Teknik Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

commit to user

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Kesamaan Keadaan Awal Siswa Data yang digunakan untuk mengetahui keadaan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah nilai ujian blok pada semester ganjil. Sedang hipotesis yang diajukan adalah: Ho : Tidak ada perbedaan keadaan awal antara siswa kelompok eksperimen dengan siswa kelompok kontrol. H 1 : Ada perbedaan keadaan awal antara siswa kelompok eksperimen dengan siswa kelompok kontrol. Adapun teknik yang digunakan adalah uji-t dua ekor dengan rumus sebagai berikut:       +       − + ∑ + ∑ − = b a b a b a n n n n X X Xb Xa t 1 1 2 2 2 Budiyono, 2004: 151 dengan: Xa = means dari kelompok eksperimen Xb = means dari kelompok kontrol n a = banyaknya subyek kelompok eksperimen n b = banyaknya subyek kelompok kontrol Xa = nilai untuk kelas eksperimen dikurangi nilai rata-rata kelas eksperimen Xb = nilai untuk kelas kontrol dikurangi nilai rata-rata hasil kelas kontrol a Taraf signifikansi: α = 5 b Keputusan uji Jika : – t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel maka H o diterima, yang berarti tidak ada perbedaan antara keadaan awal siswa kelompok eksperimen dan siswa kelompok kontrol. Jika : t hitung ≤ -t tabel atau t hitung ≥ t tabel maka H o ditolak, yang berarti ada perbedaan antara keadaan awal siswa kelompok eksperimen dan siswa kelompok kontrol. commit to user 2. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Uji yang digunakan dikenal dengan nama uji Liliefors. Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak normal. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : 1 Menentukan Hipotesis H :sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H 1 :sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. 2 Pengamatan x 1 , x 2 , x 3 , …., x n dijadikan bilangan baku Z 1 , Z 2 , Z 3 , …., Z n menggunakan rumus : S X X Z − = 1 2 2 2 − ∑ − ∑ = n n X X n S dengan X dan S berturut-turut merupakan rata-rata dan simpangan baku. 3 Data dari sampel tersebut kemudian diurutkan dari skor terendah sampai skor tertinggi. 4 Untuk tiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi normal baku kemudian dihitung peluang FZi = PZ ≤Zi. 5 Mencari selisih antara │FZi – SZi│, dan ditentukan harga mutlaknya, dengan rumus : L obs = Maks │ FZi – SZi│ FZi : Bilangan baku yang menggunakan daftar distribusi normal SZi : Perbandingan nomer subyek dengan jumlah subyek 6 Kriteria Pengujian : L obs ≥L tabel : maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal. L obs L tabel : maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Budiyono, 2004 :169-170 commit to user b. Uji Homogenitas Uji homogenitas ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini berasal dari populasi yang homogen atau tidak homogen. Statistik uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Barlett yang prosedurnya sebagai berikut : 1 Menentukan Hipotesis H : 2 4 2 3 2 2 2 1 σ σ σ σ = = = sampel homogen H 1 : 2 4 2 3 2 2 2 1 σ σ σ σ ∉ ∉ ∉ paling sedikit terdapat satu variansi yang berbeda atau sampel tidak homogen 2 Menghitung variansi masing-masing sampel S j 2 1 2 − = j j j n SS S 3 Menghitung variansi gabungan dari semua sampel SS j 2 dengan rumus : j j j j n X X SS 2 2 ∑ − ∑ = 4 Menghitung harga satuan f SS Rk j G ∑ = 5 Menghitung harga Chi-kuadrat dengan rumus : [ ] 2 2 log log 303 , 2 j j G S f Rk f C ∑ − = χ di mana : j f : n j - 1 χ 2 : Harga uji