89 dibiarkan menetas sendiri karena panas bumi atau pantai. Sedikitnya ada 125 jenis
burung dengan 45 jenis di antaranya adalah endemik. Jenis endemik lainnya adalah julang sulawesi Rhyticetos cassidix, burung berparuh besar yang
memiliki warna bulu hitam, ekor dan paruh kuning, serta berjambul merah. Burung ini termasuk bertubuh paling besar dibandingkan dengan 54 jenis
rangkong yang tersebar di daerah tropis Asia dan Afrika Kajian Base Line Study UNG, ITB, 2006.
4.4.1 Ekologi DAS
Kawasan TNBNW merupakan hulu sungai-sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Bolang Mongondouw dan Kabupaten Gorontalo. Kawasan ini
merupakan daerah tangkapan air bagi Daerah Aliran Sungai DAS Ongkag- Dumoga dan DAS Mongondouw yang keduanya terletak di Kabupaten Gorontalo.
Sedikitnya ada 20 sungai yang sumbernya berada di kawasan ini. Terpeliharanya daerah tangkapan air yang terdapat di dalam kawasan Taman Nasional Bogani
Nani Wartabone akan menjamin ketersediaan produksi air bagi ketiga bendungan yang ada di sekitar kawasan taman nasional Bendungan Kasinggolan dan
Bendungan Toraut di Kecamatan Dumoga serta bendungan Lolak di Kecamatan Bolaang Uki, sehingga suplai air bagi lahan pertanian, baik di hilir maupun di
sekitar taman nasional dengan luas kurang lebih 10.815 hektar, akan tetap tersedia.
Bendungan sangat membantu pertanian, sehingga Kecamatan Dumoga merupakan lumbung beras andalan Propinsi Sulawesi Utara. Produksi Domestik
Bruto PBRB sektor pertanian untuk Kabupaten Bolaang Mongondouw adalah 16 persen dan Kabupaten Gorontalo sebesar 32 persen, menunjukkan betapa
pentingnya kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone sebagai sumber air bagi pertanian. Produksi air bersih dari kawasan taman nasional yang dikelola
oleh PDAM akan menjamin kebutuhan air minum bagi masyarakat, khususnya di sekitar kawasan dan umumnya yang ada di Sulawesi Utara bagian tengah dan
timur. Sungai merupakan salah satu sumberdaya alam yang mempunyai potensi
sosial ekonomi dan ekologi yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tetapi
90 tentu saja kondisi dan kompleksitas biofisik setiap daerah aliran sungai berbeda
satu dengan yang lainnya, oleh sebab itu maka dalam upaya pengelolaan daerah aliran sungai diperlukan adanya keterpaduan antara kebijakan pembangunan
dengan rencana pengelolaan kawasan. Selain itu peran penduduk dan masyarakat yang bermukim di DAS terutama di daerah hulu dan sekitar sungai, sangat
diperlukan untuk ikut memelihara dan melestarikan kawasan ini. Daerah Aliran Sungai merupakan gabungan sejumlah sumberdaya darat
dan perairan, dalam suatu hubungan interaksi dan interchange yang saling terkait. DAS dapat disebut sebagai suatu sistem dan tiap-tiap sumberdaya penyusunnya
menjadi sub-sistem atau anasirnya component. Anasir-anasir DAS meliputi iklim hayati bioclimate; relief permukaan daratan; geologi atau sumberdaya
mineral, tanah, air air permukaan dan air tanah, flora, fauna, manusia dan berbagai sumberdaya budaya lainnya.
Kabupaten Bone Bolango mempunyai dua Daerah Aliran Sungai Besar, yaitu DAS Bone dan DAS Bolango, kedua DAS ini bermuara pada satu
tempat yaitu teluk Tomini. Selain DAS besar, di Kabupaten ini terdapat juga DAS-DAS kecil lainnya yang umumnya terdapat hampir di seluruh wilayah
pegunungan di pinggiran kawasan pantai. DAS Bone jauh lebih luas daripada DAS Bolango. Secara bersama-sama, DAS Bolango-Bone mempunyai luas
sekitar 1.845.706 km
2
. DAS Bolango-Bone didominasi 80 persen oleh wilayah dengan kemiringan lereng lebih dari 40 persen.
DAS ini juga rentan terhadap proses degradasi yang cepat jika kawasan hulu dari catchment areanya dikelola secara tidak tepat. DAS ini sangat rentan
banjir. Ini terlihat jelas pada seringnya kejadian banjir di Kota Gorontalo. DAS Bolango-Bone terutama DAS Bolango memberi kontribusi besar terhadap
sedimentasi Danau Limboto yang saat ini lebih banyak berbentuk daratan dari pada perairan, karena sebagian besar dari mangkuk danau telah berubah menjadi
daratan. Selanjutnya nama-nama daerah aliran sungai DAS di Kabupaten Bone Bolango ditampilkan pada Tabel 26.