Alat tangkap gillnet Unit Penangkap Ikan .1 Kapal perahu

menabrak jaring atau terjerat di bagian insangnya pada mata jaring gilled, ataupun terbelit-belit entangled pada tubuh jaring Ayodhyoa, 1981. Alat penangkap bawal putih yang umum digunakan nelayan di perairan Pangandaran adalah gillnet atau dikenal dengan nama jaring insang Dinas Perikanan Ciamis, 2006.

2.2.3 Nelayan

Nelayan adalah orang yang aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan atau binatang air lainnya. Orang yang hanya melakukan pekerjaan membuat jaring, mengangkut alat-alat atau perlengkapan ke dalam perahu kapal tidak termasuk dalam kategori nelayan Monintja, 1989. Jumlah nelayan dalam satu Unit Penangkapan gillnet antara 2-3 orang, satu juru mudi dan dua ponggawa. Juru mudi bertugas mengemudikan perahu dan menentukan daerah penangkapan ikan, nelayan lain bertugas merapikan dan menyiapkan jaring untuk setting dan hauling Nurhaeti, 2002.

2.3 Metode Operasi Gillnet

Gillnet biasanya dipasang melintang terhadap arus dengan tujuan menghadang ikan. Bottom gillnet dioperasikan di dasar perairan untuk menangkap ikan damersal, surface gillnet untuk dioperasikan di permukaan untuk menangkap ikan pelagis, midwater gillnet untuk dioperasikan di kolom perairan untuk menangkap ikan pelagis Martasuganda, 2002. Pengoperasian gillnet biasanya dimulai pada pukul 03.00-10.00 pagi yaitu dilakukan sehari one day fishing. Tahap operasi gillnet yaitu persiapan, pemasangan jaring setting dan penarikan hauling Nurhaeti, 2002. Menurut Nurhaeti 2002 tahap persiapan pada pengoperasian gillnet, yaitu penyediaan perbekalan, bahan bakar, mesin dan jaring, setelah itu nelayan membawa unit penangkapan ikan dari fishing base ke fishing ground. Tahap selanjutnya yaitu pemasangan dan penebaran jaring. Penebaran dimulai dengan penurunan pelampung tanda pertama dan tali selambar belakang yang terhubung langsung dengan badan jaring. Selanjutnya melemparkan jangkar dan tali pemberat utama yang menghubungkan jangkar dan badan jaring, kemudian badan jaring diturunkan sampai akhir menurunkan pelampung tanda yang kedua. Setelah seluruh rangkaian jaring diturunkan, selanjutnya jaring direndam 1-2 jam. Tahap akhir adalah penarikan keseluruhan alat tangkap ke kapal. Hasil tangkapan dinaikkan ke atas kapal kemudian dilepas dari jaring dan dimasukkan ke dalam wadah berisi es.

2.4 Daerah Penangkapan Ikan Bawal Putih

Ade dan Bathia vide Burhanuddin et al. 1986 menyatakan bahwa jenis bawal putih hidup di perairan yang keadaan dasarnya terdiri dari lumpur atau berlumpur sampai kedalaman 100 m. Kuthalingan vide Burhanuddin et al. 1986 menyatakan bahwa daerah penangkapan Pampus argenteus terdapat pada kedalaman 10-75 m dengan keadaan dasar lumpur berpasir. Daerah yang paling produktif adalah pada kedalaman 10-50 m di muka muara sungai. Widodo vide Burhanuddin et al. 1986 dalam penelitiannya di perairan Laut Jawa mendapatkan hasil tangkapan bawal putih dengan trawl menurut kedalaman, sedimen perairan dan salinitas sebagaimana disajikan pada Tabel 1 Tabel 2 dan Tabel 3. Berdasarkan Tabel 1, Tabel 2 dan Tabel 3 dapat dilihat bahwa bawal putih banyak tertangkap pada kedalaman 21-40 m dengan dasar perairan berkarang dan salinitas 32 ppt. Tabel 1 Jumlah hasil tangkapan bawal putih per kedalaman perairan No Kedalaman m Hasil tangkapan 1 0 – 20 1 2 21 – 40 0.1 3 41 – 60 4 60 0.2 Sumber : Widodo vide Burhanuddin et al 1986 Tabel 2 Jumlah hasil tangkapan bawal putih per jenis sendimen dasar perairan No Jenis Sendimen Hasil tangkapan 1 Lumpur 0.3 2 Pasir 0.2 3 Karang 0.4 Sumber : Widodo vide Burhanuddin et al 1986