Kecamatan Bulawa Analisis Inventarisasi Lokasi

133 harga dan biaya dan nilai tukar valas. Oleh karena itu besarnya nilai investasi serta biaya operasi yang diperlukan maka analisis ini digunakan indikator-indikator umum yang diperoleh dari operasi penambangan lainnya yang sejenis. Aliran kas prospek cadangan tembaga-emas PT.GM disimulasi berdasarkan rencana penambangan tembaga-emas dengan metode tambang bawah tanah yang direncanakan akan berjalan selama 30 tahun. Kemudian dilanjutkan dengan simulasi tambang terbuka selama 22 tahun yang dimulai setelah tambang bawah tanah beroperasi sampai tahun ke 9, dengan umur tambang secara keseluruhan adalah 30 tahun. Asumsi operasi penambangan yang akan digunakan adalah metode tambang bawah tanah dan tambang terbuka dengan rencana produksi masing- masing 15.000 tpd untuk tambang bawah tanah dan 15.000 tpd untuk tambang terbuka dengan 365 hari kerja selama satu tahun. Kegiatan penambangan dimulai dengan operasi tambang terbuka. Pada tambang terbuka, di tahun-tahun awal tingkat produksi tembaga-emas PT.GM diasumsikan terus ditingkatkan hingga mencapai target produksi maksimum sebesar 15.000 pada tahun ke-3 dan konstan sampai tahun ke-30. Produksi pada tahun ke-1 adalah 25 persen dari 15.000 tpd atau sama dengan 3.750 tpd. Sedangkan produksi tahun ke-2 adalah 75 persen dari rencana produksi maksimum atau sebesar 11.250 tpd. Sementara itu, tambang bawah tanah mulai dikembangkan setelah tambang terbuka mencapai produksi maksimum yaitu tahun ke-4. Dengan masa pengembangan selama 3 tahun, tambang bawah tanah mulai dioperasikan pada tahun ke-7 dengan produksi awal sebesar 33 persen dari 15.000 tpd atau sama dengan 5.000 tpd. Produksi pada tahun ke-8 adalah 66 persen dari rencana produksi maksimum atau sebesar 10.000 tpd dan produksi maksimum dicapai pada tahun ke-9 sampai dengan tambang berakhir di tahun 30 sebesar 15.000 tpd. Analisis ekonomi dilakukan dengan menggunakan konsep aliran kas diskonto. Beberapa komponen dasar yang digunakan untuk analisis keekonomian antara lain biaya kapital, biaya produksi dan jumlah produksi tembaga-emas. Indikator utama yang digunakan untuk menentukan kelayakan rencana produksi tembaga-emas adalah Net Present Value NPV. NPV yang bernilai positif menunjukkan bahwa rencana penambangan tembaga-emas PT.GM layak secara 134 ekonomi. Indikator lain yang juga dapat digunakan untuk menentukan kelayakan adalah Internal Rate of Return IRR dan Payback Period PBP. Mengingat terjadinya fluktuasi berbagai faktor yang akan mempengaruhi kelayakan ekonomi, pengambilan keputusan perlu didukung oleh analisis sensitivitas atas indikator-indikator tersebut. Dengan analisis sensitivitas dapat diketahui pengaruh faktor-faktor seperti harga dan biaya operasi terhadap nilai NPVserta parameter mana yang paling sensitif terhadap perubahan. Dengan adanya kegiatan produksi tembaga-emas oleh PT.GM, secara tidak langsung Pemerintah Pusat maupun Pemda setempat akan mendapatkan keuntungan melalui royalty dan pajak yang dibayarkan oleh perusahaan. Nominal royalty dan pajak yang akan diterima oleh pemerintah ditunjukkan secara kuantitatif pada proyeksi aliran kas.

6.1.1 Biaya Kapital

Faktor ketersediaan modal yang diperlukan untuk membiayai investasi- investasi berkenaan dengan rencana produksi tembaga dan emas oleh perusahaan. Dimana sampai saat ini perusahaan masih berada pada tahap penelitian dalam rangka memperoleh data yang lebih akurat dan sesuai dengan rencana kerja. Perusahaan akan mulai masuk pada tahap Analisis Dampak Lingkungan ANDAL setelah itu akan dilanjutkan ke tahap konstruksi infrastruktur dan bangunan tambang. Nantinya akan sampai pada tahap kegiatan operasional atau kegiatan produksi pada wilayah Kuasa Pertambangan yang mereka miliki akan berjalan sesuai dengan aturan dan mekanisme perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu sebelum memulai kegiatan produksi, PT.GM harus menyiapkan infrastruktur dan sarana prasarana penunjang seperti misalnya akses jalan, kantor, asrama mess, fasilitas pengolahan, dsb. Biaya kapital yang diperlukan untuk penambangan pada wilayah konsesi PT.GM mencakup biaya perijinan, kompensasi untuk struktur dan bangunan yang digunakan, Processing plant, Biaya konstruksi jalan, biaya tailing pond, konstruksi jetty, explorasi dan biaya lainnya. Biaya kapital yang diperlukan oleh perusahaan untuk memulai produksi tembaga-emas dan perak diperkirakan dengan melakukan pendekatan unit cost 135 method . Pada metode tersebut, biaya kapital untuk kegiatan penambangan diperbandingkan atau asumsi umum yang dilakukan terhadap beberapa proyek penambangan sejenis sesuai dengan metode penambangan yang diterapkan. Selain itu juga mempertimbangkan metode tersebut dengan memperhatikan faktor-faktor non teknis dilapangan seperti faktor geopolitik di wilayah sekitar dan faktor isu lingkungan yang selalu diidentikan dengan kegiatan pertambangan. Dari pengumpulan dan evaluasi data pada beberapa tambang tembaga- emas yang telah beroperasi, dapat diketahui bahwa unit biaya kapital untuk penambangan tembaga-emas dengan metode tambang terbuka sebesar USD 12,500 tpd. Sedangkan unit biaya kapital untuk penambangan tembaga-emas dengan metode tambang bawah tanah sebesar USD 17,500 tpd. Dengan kedua unit biaya kapital tersebut, diturunkan perkiraan biaya yang dibutuhkan oleh PT.Gorontalo Minerals untuk mencapai tingkat produksi maksimum sebesar 15.000 tpd seperti ditunjukkan pada Tabel 45. Perhitungan yang membutuhkan dukungan data akurat yaitu di saat fase konstruksi akan dimulai. Hal ini penting karena data mengenai karakter atau sifat cadangan yang akan diproduksi diasumsikan telah melalui pengujian tahap sebelumnya yaitu tahap penelitian eksplorasi. Adapun biaya capital tersebut dikeluarkan berdasarkan lamanya waktu pembangunan developmenent tambang bawah tanah grounded mining dan tambang terbuka open pit. Pada tambang bawah tanah rencana pembangunan dilakukan selama enam tahun, sementara tambang terbuka development dilakukan selama tiga tahun. Jadwal Investasi tambang bawah tanah dibagi kedalam enam tahap, yaitu pada tahun ke -5 sebesar 50 persen dari total biaya kapital dan sebesar 50 persen dibagi merata selama tahun ke -4 – 0. Sementara untuk investasi tambang terbuka juga akan dilakukan dalam tiga tahap, sebesar 33 persen dari total biaya modal tambang terbuka pada tahun ke 6 dan sisanya pada tahun ke 7 dan 8. Rencana pembiayaan ini sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah terprogram dalam jadwal kegiatan perusahaan.