siswa.
3. Hipotesis Ketiga