Analisis klorofil-a Analisis data hasil tangkapan

konsentrasi klorofil-a berdasarkan garis lintang dan bujur koordinat. Cara pengolahan citra dengan menggunakan SeaDAS dapat dilihat pada Lampiran 3. 2 Penghitungan nilai konsentrasi klorofil-a ; dan Data ASCII hasil pengolahan SeaDAS diolah kembali dengan menggunakan program Microsoft Office Excel untuk menghitung nilai dominan, kisaran dan rata-rata dari konsentrasi klorofil-a. Nilai konsentrasi yang dihitung adalah nilai pada koordinat daerah penelitian 7 41’00’’LS– 8 00’00”LS dan 108 20’00” BT - 109 00’00” BT. 3 Pembuatan peta sebaran konsentrasi klorofil-a Data ASCII hasil pengolahan SeaDAS diolah kembali dengan menggunakan software Surfer 8.0 untuk memperoleh peta sebaran konsentrasi klorofil-a berserta garis konturnya. Nilai dominan, kisaran dan rata-rata dari konsentrasi klorofil-a pada daerah penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik yang selanjutnya dianalisis sebarannya menurut waktu temporal. Sebaran konsentrasi klorofil-a secara spasial daerah ditentukan dengan melakukan analisis visual terhadap peta sebaran konsentrasi klorofil-a.

3.4.2 Analisis data hasil tangkapan

Data ikan hasil tangkapan dianalisa secara deskriptif dan selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Data jumlah kg hasil tangkapan dianalisis menurut skala ruang penyebaran daerah penangkapan dan skala waktu operasi penangkapan.

3.4.3 Analisis hubungan hasil tangkapan dengan klorofil-a

Hubungan antara klorofil-a dan jumlah hasil tangkapan didapat melalui persamaan regresi Wallpole, 1995. Hubungan antara dua variable tersebut bisa merupakan hubungan linear, kuadratik atau polynomial. Model regresi yang paling tepat adalah model yang menunjukkan keeratan dari kedua variable paling erat korelasi paling besar. Koefisien korelasi r dapat dihitung dengan rumus : r = n ∑ XY- ∑X ∑Y √ n ∑X 2 - ∑X 2 √ ∑Y 2 - ∑Y 2 Keterangan: r :Koefisien korelasi X : variabel bebas Y : variabel terikat Kisaran nilai korelasi: -1 r +1 Korelasi erat jika : r 0.7 dan r - 0.6, dan Korelasi tidak erat jika: -0.6 r 0.7 Semakin tinggi nilai korelasi maka hubungan antara kedua koefisien semakin erat.

3.4.4 Penentuan daerah penangkapan ikan yang potensial

Penentuan DPI potensial didasarkan pada jumlah dan ukuran ikan yang tertangkap beserta besarnya konsentrasi klorofil-a pada daerah penangkapan. Langkah-langkah penentuan DPI yang potensial adalah: 1 Mengklasifikasikan hasil tangkapan ikan bawal putih berdasarkan jumlah kg pada setiap posisi penangkapan. Klasifikasi berdasarkan jumlah pada setiap posisi penangkapan dibagi menjadi dua yaitu sedikit apabila hasil tangkapan setiap kali setting kurang dari 9 kgunittrip, dan banyak apabila hasil tangkapan lebih dari atau sama dengan 9 kgunit. Dasar penentuan 9 kgunittrip ini dapat dilihat pada Lampiran 4. Apabila jumlah tangkapan termasuk kategori banyak diberi bobot skor 3 dan yang kategori sedikit diberi bobot 1; 2 Mengklasifikasikan hasil tangkapan ikan bawal putih berdasarkan ukuran panjang cm pada setiap posisi penangkapan. Klasifikasi berdasarkan ukuran ikan bawal putih dibagi menjadi dua yaitu kecil apabila ukuran bawal putih kurang dari 20 cm, dan besar apabila ukuran bawal putih sama atau lebih dari 20 cm www.wikipedia.org. Apabila tangkapan didominasi oleh ikan ukuran kecil diberi bobot 1 dan jika didominasi oleh ikan ukuran besar diberi bobot 3;