Barlett f : Derajat kebebasan j : 1,2,……k         − ∑ − + = f f k C j 1 1 1 3 1 1 commit to user 6 Mencari nilai 2 χ dari tabel distribusi Chi-kuadrat pada taraf signifikasi 5 7 Kriteria Uji 2 χ hitung 2 χ 0,05;k-1 : sampel berasal dari populasi yang homogen 2 χ hitung ≥ 2 χ 0,05;k-1 : sampel berasal dari populasi yang tidak homogen. Budiyono, 2004 :176-177 3. Uji Hipotesis a Uji Analisis Variansi Dua Jalan dengan Frekuensi Sel Tak Sama Dalam penelitian ini digunakan analisis variansi dua jalan dengan frekuensi sel tak sama. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 1 Asumsi dasar a Y = variabel terikat yang berdistribusi normal b Populasi-populasi berdistribusi normal dan memiliki sifat homogen c Sampel dipilih secara acak d Variabel terikat e Variabel bebas 2 Model X ijk = µ + α j + β j + αβ ij + ε ijk Budiyono, 2004: 228 X ijk = observasi pada subyek ke-k di bawah faktor I kategori ke-i dan faktor II kategori ke-j i : 1,2,3, ... p; p = banyaknya baris j : 1,2,3, ... q; q = banyaknya kolom k : 1,2,3, ... n; n = banyaknya data amatan pada sel ij µ = grand mean atau rerata besar α i = efek faktor I kategori i terhadap X ijk β j = efek faktor II kategori j terhadap X ijk αβ ij = kombinasi efek faktor I dan II terhadap X ijk ε ijk = kesalahan eksperimental yang berdistribusi normal. commit to user 3 Hipotesis a H oA : α i = 0 : Tidak ada perbedaan pengaruh antara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan tipe STAD terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada sub pokok bahasan Pemantulan Cahaya. b H 1A : α j ≠ 0 : Ada perbedaan pengaruh antara model penggunaan pembelajaran kooperatif tipe NHT dan tipe STAD terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada sub pokok bahasan Pemantulan Cahaya. c H oB : α i = 0 : Tidak ada perbedaan pengaruh antara keaktifan siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada sub pokok bahasan Pemantulan Cahaya. d H 1B : α j ≠ 0 : Ada perbedaan pengaruh antara keaktifan siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada sub pokok bahasan Pemantulan Cahaya. e H oAB : α ij = 0 : Tidak ada interaksi antara pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif dan keaktifan siswa terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada sub pokok bahasan Pemantulan Cahaya. f H 1AB : α ij ≠ 0 : Ada interaksi antara pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif dan keaktifan siswa terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada sub pokok bahasan Pemantulan Cahaya. 4 Tabel Data Sel Tabel.3.2 Rancangan Data Sel B 1 B 2 A 1 n 1j ∑X 1j  X 1j ∑X 2 1j C 1j SS 1j n 11 ∑X 11  X 11 ∑X 2 11 C 11 SS 11 n 12 ∑X 12  X 12 ∑X 2 12 C 12 SS 12 A 2 n 2j ∑X 2j n 21 ∑X 21 n 22 ∑X 22 commit to user  X 2j ∑X 2 2j C 2j SS 2j  X 21 ∑X 2 21 C 21 SS 21  X 22 ∑X 2 22 C 22 SS 22 ij ij ij n X C 2 ∑ = ij C = rerata harmonik cacah pengamatan semua sel ij ij ij C X SS − ∑ = 2 ij SS = jumlah kuadarat deviasi pengamatan pada sel ij a Tabel Rerata Sel AB Tabel.3.3 Rancangan Rerata Sel AB B 1 B 2 Total A 1 11 X 12 X A i A 2 21 X 22 X Aj Total B j B j G b Komponen Jumlah Kuadrat 1 = pq G 2 3 = ∑ q A i 2 2 = ∑ j i ij SS , 4 = ∑ p B j 2 5 = ∑ ij ij AB 2 c Rerata Harmonik ∑ = ij ij h n pq n 1 commit to user d Jumlah Kuadrat JKA = h n { 3 - 1} JKB = h n { 4 - 1} JKAB = h n { 5 - 4 - 3 + 1} JKG = 2 JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG Derajat Kebebasan dk A = p – 1 dk B = q – 1 dk AB = p – 1q – 1 dk G = pq n – 1 = N – pq dk T = N – 1 e Rerata Kuadrat RKA = JKA dk A RKB = JKB dk B RKAB = JKAB dk AB RKG = JKG dk G f Statistik Uji F A = RKA RKG F B = RKB RKG F AB = RKAB RKG Daerah Kritik DK A = F A ≥ F α ; p - 1, N – pq DK B = F B ≥ F α ; q - 1, N – pq DK AB = F AB ≥ F α ; p – 1q – 1, N – pq g Keputusan Uji Jika F A ≥ F α ; p - 1, N – pq , maka H 0A ditolak Jika F B ≥ F α ; q - 1, N – pq , maka H 0B ditolak Jika F AB ≥ F α ; p – 1q – 1, N – pq , maka H 0AB ditolak commit to user h Rangkuman ANAVA Tabel. 