Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang mengintegrasikan aspek Penelitian ini juga yang pertama kali yang mengkombinasikan aspek

24 Tabel 3. Kumpulan Hak dan Posisi Aktor Owner Proprietor Outorized Claimant Outorized User Outorized Entrant Acces X X X X X Withdrawal X X X X Management X X X Exlusion X X Alienation X Selanjutnya Long 2002 menyatakan bahwa dengan menggunakan pendekatan aktor, interaksi antar aktor kelembagaan, hak kepemilikan, proses dan kebijakan dapat dijelaskan melalui matriks antar komponen yang saling mempengaruhi sebagaimana terdapat pada Gambar 10 berikut ini. Sumber : Long 2002 Gambar 10. Pendekatan Aktor

2.3. Konflik Penguasaan Lahan Sebagai bagian Perilaku Kelembagaan

Pandangan post modernism adalah konflik harus diposisikan sebagai potensi yang harus dikelola secara optimal yang telah bersifat kodrati dalam diri manusia sebagai mahluk yang sempurna memiliki akal. Pendekatan penyelesaian konflik dengan melihat manusia bukan lagi obyek bukan subyek penderita tetapi merupakan bagian dari sistem disetiap lembaga telah menjadi pedoman bagi lembaga yang telah menempatkan aspek manusia sebagi pemecah masalah namun juga akan menimbulkan masalah. 25 Konflik dalam perspektif interaksionis merupakan stimulan ketika suatu kelompok masyarakat bersifat statis bahkan munkin apatis terhadap dinamika serta fenomena pemanfaatan sumberdaya dengan lebih mementingkan hak akses maka seyogyanya ada seseorang yang memilki kapasitas untuk mempertahankan dan memelihara konflik pada tingkat yang optimal dengan tujuan dapat menciptakan suasana yang dinamis serta inovatis terhadap perubahan-perubahan yang sedang datang baik dari pesaing maupun dari internal kelembagaan itu sendiri. Perbedaan dan pertentangan kepentingan dalam pengalokasian sumberdaya sering muncul sehingga hirarki pengambilan keputusan tidak jadi barmakna yang baik karena pertentangan atau konflik tersebut muncul adanya perbedaan pandangan, idiologi bahkan harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan merupakan tantangan bagi pengelolaan suatau lingkungan kelembagaan dalam menyerap dan mengolah serta mendistribusikan kembali perbedaan tersebut dalam suatu informasi yang baik dalam mencapai kesepakatan sebagai satu dari begitu banyak alternatif yang disepakati Mitchell dan Dwita, 2007. Menurut Own 1991:13 dalam Wahyudi 2011, konsep kelembagaan yang menempatkan organisasi sebagai perhatian utama adalah bagian dari konsep klasik sedangkan saat ini manusialah yang menjadi perhatian dan penentu maju mundur sistem kelembagaan adalah pandangan neo-classic. Artinya perilaku kelembagaan adalah suatu pandangan ilmu pengetahuan yang menerangkan, mengerti dan memprediksi perilaku manusian dalam lingkungan secara formal.

2.4. Pemetaan Potensi Sumberdaya Ekonomi Wilayah melalui Perubahan

Peruntukan Kawasan Potensi ekonomi daerah didefinisikan sebagai segala sumberdaya dan instrumen yang dimiliki daerah yang terukur datanya tersedia serta diperhitungkan mampu mendorong kemajuan perekonomian daerah. Sumberdaya dan instrumen tersebut meliputi: 1. Sumberdaya alam natural capital: SDA. 2. Sumberdaya manusia human capital: SDM. 3. Sumberdaya sosial social capital: SDS.