Analisis Spasial dan Land Tenure

56 Penjelasan tentang unsur cost of equity yang telah dirumuskan di atas dapat dideskripsikan sebagai berikut: i. Rf Risk Free Rate harga batubara dalam industri sumberdaya alam didasarkan pada satuan USD, biasanya aliran kas cash flow dibuat dalam USD. Menggunakan suku bunga tahunan rata-rata dari suku bunga US Treasury selama 10 tahun sebagai acuan risk free rate yang sesuai, mengacu pada lokasi investasi yang akan dilakukan. Faktor yang berpengaruh langsung terhadap asumsi cash flow adalah inflasi dan nilai tukar. Saat ini, suku bunga nominal rata-rata per tahun dari suku bunga US Treasury sebesar 2,9 persen. ii. Rc Country Risk Premium Investasi di negara berkembang lebih beresiko dibandingkan dengan investasi di Negara maju, hal ini disebabkan Negara berkembang memiliki dasar perekonomian lebih lemah dibandingkan Negara maju. Hal ini ditunjukkan tingkat kredit yang lebih rendah serta tingkat pinjaman luar negeri yang lebih tinggi pada negara berkembang. Perbedaan incremental dalam biaya pinjaman antara Negara berkembang dan negara maju disebut dengan country risk premium dan dapat ditentukan dengan resiko dasar yang dikenakan pada pinjaman di Negara tersebut. PT.GM mengasumsikan nila dari country risk premium sebesar 4,1 persen, berdasarkan rata-rata diantara US Treasury dan pemerintahan Indonesia dalam kurun waktu 3 tahun. iii. β Equity Beta, β adalah ukuran dari hubungan paralel dari sebuah saham biasa dengan seluruh tren dalam pasar saham. Bila β 1,00 artinya saham cenderung naik dan turun lebih tinggi daripada pasar. β 1,00 artinya saham cenderung naik dan turun lebih rendah daripada indek pasar secara umum general market index . Dalam perhitungan, nilai β ditentukan sama dengan dengan 1 yang artinya kecenderungan kenaikan dan penurunan saham sebanding dengan indeks pasar secara umum. 57 iv. EMRP Equity Market Risk Premium, EMRP menunjukkan pengembalian tambahan dari risk free rate yang dibutuhkan investor untuk melakukan investasi secara aman. Beberapa penelitian menentukan EMRP antara lain Dimson, Marsh and Staunton 2003, meneliti EMRP di 16 negara yang berbeda dari tahun 1900 sampai 2002. Hasil penelitian disimpulkan bahwa EMRP sebagian besar pasar adalah 3-5 persen. Fama and French 2002 menentukan nilai EMRP dari tahun 1951 sampai 2000 sebesar 2,5 sampai 4,3 persen. Nilai tersebut terlalu jauh di bawah pengembalian saham dengan risk free rate 7.4 persen karena pengurangan EMRP menyebabkan kenaikan harga saham yang tidak dapat diprediksi. Nilai EMRP yang realistis berkisar antara 3 sampai 7 persen, nilai EMRP PT GM adalah 3 persen. Rumus yang digunakan adalah: 4 Ke = 2,9 + 4,1 + 13,0 = 10 e. Biaya Pinjaman Cost of debt Biaya Pinjaman adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemegangpembeli obligasi. Jika PT.GM meminjam dari lembaga keuangan dengan bunga pinjaman sebesar 8 persen per tahun, maka cost of debt adalah 8 persen. Perhitungan WACC dapat dilakukan menggunakan rumus berikut: 5 Dimana: E = Komposisi modal ; D = Komposisi pinjaman ; TC = Total modal + pinjaman Ke = Cost of Equity ; Kd = Cost of Debt ; T = Pajak Dengan perhitungan seperti diatas, maka nilai WACC adalah 6 WACC = 10 + 0 WACC = 10 Jadi nilai WACC dengan rasio debt-equity = 0-100 adalah 10. 58 Untuk mencapai asumsi pembagian royalti berdasar harga pasar bagi komoditi emas, tembaga dan perak serta discount rate juga biaya modal maka dibutuhkan analisis sensitivitas. Tujuan analisis sensitivitas adalah untuk menjaga ketidakpastian pasar dan kemungkinan lain yang terjadi seperti gejolak politik atau bentuk kekerasan dan unjuk rasa buruh yang dapat menganggu dan bahkan dapat membuat usaha dapat berhenti seperti dialami oleh perusahaan pertambangan di daerah lain. Adapun parameter aliran kas akan dilakukan dengan dua metode yaitu metode deterministik dan probabilistik. Tabel 8 menyajikan tujuan penelitian, data dasar, sumber data dan analisis variabel indikator serta output yang diharapkan pada valuasi ekonomi mineral berdasarkan perhitungan konvensional struktur pasar disajikan berikut ini. Tabel 8. Tujuan Penelitian 1, Data Dasar, Sumber Data, Analisis Variabel Indikator dan Output Valuasi Sumberdaya di Wilayah KK PT GM No Tujuan Penelitian Data Dasar Sumber Data Analisis Variabel Indikator Output yang diharapkan 1. 2. Analisis Investasi dan Kelayakan Ekonomi. Menganali- sis rasio cadangan hasil eksplorasi sumberdaya tambang apakah layak secara ekonomi Analisis proyeksi Kinerja Pembangun an Wilayah. Mengiden- tifikasi nilai royalti dan Pajak yang dapat diterima Daerah Hasil Kajian Teknis meliputi aspek geologi, penambangan , pengolahan tembaga dan emas serta kajian transportasi konsentrat dan tailing PT GM Data Investasi sejak eksplorasi dan periode penyiapan sarana prasarana PT GM Kab. Bone Bolango dalam angka 2005-2010 Olah Data untuk proyeksi total cadangan emas, tembaga dan perak Data diolah dari total cadangan mineral pada harga pasar Internasional. Olah Data untuk proyeksi penerimaan revenue Data diolah untuk memproyeksi nilai royalty dan pajak sesuai dengan UU dan Peraturan Pemerintah. Indikator utama kelayakan rencana produksi tembaga- emas adalah Net Present Value NPV, jika NPV bernilai positif menunjukkan rencana penambangan tembaga-emas PT.GM layak secara ekonomi. Indikator lain untuk menentukan kelayakan adalah Internal Rate of Return IRR dan Payback Period PBP. Analisis Sensifitas menggunakan metode deterministik dan metode probabilitas. kegiatan produksi tembaga-emas oleh PT.GM, secara tidak langsung pemerintah akan mendapatkan keuntungan melalui royalty dan pajak . Nominal royalty dan pajak ditunjukkan secara kuantitatif pada proyeksi aliran kas. 59