3.4 Rancangan Rangkuman ANAVA Sumber Variansi JK Dk RK F P Efek Utama A B JKA JKB dk A dk B RKA RKB F A F B α atau α α atau α Interaksi AB JKAB dk AB RKAB F AB α atau α Kesalahan JKG dk G RKG Total JKT dk T Budiyono, 2000: 228-233 b. Uji Lanjut ANAVA Jika dari anava diperoleh keputusan H ditolak berarti ada perbedaan pengaruh faktor-faktor dari variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Oleh karena itu, perlu diadakan uji lanjut anava untuk mengetahui manakah diantara perbedaan pengaruh tersebut yang signifikan. Penelitian ini menggunakan uji lanjut anava dengan metode Scheffe. Adapun langkah-langkah dalam menerapkan metode scheffe untuk uji lanjut anava tersebut adalah : 1 Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rerata 2 Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut. 3 Mencari harga statistik uji F dengan menggunakan rumus sebagai berikut: a Untuk komparasi rerata antar baris ke-i dan ke-j         + − = j. j. 2 i. i. j. - i. n 1 n 1 RKG X X F b Untuk komparasi rerata antar kolom ke-i dan ke-j         + − = .j .i 2 .j .i .j - .i n 1 n 1 RKG X X F commit to user c Untuk komparasi rerata antar sel ij dan sel kj         + − = − kj ij 2 kj ij kj ij n 1 n 1 RKG X X F d Untuk komparasi rerata antar sel ij dan sel ik         + − = − ik ij 2 ik ij ik ij n 1 n 1 RKG X X F 4 Menentukan tingkat signifikansi α 5 Menentukan DK dengan rumus sebagai berikut : a { } 1F p F F DK pq N 1; p α; j i j i j. - i. − − − − − ≥ = b { } 1F q F F DK pq N 1; q α; j i j i .j - .i − − − − − ≥ = c { } 1F pq F F DK pq N 1; pq α; kj ij kj ij kj - ij − − − − − ≥ = d { } pq N 1; pq α; ik ij ik ij ik - ij F 1 pq F F DK − − − − − ≥ = 6 Menyusun rangkuman analisis komparasi ganda 7 Menentukan keputusan uji untuk setiap pasangan komparasi rerata. Jika F hitung ≥ F tabel maka H ditolak, yang berarti ada perbedaan efek yang signifikan Jika F hitung F tabel maka H diterima, yang berarti tidak ada perbedaan efek yang signifikan. Budiyono, 2004 : 213-215 commit to user

BAB IV HASIL PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Perbedaan hasil belajar siswa atara model pembelajaran NHT (numbered head together) dengan stad (student team achievment division pada konsep laju reaksi)

3 10 173

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together ( NHT) Dan Student Team Achievement Division (STAD) pada Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Berprestasi

0 4 100

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA METODE KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN METODE KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA

4 18 99

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN STUDENT TEAM ACHIEVENMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA PADA POKOK BAHASAN P

0 1 14

EKSPERIMENTASI PENDEKATAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DITINJAU DARI TINGKAT INTERAKSI SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA SMP DI KAB

0 0 15