Hasil Tangkapan Ikan Bawal Putih Hubungan Antara Hasil Tangkapan Bawal Putih dengan Konsentrasi Klorofil-a

Gambar 8 Fluktuasi rata-rata konsentrasi klorofil-a di Pantai Pangandaran menurut musim tahun 2006-2008.

4.2 Hasil Tangkapan Ikan Bawal Putih

Hasil tangkapan ikan bawal putih Pampus argenteus di perairan Pangandaran periode bulanan dari Januari 2006 sampai September 2008 dapat dilihat dalam Lampiran 7 dan Gambar 9. Berdasarkan Lampiran 7 terlihat bahwa hasil tangkapan terbanyak terdapat pada musim barat, tepatnya pada bulan Januari 2007 yaitu 22.985 kg, dan hasil tangkapan terendah pada musim peralihan barat- timur Maret 2006, yaitu 80 kg. Pada Gambar 9 terlihat bahwa musim penangkapan sudah mulai pada bulan Juni 2006 dan mengalami puncaknya pada bulan Januari 2007. Namun sejak bulan Juni 2006 hingga Januari 2007, terjadi fluktuasi. Musim penangkapan berikutnya sudah mulai dari bulan Agustus 2007 hingga mencapai puncak pada bulan November 2008, bahkan musim penangkapan ini masih berlanjut hingga pada bulan Januari 2008. Pada gambar juga terlihat bahwa jumlah tangkapan pada tahun 2007 lebih banyak dibandingkan dengan tahun 2006 dan 2008. Gambar 9 Rata-rata tangkapan bulanan ikan bawal Pampus argenteus, tahun 2006-2008. Hasil tangkapan bulanan rata-rata tertinggi pada musim barat yaitu 5.944 kgbulan, tertinggi kedua pada musim peralihan timur-barat yaitu 5.067 kgbulan, dan yang terendah pada musim peralihan barat-timur yaitu 1.137 kgbulan. Hal ini terlihat dalam Gambar 10. Gambar 10 Rata-rata hasil tangkapan musiman ikan bawal Pampus argenteus, tahun 2006-2008.

4.3 Hubungan Antara Hasil Tangkapan Bawal Putih dengan Konsentrasi Klorofil-a

Pada Gambar 11 terlihat bahwa peningkatan konsentrasi klorofil-a tidak langsung meningkatkan hasil tangkapan ikan bawal putih Pampus argenteus. Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa tidak terdapat keterkaitan secara langsung antara konsentrasi klorofil-a dengan jumlah hasil tangkapan ikan bawal putih. Konsentrasi klorofil-a tertinggi ditemukan pada bulan September 2006, diikuti oleh jumlah hasil tangkapan paling banyak pada bulan Januari 2007. Selanjutnya, konsentrasi klorofil-a yang tinggi pada bulan September 2007 baru diikuti oleh jumlah hasil tangkapan yang tinggi pada bulan November 2007. Hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi klorofil-a mempengaruhi jumlah hasil tangkapan ikan bawal putih pada bulan berikutnya. Hal ini mengindikasikan bahwa pengaruh kandungan klorofil-a terhadap tangkapan bawal putih membutuhkan penundaan waktu time lag sekitar 2 - 4 bulan. Gambar 11 Keterkaitan antara konsentrasi klorofil-a dan ikan bawal Pampus argenteus, tahun 2006-2008. Konsentrasi klorofil-a dan jumlah hasil tangkapan ikan bawal putih harian secara lengkap dapat dilihat dalam Lampiran 8. Dari Lampiran tersebut terlihat bahwa jumlah ikan bawal putih yang paling banyak tertangkap pada sampel nomor 9 yaitu 17 kgunit dengan kandungan klorofil-a 4,000 mgm 3 , dan yang terendah pada sampel nomor 13 yaitu 2 kgunit dengan kandungan klorofil-a 4,000 mgm 3 . Hubungan antara klorofil-a dengan jumlah CPUE ditunjukkan dengan persamaan regresi y = 0.646x + 5.920 Gambar 12. Koefisien determinasi R 2 adalah 0,071 artinya keadaan klorofil-a di perairan dapat menduga CPUE sebesar 7,1 . Koefisien korelasi atau keeratan hubungan antara klorofil-a dan CPUE r adalah 0,266 artinya tidak erat atau tidak berpengaruh secara signifikan nyata. y = 0.646x + 5.920 R 2 = 0.071 2 4 6 8 10 12 14 16 18

0.5 1

1.5 2

2.5 3

3.5 4

4.5 Klorofil-a mgm 3 CP UE k g t ri p Gambar 12 Hubungan klorofil-a dengan CPUE.

4.4 Daerah Penangkapan Ikan Bawal Putih Pampus argenteus