Kecamatan Bone Raya Analisis Inventarisasi Lokasi

VI. VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA MINERAL

6.1 Valuasi Kelayakan Finansial

Valuasi ekonomi mineral dilakukan untuk mengetahui prospek mineral yang ada di wilayah studi. Tabel 44 mendeskripsikan wilayah-wilayah yang memilki potensi cadangan dan mineralisasi yaitu porphiry Cu-Au, epitermal AU- AG-Cu dan epitermal Au-Ag yang telah didetilkan penelitian eksplorasinya yaitu daerah Sungai Mak dan Cabang Kiri. Potensi di wilayah lain sedang dalam perencanaan penelitian eksplorasi dan meskipun kegiatan eksplorasi ini tidak jauh dari kegiatan pertambangan tanpa izin PETI di wilayah Motomboto dan Desa Bangio, namun belum pernah ada konflik yang terjadi. Tabel 44 Prospek Mineralisasi Kecamatan Tombulilato LOKASI POTENSI MINERALISASI Wilayah Konsesi Kontrak Karya PT Gorontalo Minerals Porphyry Cu – Au Cabang Kiri East Sungai Mak Kayubulan Cabang Kanan Gunung Lintah Epithermal Au – Ag – Cu Tulabolo Main Motomboto East Motomboto West Motomboto Mohutango Wilayah konsesi Ephitermal Au – Ag Kaindundu Mamungaa Mootayu Sumber: Olahan Data PT Gorontalo Minerals Pada umumnya setiap valuasi ekonomi untuk suatu sektor usaha dilakukan tidak lepas dari aspek perspektif manajemen. Asumsi apa yang akan terjadi bila usaha ini diputuskan untuk dikerjakan dan bagaimana kita meresponnya adalah dua pertanyaan yang selalu muncul untuk dijawab baik secara konsepsi maupun dari aspek terapan dan umpan baliknya terhadap suatu usaha. Oleh karena itu metode valuasi ekonomi harus mempertimbangkan apa yang mungkin terjadi di masa yang akan datang dan strategi apa yang harus disiapkan untuk 132 menghadapinya serta tujuan dari memilih alternatif untuk memaksimalkan value. Terdapat beberapa tantangan yang dihadapi dalam melakukan perhitungan asset pertambangan diantaranya: Manajemen selalu diperhadapkan oleh suatu pengelolaan usaha pertambangan dengan dihantui oleh ketidakpastian. Bila demikian pendekatan apa yang seharusnya dilakukan untuk menilai suatu proyek pertambangan? Adakah infomasi pasar dari lembaga resmi yang menjadi pedoman manajemen untuk menjual produk berbasis pertambangan? Persoalan ini relatif dialami oleh manajemen PT Gorontalo Minerals untuk melakukan perhitungan dan penilaian cadangan tambang baik dari aspek teknis seperti hasil penelitian eksplorasi dan aspek non-teknis terkait. Hal tersebut terkait dengan kondisi lingkungan eksternal perusahaan yang belum tentu dapat digeneralisir dengan aspek teknis dan non-teknis yang berlaku di perusahaan pertambangan yang lain. Akibatnya ada perbedan dalam pendekatan keputusan manajemen. Nilai waktu time value yang digunakan di awal penelitian sampai masuk pada perhitungan cadangan sangat tergantung pada data yang diperoleh di lokasi sangat krusial karena terkait dengan nilai waktu itu sendiri yang semakin hari semakin naik nilainya. Data yang sangat dibutuhkan dalam studi ekonomi yaitu adanya hasil kajian prospek cadangan tembaga, emas dan perak di wilayah konsesi PT Gorontalo Minerals PT.GM. Selain dilakukan studi berdasarkan aspek-aspek teknis juga dilakukan studi berdasarkan aspek finansial dan keekonomian. Analisis keekonomian dilakukan berdasarkan skenario rencana penambangan dan produksi tahunan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya pada bab perencanaan tambang. Adapun hasil kajian teknis yang wajib disusun oleh perusahaan dalam rangka mendukung operasi tambang meliputi aspek konstruksi maupun aspek produksi yang meliputi, aspek geologi, penambangan, pengolahan tembaga-emas serta kajian mengenai transportasi baik konsentrat maupun tailing. Aspek-aspek lain yang berkaitan dengan analisis keekonomian seperti discount rate, eskalasi 133 harga dan biaya dan nilai tukar valas. Oleh karena itu besarnya nilai investasi serta biaya operasi yang diperlukan maka analisis ini digunakan indikator-indikator umum yang diperoleh dari operasi penambangan lainnya yang sejenis. Aliran kas prospek cadangan tembaga-emas PT.GM disimulasi berdasarkan rencana penambangan tembaga-emas dengan metode tambang bawah tanah yang direncanakan akan berjalan selama 30 tahun. Kemudian dilanjutkan dengan simulasi tambang terbuka selama 22 tahun yang dimulai setelah tambang bawah tanah beroperasi sampai tahun ke 9, dengan umur tambang secara keseluruhan adalah 30 tahun. Asumsi operasi penambangan yang akan digunakan adalah metode tambang bawah tanah dan tambang terbuka dengan rencana produksi masing- masing 15.000 tpd untuk tambang bawah tanah dan 15.000 tpd untuk tambang terbuka dengan 365 hari kerja selama satu tahun. Kegiatan penambangan dimulai dengan operasi tambang terbuka. Pada tambang terbuka, di tahun-tahun awal tingkat produksi tembaga-emas PT.GM diasumsikan terus ditingkatkan hingga mencapai target produksi maksimum sebesar 15.000 pada tahun ke-3 dan konstan sampai tahun ke-30. Produksi pada tahun ke-1 adalah 25 persen dari 15.000 tpd atau sama dengan 3.750 tpd. Sedangkan produksi tahun ke-2 adalah 75 persen dari rencana produksi maksimum atau sebesar 11.250 tpd. Sementara itu, tambang bawah tanah mulai dikembangkan setelah tambang terbuka mencapai produksi maksimum yaitu tahun ke-4. Dengan masa pengembangan selama 3 tahun, tambang bawah tanah mulai dioperasikan pada tahun ke-7 dengan produksi awal sebesar 33 persen dari 15.000 tpd atau sama dengan 5.000 tpd. Produksi pada tahun ke-8 adalah 66 persen dari rencana produksi maksimum atau sebesar 10.000 tpd dan produksi maksimum dicapai pada tahun ke-9 sampai dengan tambang berakhir di tahun 30 sebesar 15.000 tpd. Analisis ekonomi dilakukan dengan menggunakan konsep aliran kas diskonto. Beberapa komponen dasar yang digunakan untuk analisis keekonomian antara lain biaya kapital, biaya produksi dan jumlah produksi tembaga-emas. Indikator utama yang digunakan untuk menentukan kelayakan rencana produksi tembaga-emas adalah Net Present Value NPV. NPV yang bernilai positif menunjukkan bahwa rencana penambangan tembaga-emas PT.GM layak secara