3.7.4 Valuasi Sumberdaya Tambang Model Hotelling

Tujuannya yaitu bagaimana ekstraksi yang optimal dapat dilakukan terhadap sumberdaya tambang, bagaimana memilih alur ekstraksi yang efisien dari berapa besar output optimalnya. Karena produk sumberdaya tambang tersebut harganya dipengaruhi oleh mekanisme pasar maka model Hottelling dalam analisis ini menggunakan struktur pasar kompetitif. Adapun asumsi-asumsi sederhana yang digunakan yaitu harga persatuan output dari sumberdaya konstan, artinya kurva permintaan dari sumberdaya bersifat elastis sempurna. Selanjutnya biaya ekstraksi sumberdaya diasumsikan hanya merupakan fungsi dari output Fauzi, 2006. Persamaan dari kedua asumsi diatas dapat diturunkan dalam model Hotelling. Dimisalkan harga per satuan output pada periode 0 dan 1 masing- masing adalah Po dan P . Jumlah ekstraksi pada kedua periode ditulis sebagai q dan 1 q . Dimisalkan bahwa biaya ekstraksi berkolerasi linier terhadap jumla yang diekstraksi, atau: t cq C 1 2 , 1 t 7 Di mana C adalah biaya perunit ekstraksi. Sehingga manfaat dari ekstraksi sumberdaya tambang dapat ditulis: 1 , t cq q p t t t t 8 Karena sifat sumberdaya tambang ini memiliki kendala stok yang terbatas, kendala tersebut dapat ditulis: S q q 1 9 Artinya adalah jumlah yang diekstrkasi pada dua periode tersebut harus sama dengan stok yang tersedia S . Ciri utama dari ekstraksi sumberdaya tambang ini yaitu sangat terkait dengan peranan waktu yang bersifat intertemporal, dimana manfaat ekonomi periode 0 dan periode 1 tidak sama, dimana pada periode 1 harus didiskon dengan menggunakan discount rate, sehingga total manfaat ekonomi ekstraksi sumberdaya tambang dapat ditulis: 1 1 1 PV 10